Mengapa Arsenal Memilih Kai Havertz?

Kai Havertz pindah ke Arsenal dari Chelsea
Kai Havertz pindah ke Arsenal dari Chelsea

Sebagai penyerang, Kai Havertz meninggalkan Chelsea dengan rekor gol yang sangat biasa, yakni 32 gol dari 139 laga. Rata-rata gol per laga di Chelsea juga hanya 0,23. Meski begitu, ada potensi Havertz yang belum terkeluarkan secara maksimal saat bermain di Chelsea.

Di musim 2022/23, Havertz menjalani musim yang sangat mengecewakan. Buruknya Kai Havertz sebagai eksekutor peluang hanya lebih buruk dari Patrick Bamford bersama Leeds. Dengan xG yang mencapai 11,6, Havertz hanya mampu merobek jala lawan sebanyak 7 kali.

Namun, wajar untuk bertanya apakah penggunaan Havertz oleh Chelsea sudah benar atau belum. Salah satu hal yang membuat Havertz dapat mengisi starting XI Chelsea adalah keserbagunaannya.

Masalahnya, Chelsea biasa memiliki striker tunggal dengan beban menjadi goal getter. Bukannya bermain sebagai No 9 tidak cocok dengan Havertz, jika dipasangkan dengan pencetak gol yang andal di depannya atau di sayap, pemain Jerman itu bisa menjadi false nine yang efektif.

Seperti saat masih di Bayer Leverkusen, ada Kevin Volland yang didapuk sebagai goal getter. Potensi maksimal Havertz bisa jadi seperti peran yang diemban Roberto Firmino di Liverpool, atau Thomas Muller di Bayern Munchen saat masih ada Robert Lewandowski.

Untuk menerka posisi terbaik dari Havertz, kalian bisa baca thread ini:

Rekor gol yang sangat biasa Havertz di Chelsea mungkin bisa jadi kekhawatiran Arsenal. Namun, mencetak gol hanyalah satu dari sisi permainan seorang striker. Terlebih lagi, Arsenal memiliki modal yang sangat baik untuk menopang maupun ditopang oleh Havertz.

BACA JUGA:  Rumah Bernama Borussia Dortmund

Tercatat ada empat pemain Arsenal (Martinelli, Odegaard, Saka, dan Jesus) yang berhasil mencetak lebih dari 10 gol di musim 2022/23. Rekor itu menjadikan Arsenal satu-satunya tim di lima liga Top Eropa, yang empat pemainnya berhasil mencetak lebih dari 10 gol.

Hal tersebut menjadi kunci bagi Havertz untuk menemukan sentuhan terbaiknya di London Utara, sebagai false nine, nomor 10, ataupun 8. Namun mungkin masih ada pertanyaan yang belum terjawab, jika ia dipasang sebagai striker, apa bedanya dengan Jesus?

Sebagai sesama striker, permainan Havertz dan Gabriel Jesus memiliki kemiripan. Keduanya bermain sebagai seorang striker yang lebih banyak bergerak, melakukan rotasi, dan memberikan ruang kepada rekan-rekannya.

Persamaan dari kedua pemain tersebut adalah keduanya bukan seorang goal getter utama. Sedangkan perbedaannya dapat dilihat dari statistik yang telah dihasilkan dari permainan mereka berdua.

Dalam urusan mencetak gol, Gabriel Jesus lebih unggul dari Kai Havertz. Musim lalu, ia mencatatkan 11 gol dari 26 laga. Sedangkan Sang Pemain Jerman hanya mampu membukukan 7 gol dari 35 pertandingan yang dilakoninya.

Namun soal pergerakan, Havertz lebih baik. Di Premier League, ia menempati peringkat kedua dalam urusan lari, attacking runs ketiga, runs challenging backline kelima, runs targeted by pass kedua, dan total jarak larinya dengan 23km ada di peringkat kedua.

Kemudian dengan tingginya yang mencapai 1,9 meter, Havertz dapat mengisi peran di udara yang tidak dimiliki Arsenal saat ini di lini depan. Melansir dari skysports.com, Havertz memenangkan 56% duel udaranya di musim lalu. Sedangkan, Jesus hanya memenangkan 37%.

BACA JUGA:  Mateo Kovacic: Si Bocah Ajaib dan Kenangan Pro Evolution Soccer

Nilai lebih dari Havertz sebagai seorang penyerang adalah kualitasnya dalam pertandingan penting. Gol yang ia bukukan di Final Liga Champions 2021, dan Final Piala Dunia Antarklub membuktikan mentalitas yang dimilikinya.

Satu hal yang sangat dibutuhkan Arsenal dalam memburu trofi. Ditambah, kedatangan Havertz akan memperdalam skuad yang dimiliki Arsenal saat ini, yang juga menjadi kelemahan The Gunners dalam title race Premier League 2022/23.

Komentar
Menjadi fans Chelsea karena pengaruh bapak. Dapat disapa via akun Twitter @iiklil.