Federasi Sepakbola Italia (FIGC) menjatuhkan hukuman pengurangan 15 poin kepada Juventus. Alasan penjatuhan hukuman tersebut karena Si Nyonya Tua dinyatakan bersalah dalam kasus financial irregularities dan false accounting.
Sederhananya, hukuman pengurangan 15 poin kepada Juventus dijatuhkan karena pembuatan laporan keuangan yang tidak sesuai kenyataan. Dikutip dari The Flanker, menurut badan yang melakukan investigasi (CONSOB), Juventus melakukan 42 transaksi mencurigakan.
Kasus ini menjadi besar karena ada dua transaksi yang melibatkan nama-nama pemain yang terkenal, seperti barter Pjanic-Arthur dan Cancelo-Danilo. Selain itu, Juventus merupakan perusahaan publik, maka mereka harus mempertanggungjawabkan keuangannya kepada publik.
Hukuman dijatuhkan setelah jaksa Giuseppe Chine meminta Pengadilan Banding FIGC untuk membuka kembali penyidikan, karena menemukan bukti yang baru. Awalnya, Chine meminta Juventus dihukum pengurangan sembilan poin. Sialnya bagi Juventus, pengadilan justru menjatuhkan sanksi yang lebih berat, menjadi hukuman pengurangan 15 poin.
Sebelumnya, Juventus mengklaim 23 pemain setuju untuk memotong gaji mereka selama empat bulan untuk melewati masa krisis finansial klub, tetapi jaksa menyatakan bahwa para pemain hanya menyerahkan gaji satu bulan.
Mengutip dari Sky Sports, Juventus melaporkan telah mengalami kerugian tahunan sebesar 220 juta Poundsterling untuk musim lalu. Total biaya itu disebut memecahkan rekor dalam sejarah klub.
Selain itu, melansir dari The Guardian, kejaksaan Turin tampaknya juga menemukan lebih banyak dugaan pembayaran rahasia yang tidak dilaporkan Juventus kepada mantan pemainnya, Cristiano Ronaldo. Namun, masih belum ada penjelasan detail soal ini.
Menghadapi hal tersebut, Juventus mengatakan akan mengajukan banding ke Sport Guarantee Board. “Kami menganggap ini sebagai ketidakadilan yang mencolok juga bagi jutaan penggemar, yang kami yakini akan segera diperbaiki di pengadilan berikutnya,” kata pengacara klub, melansir dari espn.com.
FIGC juga memberikan hukuman lain kepada masing-masing individu para mantan petinggi klub Juventus yang terlibat dalam kasus ini. Mantan presiden Juventus, Andrea Agnelli, diskors selama dua tahun dari aktivitas sepakbola.
Mantan direktur olahraga Juventus yang kini menjadi direktur pelaksana sepakbola Tottenham Hotspur, Fabio Paratici, juga mendapatkan skorsing 30 bulan. Kabarnya, termasuk permintaan perpanjangan larangan yang mencakup kegiatan UEFA dan FIFA.
Mantan wakil presiden Juventus, Pavel Nedved, juga diberi larangan selama delapan bulan. Larangan juga telah diberikan kepada orang lain yang terlibat dalam kasus ini, seperti mantan kepala eksekutif, Maurizio Arrivabene.
Hukuman pengurangan 15 poin jelas merugikan Juventus karena mempersulit peluang klub untuk bermain di kompetisi Eropa musim depan. Juventus yang kemarin berada di peringkat ketiga, kini mereka terlempar di peringkat ke-10 klasemen sementara Serie A 2022/23.
Juventus sebenarnya tidak sendirian. Saat dibebaskan pada April 2022 dalam tuduhan serupa, ada klub-klub lain yang juga terlibat, seperti Sampdoria, Empoli, Genoa, Parma, Pisa, Pescara, Pro Vercelli, dan Novara.
Setelah Calciopoli 17 tahun lalu, bagaimana Juventus akan survive dari keadaan krisis seperti ini ke depannya? Menarik untuk disimak.