Carrington, Tempat Latihan MU yang Dikomplain Ronaldo

Tempat latihan Manchester United, Aon Training Centre/Carrington (infos-sport.com)

“Progresnya nol. Sejak Sir Alex pergi, saya tak melihat ada evolusi di dalam klub. Tidak ada yang berubah.”. Ungkap Cristiano Ronaldo saat wawancara eksklusif bersama The Sun (13/11) saat ditanya terkait fasilitas training ground Manchester United yang berada di Carrington. Lantas apakah yang diungkapkan mega bintang asal Portugal itu benar adanya?

Mengenal Carrington

Manchester United mempunyai tempat latihan yang biasa orang kenal dengan nama Carrington atau Trafford Training Centre. Namun nama Carrington lebih familiar karena tempat latihan itu dibangun di sebuah desa yang bernama Carrington sehingga lebih mudah mengingatnya. Tempat seluas 6 hektare ini diresmikan pada tahun 2000 dan menelan biaya sebesar 73 juta pound.

Pada tahun 2013 nama training ground ini berubah menjadi Aon Training Center. Perubahan nama tersebut adalah buah kerjasama Setan Merah dengan perusahaan asuransi asal Inggris tersebut.

Di dalam tempat latihan ini juga menawarkan fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari lapangan latihan, mess pemain, fasilitas kesehatan dan masih banyak lagi.

Masalah training ground

Sejak tahun 2000 praktis tempat latihan Manchester United memang tidak mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan jika dikomparasikan dengan tempat latihan klub Liga Inggris lainnya seperti Manchester City, Leicester dan Liverpool, Carrington cukup jauh tertinggal baik dari segi kelengkapan, kemewahan, modernitas dan lain-lain.

Ronaldo sebenarnya bukanlah orang pertama yang komplain akan hal tersebut. Legenda klub, Gary Neville lebih dulu mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi Carrington saat ini.

“Mereka kemudian perlu membangun tempat latihan baru. Saya dan Roy (Keane) adalah bagian dari skuat ketika kami pindah 22 tahun lalu. Kami sangat terpukul untuk meninggalkan The Cliff, tetapi kami sekarang memiliki tempat latihan yang berada di belakang tempat latihan lainnya.” Ungkap Gary Neville di Mirror.co.uk

Glazer yang pelit

Akar dari jeleknya fasilitas latihan yang Setan Merah alami adalah akibat dari pelitnya Glazer dalam mengeluarkan uang untuk kepentingan klub. Hasil oleh data Swiss Ramble, kanal bisnis sepakbola terkemuka asal Swiss, mengungkapkan dalam periode 2016-2020, pemilik Manchester United menjadi owner klub paling pelit di antara 19 tim Liga Inggris lainnya. Alih-alih membantu klub dengan invest dana besar, Glazer justru tidak mengeluarkan uang sepeserpun dan malah mengambil untung.

Coba kita bandingkan dengan owner Manchester City yang rela menggelontorkan dana 217, 3 juta dolar atau setara 3,3 triliun rupiah untuk membangun Etihad Academy. FSG-nya Liverpool juga mengeluarkan uang 50 juta pound untuk membuat training ground baru di Kirby. Terakhir ada pemilik Leicester City, Vichai Srivaddhanaprabha, yang mau investasi 135.9 juta dolar di tahun 2020  untuk membangun sebuah tempat latihan yang mewah dan modern bagi The Fox.

Keputusan terlambat Setan Merah

Butuh 2 dekade lebih untuk membuat Manchester United sadar dan memutuskan akan memperbaiki fasilitas klub. Baik dari segi fasilitas latihan maupun stadion. Dilansir dari Mirror.co.uk keluarga Glazer kabarnya sudah siap melakukan hal tersebut. 

Tak kurang dari 11 juta pound bakal dialokasikan oleh pemilik klub untuk revitalisasi Aon Training Center, perbaikan stadion bagian dalam dan penambahan 1500 tribun berdiri di Old Trafford.

Dengan dana yang hanya sebesar itu tentu akan sulit menandingi Etihad Academy yang digadang-gadang oleh banyak media sebagai tempat latihan paling bagus di tanah Inggris, ataupun Leicester Training Ground. Tapi setidaknya menjadi sinyal bahwa manajemen klub mulai sadar akan pentingnya menyediakan fasilitas yang layak demi kenyamanan pemain dan prestasi tim Setan Merah itu sendiri.

Dengan kondisi Carrington saat ini tentu sangat wajar Ronaldo menggerutu. Pasalnya sebagai pemain yang punya standar tinggi termasuk dalam hal latihan, tentu ia akan merasa tidak nyaman dengan fasilitas latihan yang terbilang usang dan ketinggalan jaman. Apalagi Ronaldo terbiasa dengan “keserba adaan” selama kariernya baik itu di Madrid ataupun Juventus.

Komentar

This website uses cookies.