Chairil Anwar Menulis Akhir Kisah Bale di Real Madrid

Tiada lagi, Aku sendirian, Berjalan menyisir semenanjung

Masih pengap harap, sekali tiba di ujung

Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat

Sedu penghabisan bisa terdekap

 

Bait terakhir dalam puisi karangan Chairil Anwar dengan judul Senja di Pelabuhan Kecil tersebut seolah menceritakan senjakala karir Gareth Bale di Real Madrid. Pada musim ini, ia harus menerima kenyataan bahwa ia bukan lagi pilihan utama bagi sang pelatih, Zinedine Zidane.

Dari total 41 laga yang sudah dilakoni Madrid di semua kompetisi, Bale hanya mendapatkan 12 kali kesempatan untuk membela Los Merengues. Dua gol dan dua asis di musim ini bisa dibilang merupakan catatan buruk yang pernah ditorehkan oleh winger berkebangsaan Wales itu.

Fakta tersebut menjadi alasan kenapa Florentino Perez, yang pada awal musim membela Bale, mulai memasukkannya dalam daftar pemain yang siap dilego akhir musim nanti. Bukan itu saja, ribuan madridista pun tak sungkan mencemooh Bale saat ia menjejakkan kaki di atas lapangan.

Situasi yang dialami Bale sekarang seperti mengamini dua kata pertama dalam Puisi Charil Anwar di awal. Tiada lagi pihak yang percaya akan kualitas Bale ketika bermain, pemain sayap kelahiran Cardiff 16 Juli 1989 tersebut kini sendirian berjalan menyisir ujung karirnya di Santiago Bernebau.

Cedera yang dialami Bale serta sesaknya penghuni koridor flank yang ada di Real Madrid menjadi biang kerok. Kedatangan Eden Hazard di awal musim semakin menambah panas persaingan yang di musim sebelumnya diperebutkan Asensio, Vinicius Junior, dan Mariano Diaz.

Sementara itu, ruang pemulihan begitu akrab pula dengan Bale. Menjadi tambahan masalah lain saja bagi pemain berusia 30 tahun ini. Dampaknya, kualitas permainannya sudah dianggap menurun oleh Zidane dibandingkan tahun-tahun keemasannya dulu.

BACA JUGA:  Youri Tielemans yang Esensial bagi Leicester City

Di saat Hazard maupun Isco menepi, pelatih asal Prancis itu bahkan lebih memilih memainkan Vinicius atau Mariano ketimbang Bale. Cedera, usia yang tak lagi muda, dan banyaknya pemain belia seolah menjadi pertanda ujung cerita Bale dan Madrid di musim ini.

Kondisinya saat ini memang runyam. Keinginan untuk bisa kembali ke performa terbaik dalam timo singkat dan harapan untuk dapat menyelesaikan kontrak di Madrid hingga Juni 2022 pun hanya tampak di angan-angan.

Masih pengap harap, sekali tiba di ujung,” begitu kata Chairil Anwar.

Berpisah dengan Real Madrid, mencari klub baru merupakan jalan keluar bagi Bale. Mencari tim yang mau lebih bersabar merawat cederanya dan memberikan waktu bermain sepertinya menjadi pilihan paling bijak bagi pemain sayap favorit Carlo Ancelotti ini.

Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat,” begitulah Chairil Anwar memberikan pasokan kata-kata kepada Bale andai ia bingung mencari kalimat perpisahan kepada Si Putih dari Madrid yang merupakan klub keempatnya itu.

Sebuah keputusan yang berat memang. Namun, itulah hal yang paling rasional yang dapat diambil oleh pemain yang pernah mempermalukan Javier Zanetti, Maicon, dan Marc Bartra dengan sprint-nya yang diluar batas akal itu.

Bakatnya berlari di sisi lapangan itu pertama kali tercium Southampton yang kemudian menggaetnya dari klub amatir, Cardiff Civil Service F.C. Penampilan yang konsisten bersama The Saints kemudian membuat Bale dipinang klub ketiganya, Tottenham Hotspurs.

Bersama The Lilywhites, Bale bertransformasi dari fullback menjadi winger. Di posisi itulah, ia menunjukkan kelasnya sebagai salah pemain top Eropa dengan menorehkan 42 gol dari 146 penampilannya.

Catatan ini yang kemudian membuat Madrid kehilangan akal. Mereka rela memecahkan rekor transfer pemain termahal milik Cristiano Ronaldo demi pemain bertinggi 183 cm ini dengan banderol 101 juta euro. Transfer itu memastikan Bale mencatatkan namanya sebagai pemain termahal di dunia.

BACA JUGA:  Team of The Week Liga 1 Pekan Ke-3: Dominasi Serangan Pemain Asing

Kepindahannya tersebut juga memastikan Madrid menjadi klub keempat baginya, di mana awal kisah dimulai dengan indah. Los Blancos menjadi tempat bagi Bale meraih beragam prestasi. Satu per satu trofi mulai menghampiri dalam karir sepakbolanya.

Bersama tim dari Ibukota Spanyol itu, Bale tercatat sudah memenangkan empat trofi Champions League, tiga gelar UEFA Super Cup, tiga piala FIFA Club World Cup, dan gelar La Liga, Copa Del Rey, serta Supercopa de Espana masing-masing sekali.

Selain karena torehan gelar yang berjubel, Bale juga akan dikenang sebagai juru selamat bagi Madrid di beberapa partai final yang dilakoni tim seteru abadi Barcelona tersebut.

Dua gol indah di partai final Liga Champions 2017/18 ketika bertemu Liverpool adalah yang masih ingat di kepala seluruh Madridista. Bagaimana tendangan salto Bale tidak hanya membuatnya masuk dalam nominasi Puskas Award, tetapi juga mengubur karir Loris Karius pada malam itu.

Madridista juga tentu tak akan lupa final Copa Del Rey 2013/14. Bagaimana Bale dengan sprint khasnya melewati garis pinggir lapangan meninggalkan Marc Bartra terengah-engah sebelum akhirnya menceploskan bola ke gawang Barcelona.

Sepasang kenangan tersebut akan selalu diingat oleh publik Santiago Bernabeu pada masa Bale menjadi momok bagi para pemain belakang lawan. Atau setidaknya, dulu itu yang melekat kepada pemilik nomor punggung sebelas tersebut.

Andai pada akhirnya ia hengkang di akhir musim nanti, Bale tetap dapat berbangga diri dengan semua penghargaan dan kenangan yang ia tinggalkan bersama klub peraih gelar Champions League terbanyak itu. Karena baginya, sedu penghabisan bisa terdekap.

Komentar
Abdi negara yang suka nonton sepakbola tanpa huru-hara. Akun twitter @abietsaputra