Sebelum Kick off, kita biasa menyaksikan wasit melempar koin dengan disaksikan oleh kapten masing-masing kesebelasan yang akan berlaga. Undian koin memang menjadi hal yang rutin dilakukan untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu melakukan kick off atau siapa yang memilih sisi lapangan yang menguntungkan.
Sebelumnya, kedua kapten kesebelasan akan memilih salah satu sisi koin. Wasit kemudian mengundinya dengan cara dilempar ke udara dan ditangkap kembali. Sisi koin yang menghadap ke atas akan dianggap sebagai pemenang undian tersebut.
Uniknya, ternyata undian koin pernah pernah dilakukan untuk mengambil sebuah keputusan yang lebih besar, yaitu menentukan pemenang sebuah pertandingan. Tidak tanggung-tanggung, hal unik itu terjadi di Piala Eropa.
Saat itu Piala Eropa memasuki gelaran edisi ketiga setelah sebelumnya diadakan pada tahun 1960 di Prancis dengan memunculkan Uni Soviet sebagai jawara dan tahun 1964 yang mengantarkan Spanyol, yang berstatus tuan rumah, menjadi juara setelah berhasil mengalahkan juara bertahan di partai final.
Demi meningkatkan gengsi dan kualitas turnamen, UEFA melakukan beberapa perubahan. Selain mengubah nama resmi kejuaraan dari The European Nations Cup menjadi The European Football Championship.
Format pertandingan juga ikut direvolusi. Bila dua edisi sebelumnya menggunakan sistem gugur dari babak pertama hingga final, mulai tahun 1968 dipakai sistem grup di babak penyisihan.
Total sebanyak 31 peserta dibagi ke dalam 8 grup dengan peringkat teratas tiap-tiap grup berhak lolos ke perempat final yang memakai sistem gugur.
Hasil laga di babak penyisihan meloloskan Uni Soviet, Hungaria, Bulgaria, Italia, Yugoslavia, Inggris, Prancis, dan juara bertahan, Spanyol. Memasuki semifinal, 4 negara yang tersisa adalah Uni Soviet, Inggris, Italia dan Yugoslavia.
Kebetulan atau tidak, duel para semifinalis mempertemukan negara Eropa Barat melawan negara Eropa Timur. Yugoslavia menghadapi Inggris, dan Uni Soviet ditantang tuan rumah, Italia.
Nah, laga antara italia melawan Uni Soviet inilah yang kemudian melahirkan keanehan.
Uni Soviet, yang kala itu lebih diunggulkan, mampu ditahan imbang oleh Italia dengan skor 0-0. Hingga perpanjangan waktu, skor kaca mata tetap bertahan.
Untuk menentukan pemenang partai itu dipilihlah cara yang jauh di luar akal sehat, yaitu; undian koin! Maklum saja, pada masa itu sepak bola belum mengenal istilah adu penalti, silver goal apalagi golden goal. Italia, yang sedang dinaungi Dewi Fortuna, berhasil melaju ke final karena “menang” dalam undian koin tersebut.
Di partai final yang mempertemukan Italia dan Yugoslavia, pertandingan juga berakhir dengan skor 1-1 hingga 120 menit pertandingan selesai. Menyadari jika undian koin yang memenangkan Italia di semifinal adalah keputusan yang “aneh”, UEFA memutuskan untuk mengadakan pertandingan ulang.
Di laga replay tersebut, Italia berhasil mengandaskan Yugoslavia dengan skor 2-0. Luigi Riva dkk pun berhasil menjadi kampiun baru di Eropa.
Coba bayangkan jika seandainya Anda adalah orang berkebangsaan Uni Soviet yang hidup di tahun 1968. Bagaimana Anda menanggapi kesuksesan Gli Azzurri pada waktu itu?