Bagi beberapa tifosi Serie A, musim 2019/2020 bisa dibilang sebagai momen yang cukup membosankan. Selain karena efek pandemi, performa beberapa tim kerap kali membuat jengkel pendukungnya. Ada yang menyalahkan kualitas skuad dan kebijakan manajemen yang buruk, ada pula yang menyebut pelatih sebagai biang keladi tidak maksimalnya performa sebuah tim.
Barangkali cuma Atalanta besutan Gian Piero Gasperini yang menjalani musim tersebut dengan gilang gemilang. Sementara Juventus, kendati tetap meraih status kampiun, justru kelihatan tak menggigit di bawah asuhan Maurizio Sarri yang kemudian dipecat.
Inter Milan yang kini ditangani Antonio Conte juga masih inkonsisten. Sempat melesat di awal musim, mereka tiba-tiba kehabisan bahan bakar di tengah musim. Walau bangkit jelang musim selesai, tetapi mereka tetap gagal membendung laju Juventus dan harus puas dengan label runner up.
Pun dengan AC Milan yang tertatih-tatih dan harus melakukan pergantian pelatih dari Marco Giampaolo ke Stefano Pioli di tengah musim, AS Roma besutan Paulo Fonseca yang penampilannya fluktuatif, Lazio-nya Simone Inzaghi yang menggebrak tapi kepayahan jelang garis finis dan Napoli arahan Gennaro Gattuso yang dihinggapi banyak masalah.
Akan tetapi, di musim 2020/2021, tifosi seolah mendapat angin segar. Ada cukup banyak perubahan sekaligus pembaruan yang terjadi dari setiap kesebelasan.
Misalnya saja Juventus yang mengganti Sarri dengan Andrea Pirlo serta mendatangkan Federico Chiesa dari Fiorentina atau Milan yang aktif berbelanja di sepanjang bursa transfer musim panas dengan merekrut Brahim Diaz sampai Sandro Tonali.
Inter sendiri tak tinggal diam karena memboyong Achraf Hakimi dan membawa pulang Arturo Vidal ke Italia. Sedangkan Atalanta, Roma, Lazio, dan Napoli juga memperkuat armada usai mencaplok nama-nama seperti Aleksei Miranchuk, Pedro Rodriguez, Vedat Muriqi, dan Victor Osimhen seraya mempertahankan sosok-sosok andalan.
Maka tak perlu heran kalau tifosi punya harapan lebih akan kompetisi Serie A 2020/2021. Paling tidak, kompetisi teratas di Negeri Spaghetti bakal menghadirkan cerita yang lebih menarik dan segar. Tidak menutup kemungkinan, memunculkan berbagai kejutan yang luar biasa.
Arena Pembuktian Pelatih Italia
Musim 2020/2021 bukan hanya ajang bagi klub Serie A untuk menunjukan taji mereka, melainkan periode krusial bagi para pelatih lokal yang diberi kepercayaan oleh manajemen klub, utamanya langganan papan atas. Pirlo di Juventus, Conte di Inter, Pioli di Milan, Inzaghi di Lazio, Gattuso di Napoli, sampai Gasperini bareng Atalanta bakal mendapat sorotan lebih dari khalayak maupun media.
Bagi tifosi, terutama mereka yang setia menikmati Serie A dari era 1990-an, nama-nama pelatih yang muncul saat ini tidaklah asing. Mayoritas mereka adalah figur-figur yang pada era tersebut masih aktif sebagai pemain. Apakah kamu merasa kian tua? Rasanya waktu berputar cepat sekali, ya.
Pirlo akan disorot karena ia sedang menangani kesebelasan peraih Scudetto sembilan musim pamungkas. Akan ada satu pertanyaan besar yang mengemuka, bisakah ia meneruskan kedigdayaan La Vecchia Signora? Di sisi lain, Conte tengah diburu target membawa I Nerazzurri mendongkel superioritas sang rival bebuyutan. Terlebih, ia merupakan allenatore dengan gaji paling tinggi di Serie A saat ini.
Pioli memamerkan performa yang apik bersama Milan di paruh kedua musim lalu. Hal tersebut berlanjut sampai kini, setidaknya hingga tulisan ini dibuat. Mampukah ia mengantar I Rossoneri meraih sesuatu yang lebih baik lagi?
Begitu juga dengan Inzaghi di I Biancoceleste yang akhirnya mencicipi lagi panggung Liga Champions, Gasperini yang terus memperlihatkan sihirnya di La Dea dan Gattuso yang musim lalu sukses meraih gelar perdananya sebagai pelatih berupa Piala Italia. Aksi-aksi lebih prima dari tim asuhan mereka tentu ditunggu-tunggu, bukan?
Persaingan dari nama-nama di atas menggaransi sesuatu yang menarik. Baik itu adu strategi di atas rumput hijau maupun psywar di luar lapangan. Lebih jauh, mereka juga meneruskan rivalitas para pelatih top Italia di masa silam seperti Carlo Ancelotti, Fabio Capello, Marcello Lippi, Giovanni Trapattoni, sampai Arrigo Sacchi.
Sejauh ini, hingga Serie A 2020/2021 menyelesaikan tiga giornata, Gasperini masih duduk sebagai yang terbaik. Ia mengantar tim asuhannya duduk di puncak klasemen sementara dan dibuntuti oleh Milan-nya Pioli. Lalu dari kejauhan, Pirlo, Conte, Gattuso, dan Inzaghi bersama timnya masing-masing senantiasa mengintip kans untuk memangkas jarak.
Dengan adanya salah satu institusi kepelatihan terbaik di Eropa yaitu Il Centro Tecnico Federale di Coverciano, sudah seharusnya pelatih-pelatih Italia yang kebanyakan lahir di tempat tersebut mampu berbicara banyak dalam kancah persepakbolaan Benua Biru. Bukan tanpa alasan Coverciano disebut sebagai Pabrik Pemikir, pasalnya ada banyak pelatih lokal yang lulus dari sana dan kemudian bisa menjadi ahli taktik jempolan.
Pada gelaran Serie A 2020/2021, kita akan melihat kompetisi ini menjadi arena gladiator bagi para pelatih lokal. Mereka mengusung misinya masing-masing bersama klub yang ditangani. Siapa yang kuat, dialah yang akan jadi pemenang. Sementara mereka yang lemah, bakal jadi pecundang karena dihadiahi surat pemecatan. Taktik dan strategi siapakah yang paling mumpuni?