Culture shock Antonio Conte dan Thomas Tuchel terjadi pada laga panas di Stamford Bridge. Laga dengan tajuk derby London berlangsung sangat sengit, Chelsea mengandalkan build-up dari bawah untuk membangun serangan, sementara Tottenham Hotspur melakukan kontra strategi dengan melakukan highpressing.
Selain itu, dalam laga tersebut juga diwarnai drama baik itu kontroversi keputusan wasit dan perang urat saraf antara Thomas Tuchel dan Antonio Conte. Pertandingan berakhir remis 2-2, namun ternyata perang antara dua pelatih elit itu masih berlangsung setelah pertandingan usai.
Tuchel dan Conte terlibat pertikaian yang cukup panas. Masalah utamanya adalah Tuchel menilai Conte tidak melakukan jabat tangan sebagaimana mestinya dan tidak menatap matanya. Setelahnya keduanya justru tidak kunjung melepas salamannya dan saling adu mulut hingga harus dilerai oleh official kedua tim.
Setelah sepeninggalan pelatih Jose Mourinho, Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger Liga Inggris terbilang sepi dari pertikaian pelatih. Hanya ada satu dua kejadian, dan yang terbilang seru adalah adu banter antara Jurgen Klopp dan Mikel Arteta pada Liga Inggris 2021/2022.
Perihal tidak menatap mata saat berjabat tangan yang dilakukan Conte kepada Tuchel merupakan kultur yang tidak baik di negara Jerman. Hal itu bisa bermakna seseorang tidak respect atau terkesan meremehkan. Wajar saja Tuchel sangat berang saat itu.
Pun demikian dengan Conte yang punya karakter tidak mau diatur dan cenderung rebel. Tentu jabat tangan ya jabat tangan saja tidak perlu ketentuan tertentu. Ia lahir dari background lingkungan yang 180 derajat dengan Tuchel dan hidup lama di jalanan. Wajar juga Conte juga tidak terima harus mengikuti culture Jerman.
Culture shock atau kekagetan terhadap budaya tertentu tampaknya sedang dialami keduanya. Conte tidak memahami budaya Jerman-nya Tuchel dan sebaliknya. Kejadian ini tentu punya dampak positif kepada Liga Inggris karena exposure-nya menjadi terkerek naik dan kerinduan para fan akan rivalitas antar pelatih bisa terobati.