Aston Villa Ingin Mengaum Lebih Lantang

Kiprah Aston Villa di laga perdana Liga Primer Inggris musim ini diwarnai kekalahan mengejutkan dari Watford (14/8). Skuad asuhan Dean Smith harus mengakui keunggulan The Hornets dengan skor tipis 3-2. Kekalahan dari tim yang baru promosi itu bak alarm bahaya bagi The Villans.

Padahal kegiatan transfer dari klub yang berkandang di Stadion Villa Park tersebut cukup aktif selama bursa jual dan beli pemain. Ekspektasi bahwa mereka bisa tampil lebih baik pun melejit.

Total ada tiga belas pemain yang didatangkan manajemen ke kota Birmingham, dengan status permanen maupun pinjaman.

Salah satu alasan di balik aktifnya Aston Villa bergerak mencari pemain baru adalah kepindahan kapten mereka, Jack Grealish, ke Manchester City.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, Grealish ditebus Manchester City dengan mahar 117,5 juta Euro dan resmi menjadi pemain termahal di Liga Primer Inggris musim ini sekaligus memecahkan rekor transfer termahal di Liga Primer Inggris sepanjang masa.

Dengan hengkangnya Grealish ke kota Manchester, dana segar yang Aston Villa dapat bisa digunakan untuk aktif berbelanja amunisi anyar.

Secara keseluruhan, mereka mengeruk uang tak kurang dari 123 juta Euro selama bursa transfer kemarin. Dilihat dari sisi manapun, hal tersebut menguntungkan bagi tim sekelas The Villans.

Keaktifan Aston Villa berburu pemain di bursa transfer juga dibarengi dengan kecerdikan dari manajemen untuk merekrut pemain yang memiliki profil menarik seperti Leon Bailey, Emiliano Buendia, Danny Ings, dan Ashley Young.

Keempat pemain tersebut bukan pemain yang biasa saja. Tengok saja performa yang mereka perlihatkan di musim lalu serta musim-musim sebelumnya. Kita bisa sama-sama melihat kualitas dan konsistensi dari mereka.

Bahkan saat laga perdana Aston Villa berjumpa Watford, Bailey dan Ings langsung menunjukkan kontribusinya. Bailey mengukir asis sedangkan Ings mencetak gol.

Walau tak punya nama besar, tetapi keberhasilan The Villans menggaet sejumlah pemain berkualitas membuktikan bahwa mereka punya daya tarik tersendiri.

Sebelum resmi berbaju Aston Villa, Buendia terlebih dahulu menolak pinangan Arsenal, tim yang notabene lebih top di jagad Liga Primer Inggris.

Bicara tentang pergerakan transfer klub yang memenangkan trofi Piala Champions 1981/1982 ini, maka kita harus menyebut Johan Lange, sang direktur olahraga dan Rob Mackenzie yang menjabat sebagai kepala rekrutmen pemain.

Kinerja dua orang ini tergolong memuaskan karena berhasil menggamit pemain-pemain dengan kapabilitas mumpuni yang tidak terdeteksi radar klub lain.

Pada musim lalu, kolaborasi Lange dan Mackenzie sukses mendaratkan Emiliano Martinez, kiper yang tersisih di Arsenal, dan striker menjanjikan, Ollie Watkins, dari Brentford.

Di Villa Park, keduanya tampil memesona musim lalu. Martinez senantiasa mengisi pos di bawah mistar dan mencatat rekor 15 laga tanpa kebobolan sementara Watkins menggelontorkan 14 gol dan 5 asis. Alhasil, keduanya pun mendapat panggilan dari tim nasional Argentina dan Inggris.

Martinez yang dipercaya sebagai kiper nomor satu timnas Argentina akhirnya mampu membawa negaranya jadi kampiun Copa America 2021. Watkins yang sayangnya gagal menembus skuad utama Inggris di Piala Eropa 2020 dinilai punya banyak kesempatan untuk menjadi andalan The Three Lions di masa mendatang.

Bila musim lalu The Villans cuma nangkring di peringkat sebelas Liga Primer Inggris, harapan untuk melihat Young dan kawan-kawan finis di tempat yang lebih tinggi menyeruak pada musim 2021/2022.

Paling tidak, mereka bisa menembus sepuluh besar atau bahkan bersaing memperebutkan tiket lolos ke kejuaraan antarklub Eropa semisal Europa League atau Europa Conference League.

Usai kekalahan pahit dari Watford, anak asuh Smith berhasil bangkit dan mulai mengumpulkan poin-poin penting. Mereka menang atas Newcastle United (21/8) serta imbang kontra Brentford (28/8).

Ings kembali mencatatkan namanya di papan skor kala mencetak gol pembuka kemenangan atas Newcastle serta membuat asis ketika imbang melawan Brentford. Sementara Buendia membuka keran golnya dalam laga yang disebut terakhir.

Tak sampai di situ karena Aston Villa juga berhak melenggang ke putaran ketiga Piala Liga guna berhadapan dengan Chelsea (22/9) setelah menghempaskan Barrow dengan skor 6-0 di putaran kedua (24/8).

Aston Villa digadang-gadang bisa mereplikasi penampilan West Ham United asuhan David Moyes musim lalu yang melesat sebagai kuda hitam dan bersaing dengan tim-tim mapan untuk beroleh tiket mentas di kejuaraan antarklub Eropa.

Iklim kompetisi Liga Primer Inggris yang semakin kompetitif, pada akhirnya membuat The Villans termotivasi untuk mengembalikan kekukuhan seperti di era 1980-an.

Menjual Grealish memang berisiko. Terlebih dirinya adalah penggawa esensial. Namun hal itu perlu dilakukan untuk memperkuat armada sebab penjualan Grealish menghasilkan duit yang amat berlimpah.

Anggapan bahwa mempertahankan pemain kunci adalah keharusan kian terkikis akhir-akhir ini. Sebab menjual mereka dengan nilai tinggi lalu mensubstitusinya dengan sosok yang bisa jadi harganya lebih murah tetapi punya kualitas, nyatanya tetap bisa membuat sebuah tim kompetitif.

Dengan investasi yang tepat yaitu membeli pemain berkualitas dan sesuai kebutuhan pelatih, Aston Villa punya peluang untuk tampil lebih baik dibanding musim-musim sebelumnya. Mereka bisa menjadi kejutan pada musim kompetisi kali ini.

We Are Villa!

Komentar

This website uses cookies.