Setiap kali tahun berganti, selalu ada resolusi yang dicanangkan manusia. Hal itu pulalah yang meletup-letup di kepala pesepakbola asal Brasil, Philippe Coutinho.
Bersama Barcelona, kiprah lelaki berambut ikal ini memang jauh dari harapan. Selain akrab dengan cedera, Coutinho juga kepayahan buat mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat diberi kepercayaan.
Padahal Barcelona menaruh harap cukup tinggi kepadanya. Terbukti dengan angka gaji yang tidak sedikit.
Peruntungan yang buruk itu enggan dilanjutkan Coutinho. Tahun 2022 ia canangkan sebagai momen bangkit agar bisa kembali kompetitif.
Barcelona bukan tempat untuk mengejar ambisi tersebut. Tempat yang ia pilih buat mewujudkan kebangkitan itu adalah Aston Villa yang saat ini diasuh Steven Gerrard.
Pada 12 Januari 2022 kemarin, Aston Villa resmi memperkenalkan eks penggawa Inter Milan ini sebagai amunisi barunya.
“Saya senang berada di sini. Saya sudah berbicara dengan pelatih mengenai klub ini dan ambisinya. Saya berharap, saya bisa tampil baik bersama The Villans“, terang Coutinho.
Berbekal skuad yang dihuni nama-nama seperti Leon Bailey, Emiliano Buendia, Douglas Luiz, Danny Ings, Ezri Konsa, Emiliano Martinez, dan Tyrone Mings, performa Aston Villa memang jauh dari harapan karena banyak berkutat di papan bawah.
Situasi itu pula yang memaksa pihak klub memecat Dean Smith dari jabatan pelatih dan menggantinya dengan Gerrard.
Walau punya pengalaman apik di Rangers selama melatih, membangkitkan Aston Villa jelas bukan perkara sepele bagi mantan gelandang Liverpool dan Tim Nasional Inggris selama aktif bermain itu.
Oleh karenanya, pihak manajemen menyanggupi keinginan Gerrard untuk memperkuat armada tempur sehingga tim lebih kompetitif.
Selain Coutinho, The Villans juga resmi mendatangkan bek kiri asal Prancis yang sebelumnya memperkuat Everton, Lucas Digne.
15 Januari 2022 menjadi debut Coutinho dengan seragam Aston Villa. Bermain di kandang sendiri, Stadion Villa Park, lawan yang dihadapi adalah Manchester United.
Kendati sedang dalam periode kurang memuaskan, Manchester United justru bermain apik sehingga Bruno Fernandes mencetak dua gol seraya membawa The Red Devils unggul.
Keadaan itu direspons Gerrard dengan memasukkan Coutinho pada menit ke-68 menggantikan Morgan Sanson. Jelas sang pelatih ingin tim asuhannya bermain lebih menyerang dan meraih poin dari laga ini.
Rupanya keputusan Gerrard membuahkan hasil sehingga euforia suporter United lenyap tak berbekas.
Jacob Ramsey mengawali kebangkitan Aston Villa dengan melesakkan gol pada menit ke-77.
Selang empat menit, Ramsey menjadi otak lahirnya gol kedua The Villans yang dibikin sang debutan, Coutinho.
Tribun Villa Park bergetar. Gemuruh suara teriakan dan ekspresi bahagia suporter membahana.
Skor 2-2 itu pun bertahan sampai wasit David Coote meniup peluit panjang. Satu poin berhasil digenggam Aston Villa dan membuat jarak mereka dengan zona degradasi menjadi 10 poin!
Total ada jarak selama 1477 hari antara penampilan terakhir Coutinho di Premier League saat berbaju Liverpool dahulu dengan debutnya bareng Aston Villa.
The Villans lewat akun resmi Twitter-nya bahkan melabeli aksi Coutinho pada laga melawan Manchester United sebagai ‘debut impian’.
Penampilan tersebut pastinya mendorong Coutinho untuk tampil lebih baik lagi buat Aston Villa di sisa musim. Ia ingin memutus rantai kebuntungan selama di Barcelona dengan memelihara keberuntungan di Aston Villa.
Usaha Coutinho memang tidak akan mudah. Namun lingkungan di Birmingham tampaknya bisa membuat ia lebih nyaman ketimbang Barcelona.
Semasa muda, Coutinho sudah digadang-gadang sebagai gelandang dengan kapabilitas prima. Ia bisa menjadi bintang di sebuah klub maupun Tim Nasional Brasil.
Usai melakukan debut profesional bersama Vasco da Gama, ia berpetualang di Eropa bareng Inter Milan, Espanyol, Liverpool, Bayern Munchen, dan Barcelona.
Sayangnya, tak semua cerita perjalanan itu menyenangkan bagi Coutinho. Momen paling tak enak hadir bersama kesebelasan yang disebut paling akhir.
Kini seusai minggat dari Stadion Camp Nou dan punya kesempatan untuk bertahan lebih lama di Inggris, kalau Aston Villa berkenan mempermanenkannya, ada banyak sekali ambisi di benak lelaki berusia 29 tahun ini.
Selain membantu The Villans merangsek ke papan atas, ia juga ingin memulihkan nama baiknya sebagai pesepakbola.
Coutinho pasti enggan diingat suporter sebagai pemain yang gampang cedera dan minim kontribusi.
Kembali mengenakan baju Timnas Brasil juga pasti ada di pikirannya. Terlebih ada sejumlah turnamen mayor yang bakal diikuti Negeri Samba dalam beberapa tahun ke depan seperti Piala Dunia 2022 dan Copa America 2023.
Pada usianya yang sekarang, kesempatan buat memakai baju kuning khas Brasil masih terbuka lebar. Namun tanpa performa gemilang di level klub, ia bakal kesulitan beroleh kesempatan itu mengingat Brasil tak pernah kekurangan talenta hebat dari lapangan hijau.
Aston Villa dan Inggris menjadi tempat di mana Coutinho akan mengejar mimpi-mimpinya sekali lagi. Tak sampai di situ karena di sinilah ia bakal mati-matian membuktikan kalau Si Penyihir Kecil, julukannya, masih eksis.
Villa Park bisa menjadi sebaik-baik rumah untuknya menemukan kembali sihir terbaiknya di atas rumput hijau.
Good Luck, Cou.