Biaya senilai 40 juta Euro (sudah termasuk bonus) digelontorkan Manchester United pada bursa transfer musim panas 2020 kemarin guna memboyong Donny van de Beek dari Ajax Amsterdam.
Pria Belanda berusia 23 tahun tersebut lantas menandatangani kontrak selama lima musim di Stadion Old Trafford.
Melihat sepak terjang van de Beek yang ciamik bersama Ajax, United tentu berharap jika dirinya bisa menampilkan hal serupa atau bahkan lebih baik di Inggris.
Namun sepanjang musim 2020/2021, di antara sekian banyak pemain yang membela panji The Red Devils, van de Beek dianggap belum tampil maksimal. Ia kalah dari nama-nama seperti Bruno Fernandes ataupun Marcus Rashford.
Banyak yang berpikiran bahwa van de Beek adalah sosok gelandang yang tipenya mirip dengan Bruno. Nyatanya, hal itu tidak tepat.
Kendati punya kemampuan mendistribusikan bola dengan prima, posisi idealnya adalah gelandang nomor enam yang berdiri di depan lini pertahanan.
Inteligensia, visi, pengambilan keputusan dan kemampuannya melepas umpan presisi bikin van de Beek jadi sosok penting yang dapat dimaksimalkan Ole Gunnar Solskjaer.
Pemain kelahiran Amersfoot ini takkan pernah menonjol sendirian, tetapi kelebihannya justru terlihat ketika dirinya sanggup membuat rekan setimnya bermain apik dan jadi sorotan.
Para penggila sepakbola tentu kenal dengan sosok Sergio Busquets. Gelandang Barcelona ini acap disebut tak berguna karena tinggal memberi umpan kepada si jenius, Lionel Messi.
Faktanya, presensi Busquets justru amat dibutuhkan Messi sebab dirinya punya visi dan kemampuan luar biasa.
Busquets dan van de Beek adalah pemain yang bisa kita sebut berasal dari dimensi yang sama. Tak mencolok, tetapi punya kemampuan hebat sebagai gelandang.
Ketika van de Beek membuka permainan dengan operan atau bahkan umpan silang, dirinya membutuhkan pemain lain yang visi serta kecerdasannya di atas rata-rata untuk memanfaatkan servis tersebut.
Di tubuh United saat ini, barangkali cuma Bruno, Juan Mata, Paul Pogba, dan Rashford saja penggawa yang memenuhi kriteria tersebut.
Asas kolektif dalam permainan yang jadi ciri khas van de Beek memang begitu kuat dan inilah yang perlu diperhatikan oleh Solskjaer.
Van de Beek takkan sebaik Bruno dalam mengeksekusi peluang. Namun perihal mengkreasikan permainan, pemain bernomor punggung 34 ini adalah ahlinya.
Hal itu wajib diperhatian baik-baik oleh Solskjaer sehingga ia dapat memaksimalkan potensi dari seluruh pemainnya.
Dengan begitu, pelatih berkewarganegaraan Norwegia itu juga memiliki berbagai alternatif taktik yang dapat diimplementasikan dalam suatu pertandingan.
Jejak Juan Sebastian Veron
Apa yang dialami van de Beek bukanlah cerita baru dalam perjalanan United. Bagi saya yang sudah mengikuti The Red Devils selama lebih dari 20 tahun, melihat ada kesamaan antara dirinya dengan gelandang plontos asal Argentina, Juan Sebastian Veron yang direkrut pada tahun 2001 silam.
Veron saat itu ditebus dengan nominal masif (28 juta Poundsterling) dan menjadikannya transfer termahal di Inggris.
Saat itu, Veron adalah salah satu gelandang terbaik dunia. Sayangnya, ia gagal tampil ciamik di Old Trafford lantaran kalah bersaing dengan Paul Scholes dan acap diganggu cedera.
Salah satu alasan mengapa Veron gagal di United adalah tak diizinkannya ia memegang bola terlalu lama dan tak mendapat ruang berkreasi yang luas sebab Sir Alex Ferguson yang menangani tim saat itu lebih suka permainan yang cepat dan mengalir serta tak menggantungkan proses penciptaan peluang kepada satu orang.
Saya pribadi berharap, pemilik 17 penampilan dan 2 gol bersama tim nasional Belanda ini tidak bernasib seperti Veron yang kemudian hijrah ke Chelsea pada tahun 2003. Ia memiliki kualitas mumpuni yang wajib dimanfaatkan oleh Solskjaer dalam skema permainannya.
Amunisi yang dimiliki Solskjaer saat ini memang tidak mewah, tetapi juga tidak jelek-jelek amat. Ia hanya perlu menemukan racikan yang terbaik guna memaksimalkan seluruh potensi dari pemainnya.
Andai Pogba benar-benar angkat kaki dari Old Trafford di pengujung musim ini, manajemen United tak perlu repot-repot mencari pengganti karena sudah ada van de Beek.
Pemuda berambut pirang ini mungkin takkan jadi penerus tongkat estafet dari Scholes yang amat menonjol.
Akan tetapi, presensinya bisa sama pentingnya seperti keberadaan Michael Carrick yang jadi pilar andalan Ferguson di lini tengah dalam memetik kesuksesan pada rentang 2006 sampai 2013 lalu.