Bawah Skor Mandala: Pengetahuan Sejarah Bagi Suporter

Bawah Skor Mandala merupakan komunitas pengarsipan sejarah sepak bola Yogyakarta, lebih khusus pada Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM). Dimaz Maulana, founder Bawah Skor Mandala, bercerita pada kami tentang komunitas yang kini menginjak tahun kedua tersebut. Wawancara dilakukan di salah satu kedai dekat Universitas Gadjah Mada, pada 19 September 2014, pukul 19:30 oleh Sirajudin Hasbi dan Yoga Cholandha.

courtesy: Bawah Skor Mandala
courtesy: Bawah Skor Mandala

– Bagaimana ceritanya bisa mulai mengarsipkan sejarah PSIM Yogyakarta?

“Ketika itu akhir tahun 2012 aku melakukan penelitian tentang film dan bioskop. Waktu itu rentang temponya 1900-an hingga 1940-an. Saat aku mencari tentang seni pertunjukkan, iklan bioskop, aku sambil memotret berita olahraga. Kalau di Anri aku hanya membaca karena kalau memotret kena charge. Kalau di Jogja Library aku memotret. Yang kira-kira penting aku sekalian potret.”

– Bagaimana cara yang ditempuh untuk pengarsipan ini?

“Aku mulai fokus pada April 2013. Ya, sederhana, aku potret arsip. Aku mulai fokus setelah aku bikin akun @Bawahskor. Kemudian pas aku upload cerita tentang sejarah ternyata sambutan bagus. Kemudian aku tarik benang merahnya, arsip. Aku kemudian membuat periode penting PSIM. Tahun 1997 ketika promosi, 2000 saat degradasi. Ya data yang aku ada mulai tahun 1994 hingga 2005. Tahun 2005 itu waktu promosi. koran yang menjadi rujukan itu Kedaulatan Rakyat (KR), Bernas, dan ada beberapa yang lain. Tapi, ya memang tergantung dengan koleksi di perpustakaan yang lengkap KR. Ada berita di KR kalau porsi berita PSS akan lebih banyak, kan ketika itu PSS promosi ke Divisi Utama. Ada artikelnya tapi aku lupa tidak mengarsipkannya, mungkin nanti kucari lagi.”

– Apakah ada teman untuk mengarsip atau sendiri? Lalu, panduan apa yang dipergunakan?

BACA JUGA:  Serangkaian Kisah Bayern Munchen Tempo Doeloe

“Aku melakukannya sendiri. Panduanku itu periodisasi RSSSF (salah satu kontributornya Novan Herfiyana). Di situ bagus, ada tanggalnya, jadi aku catat tanggalnya kemudian aku cari arsipnya. Aku jadi dapat, PSIM melawan tim dari Jepang, High School yang sedang piknik, di tahun 1970-an. Selain 1994-2005 aku ada beberapa arsip yang tua. Arsip tertua tahun 1977 itu tentang pembangunan Stadion Mandala Krida karena aku sendiri masih belum yakin kalau itu dibangun tahun 1976. Itu bagian dari project yang sedang aku garap, “Babad Mandala”, ya mulai ingin melibatkan teman-teman suporter yang menjadikan stadion Mandala Krida itu kan menjadi tempat ibadah. Awalnya aku menyangsikan itu karena menemukan arsip bahwa PSIM masih bermain di stadion Kridosono di tahun 1976 itu jadi aku menyangsikan”

– Apa tujuan atau goal yang ingin dicapai melalui project ini?

“Aku ingin mengedukasi teman-teman suporter agar tahu sejarah. Selama ini kan menjadi masif 1929 atau 1976, apakah benar atau tidak? Ya, kita perlu menemukan jatidiri kita sesungguhnya. Aku sendiri ke lapangan secara reguler mulai tahun 2004, waktu SMA. Aku terdorong oleh lingkungan yang mendukung PSIM. Ketika itu di Mandala sedang pertandingan malam, langsung suka dan merasakan menonton langsung lebih menarik daripada di televisi.”

– Kendala seperti apa yang dihadapi dalam proses pengarsipan?

“Kendalanya lebih ke peralatan dan waktu. Kamera masih nebeng. Jadi, kalau sudah ada waktu, kamera tidak ada atau sebaliknya. Sama aku masih ingin sekali teman-teman memiliki kesadaran untuk ikut aktif melakukan ini. Sebenarnya ini bisa menarik untuk teman-teman semua. Misalnya, ada pola yang sama di tahun 2001 dengan sekarang, yakni mengandalkan materi pemain lokal.”

BACA JUGA:  Tarkam: Kultur Sepakbola Indonesia yang Penuh Warna

– Akun ramai, follower juga meningkat, mengapa belum memiliki tandem untuk melakukan pengarsipan?

“Masih ada yang lebih menarik bagi mereka, misalnya mencari sepatu adidas hehe fashion before passion. Padahal ini penting juga. Misalnya bisa untuk psywar, aku pernah melakukan saat PSIM tanding lawan PSS kemarin di stadion Maguwoharjo aku upload artikel tentang derby yang lama. Oh ya, Bawak Skor Mandala itu punya forum. Ada suporter yang suka diajak diskusi, biasanya di Mess PSIM. Yang dibahas misalnya artikel yang aku temukan atau project kecil. Tidak terlalu banyak tapi ya ramai sekitar 9 pemain. Ada pemain juga yang ikutan seperti Seto Nurdiyantoro, Wahyu “Kancil” Dianto, Marjono (2001-2008), Prasetyo Sugianto. Ya itu pemain legend di PSIM. Selain itu kami juga membuat kaos dengan arsip foto suporter PSIM yang away ke Semarang.”

– Apa keinginan ke depan Bawah Skor Mandala?

“Aku ingin mempunyai ruang alternatif khusus sepak bola. Ya teman-teman bisa diskusi, nonton film, dan lain-lain. Tapi, itu mungkin masih lama. Tahun depan ingin menerbitkan buku tentang PSIM. Oh ya, sama produksi kaos juga. Sejauh ini sudah dua desain, grafis Kancil dan yang foto away ke Semarang 1985 waktu itu masih main di stadion Citarum.”

Apabila ingin mengikuti perkembangan dan aktivitas Bawah Skor Mandala silakan ikuti akun twitter @BAWAHSKOR.

Wawancara dilakukan oleh Sirajudin Hasbi

Komentar
Akrab dengan dunia penulisan, penelitian, serta kajian populer. Pribadi yang tertarik untuk belajar berbagai hal baru ini juga menikmati segala seluk beluk sepak bola baik di tingkat lokal maupun internasional.