“Hakan (Calhanoglu) melakukan tugasnya dengan baik. Untuk itulah kami merekrutnya”, puji Simone Inzaghi seperti dikutip dari Football Italia.
Performa gelandang asal Turki yang baru bergabung dengan Inter Milan pada musim 2021/2022 tersebut memang sedang tokcer belakangan ini.
Dalam rentang tujuh laga pamungkas lintas ajang, Hakan mengemas 5 gol dan 3 asis. Dipandang dari sudut manapun, catatan itu sulit untuk tidak dianggap mentereng.
Sosok kelahiran Mannheim, Jerman, tersebut menjadi senjata baru I Nerazzurri dari lini kedua yang presensinya wajib diwaspadai lawan.
Ia mengisi satu dari tiga gelandang tengah dalam formasi 3-5-2 kesukaan Inzaghi. Hakan sendiri banyak beroperasi di tiga koridor permainan. Sayap kiri, ruang apit kiri, dan tengah.
Bersama Nicolo Barella dan Marcelo Brozovic, Hakan menjadi konduktor serangan. Ketiganya mengatur ritme dan arah serangan. Mau lewat sisi sayap atau tengah. Melalui umpan-umpan pendek atau umpan panjang.
Bareng duo asal Italia dan Kroasia itu, Hakan juga memegang peranan penting dalam fase bertahan. Mereka akan memacu tenaganya guna lintang pukang menutup ruang atau merebut bola dari kaki lawan sesaat setelah Inter Milan kehilangan penguasaan bola.
Sebagai figur kreatif, Hakan piawai melepas umpan yang memanjakan para striker sehingga mereka dengan mudah mencetak gol. Tak cuma itu, pemain bernomor punggung 20 ini juga lihai menciptakan peluang untuk dirinya sendiri.
Kian menggembirakan bagi Inter Milan, hal itu dapat dilakukannya dalam situasi open play maupun set piece. Artinya, segala bentuk serangan yang diinisiasi Hakan mesti dicermati.
Gol-gol Hakan saat melawan AS Roma serta Venezia dan Cagliari menjadi contoh nyata. Memberi ruang terlalu banyak kepadanya berpotensi menimbulkan malapetaka.
Pergerakannya dengan bola kudu diperhatikan secara saksama sebab dalam sepersekian detik, visinya yang ciamik dapat mendorong kaki-kakinya untuk melepaskan umpan terukur. Terlebih, ia memiliki passing range dan akurasi mumpuni.
Bila tidak mengumpan, ia dapat melepaskan sepakan-sepakan terarah yang bikin kiper jatuh bangun guna melakukan antisipasi. Andai gagal, maka jaring gawang bakal bergetar.
Pun saat ia tak menguasai bola. Hakan pandai memosisikan diri serta memahami pergerakan rekan setimnya di lapangan. Alhasil, Inter Milan dapat mengeksploitasi ruang yang ada secara maksimal.
Sebetulnya, pujian yang dituturkan Inzaghi tidak terjadi baru-baru ini. Sang pelatih mengungkapkannya berbulan-bulan lalu ketika anak asuhnya tampil prima dalam laga pra-musim kontra Crotone (28/7). Saat itu, ia menyumbang satu gol dan tiga asis seraya membawa I Nerazzurri menang telak 6-0.
Akan tetapi, ada yang perlu digarisbawahi dari pujian Inzaghi kepadanya. Sang allenatore menekankan bahwa menggamit eks andalan AC Milan tersebut pada bursa transfer musim panas kemarin memang sesuai dengan rencana tim.
Secara ekonomi, merekrut Hakan adalah keuntungan bisnis bagi I Nerazzurri karena ia diboyong dari sang rival sekota tanpa biaya.
Sementara dari kacamata taktis dan teknis, pemain berusia 27 tahun itu dinilai cocok dengan kebutuhan Inzaghi akan figur gelandang kreatif buat menemani Barella dan Brozovic sebagai motor permainan tim.
Inter Milan sendiri telah kehilangan satu sosok gelandang kreatif sekaligus elegan dalam wujud Christian Eriksen musim ini.
Masalah jantung yang diderita gelandang asal Denmark itu saat membela negaranya di Piala Eropa 2020 lalu bikin petualangannya bareng I Nerazzurri selesai.
Pasalnya, regulasi kesehatan di Negeri Pasta melarang atlet yang terpasang alat bantu jantung di tubuhnya untuk tetap aktif berkompetisi. Kemarin (17/12), Eriksen dan manajemen Inter Milan sepakat menyudahi kontrak via kesepakatan bersama.
Sempat kurang meyakinkan pada beberapa laga di awal musim, pelan tapi pasti Hakan membuktikan kepada Interisti bahwa kesebelasan yang mereka dukung tidak salah mencomotnya.
Seiring dengan lancarnya proses adaptasi, Hakan semakin klik dengan rekan-rekannya dan bahkan melejit sebagai salah satu kunci permainan.
Berdasarkan statistik Fbref, rasio operan suksesnya mencapai 80,6 persen dengan 3292 yards di antaranya merupakan umpan progresif atau mengarah ke depan.
Per 90 menit, expected goals (xG) dan expected assist (xA) Hakan sudah menyentuh angka 0,33 dan 0,28. Bila digabungkan, xG+xA dari sosok yang memiliki adik pesepakbola ini mencapai 0,61.
Variabel-variabel di atas menunjukkan bahwa Hakan sangat esensial dan berbahaya dalam permainan Inter Milan besutan Inzaghi, khususnya pada fase ofensif.
Menariknya, beberapa catatan itu hampir menyamai dan bahkan sudah ada yang melampaui statistiknya selama bermain untuk Milan pada musim lalu.
Bisa dikatakan bahwa ada yang berubah dari cara bermain Hakan sehingga ia makin eksplosif. Cairnya permainan ala Inzaghi serta kebebasan yang diberikan sang bos mampu mengeluarkan kemampuan pria berpostur 178 sentimeter ini hingga ke titik puncak.
Kendati demikian, tugas Hakan di atas lapangan tidak melulu tentang menyerang dan menyerang. Pada fase defensif, ia juga dituntut untuk memberikan kontribusinya.
Keterlibatannya dalam aksi-aksi bertahan tim juga memperlihatkan signifikansi. Ia lebih berani melakukan tekel, blok dan intersep. Gara-gara itu pula, pemilik 64 penampilan bersama Tim Nasional Turki ini sudah diacungi tiga kartu kuning.
Lebih lanjut, rasio pressing sukses Hakan pun meningkat dibanding musim lalu yakni sebesar 32,9 persen. Mayoritas aksinya itu sendiri terjadi di lini tengah yang berarti ia bergerak selekas mungkin untuk memotong alur serangan dari pemain lawan yang menerima, membawa, dan melepas bola agar tidak memasuki zona bertahan I Nerazzurri.
Saat di AC Milan ia kerap diejek Milanisti karena penampilan yang inkonsisten. Hakan bisa tampil bagus di satu laga lalu jeblok di laga-laga selanjutnya. Seringkali, ia butuh waktu lama untuk menemukan kembali peak performance-nya.
Situasi serupa tentu tak diinginkan Interisti. Namun melihat kecocokannya dengan gaya main Inter Milan gubahan Inzaghi, sepertinya kita memang tengah menyaksikan perbedaan Hakan versi merah-hitam dan versi biru-hitam.
Catatan: Rangkuman statistik Hakan Calhanoglu di atas terjadi sampai giornata ke-17 Serie A musim 2021/2022 alias sebelum laga kontra Salernitana (18/12).