Prancis berhasil lolos ke final Piala Dunia Qatar 2022 setelah menang 2-0 atas Maroko. Taktik kedua pelatih dalam laga ini menarik untuk diperhatikan, terkhusus bagi Maroko.
Pelatih Maroko, Walid Regragui ingin bermain seperti biasa dengan membuat Maroko menjadi tim yang lebih reaktif. Oleh karena itu, saat pertandingan baru dimulai Maroko memainkan permainan yang lebih defensif.
Namun, gol cepat Prancis memaksa Maroko tidak bisa bermain seperti biasanya. Pergerakan yang cerdik dari Antoine Griezmann membuka celah bagi Raphael Varane untuk mengirimkan line-breaking passes.
Perlu dicatat, dalam empat menit pertama, itu bukan upaya pertama Griezmann untuk melakukan rotasi agar pertahanan Maroko bisa terbuka. Pergerakan yang terus dilakukan Griezmann akhirnya membuahkan hasil dengan blundernya pemain bertahan Maroko yang gagal melakukan intersep.
Griezmann yang sendirian kemudian mengirimkan umpan kepada Kylian Mbappe. Namun kepungan dari para pemain Maroko membuat Mbappe gagal untuk mencetak gol. Meskipun begitu, peran Mbappe di sini juga begitu krusial.
Ia cermat dalam menentukan arah tujuan untuk berlari menuju ke daerah yang kosong agar Griezmann bisa mengirimkan umpan kepadanya. Hawa keberadaannya yang sangat kuat juga membuat perhatian para pemain Maroko tersedot ke arahnya.
Hal itu menjadi sebab mengapa Theo Hernandez dapat berdiri bebas di sana sebelum akhirnya bisa membuat Prancis unggul 1-0 dari Maroko. Gol cepat di menit ke-5 ini memaksa Maroko untuk bermain lebih terbuka dan agresif.
Meskipun begitu, Maroko yang terbiasa bermain reaktif ternyata juga bisa bermain agresif dengan cukup baik. Buktinya, catatan 13 tembakan dengan 3 di antaranya yang on target berhasil dibukukan oleh Ziyech Cs.
Maroko juga mendominasi jalannya laga dengan catatan possesion yang mencapai 62%. Hal ini menjadi anomali karena selama Piala Dunia 2022 ini Maroko tidak pernah unggul dalam hal possession.
Catatan possession Maroko di Qatar:
- 35% vs Kroasia
- 33% vs Belgia
- 41% vs Kanada
- 23% vs Spanyol
- 26% vs Portugal
- 62% vs Prancis
Meski tidak pernah unggul dalam hal possession, Maroko tidak pernah mengalami kekalahan dalam lima laga sebelumnya tersebut. Titik lemah dari permainan agresif Maroko dalam laga kontra Prancis ini adalah finishing.
Pasalnya, Achraf Hakimi dkk sebenarnya telah berhasil untuk membuat cukup banyak peluang yang jika dieksekusi dengan lebih baik lagi, mungkin bisa menjadi gol bagi Maroko.
Walau begitu, mesti diakui bahwa kualitas peluang yang didapatkan Maroko tidak lebih baik dari Prancis, meski Sofyan Amrabat Cs lebih banyak menguasai bola. Hal itu terlihat dari catatan xG Maroko dengan 1,06 dan Prancis yang lebih besar dengan 2,23.
Selain itu, dalam lima laga sebelumnya, Maroko tidak pernah mengalami keadaan tertinggal terlebih dahulu dari lawannya. Hal ini mungkin juga setidaknya memberikan pengaruh kepada kondisi mental dari para penggawa Maroko yang berada di lapangan.
Dalam proses gol kedua Prancis, aksi Mbappe lagi-lagi menyedot perhatian para pemain Maroko ke arahnya. Hebatnya, dalam keadaan krisis seperti itu, Mbappe masih bisa melancarkan tendangan ke arah gawang.
Mirip dengan proses gol pertama, bola tendangan Mbappe yang terkena bek lawan mengarah ke Randal Kolo Muani, yang kemudian langsung dituntaskannya dengan sangat baik.
Bagi Kolo Muani sendiri, gol ini tentunya menjadi sangat spesial. Alasannya karena ini adalah gol pertamanya untuk timnas Prancis, yang juga dicetak di semifinal Piala Dunia, dan hanya memerlukan waktu 44 detik sejak ia baru masuk ke lapangan.
Kemenangan ini membuat Deschamps menjadi salah satu manajer terbaik di dunia yang bisa membawa timnas yang dilatihnya ke final Piala Dunia sebanyak dua kali. Kredit juga buat Walid Regragui yang telah berhasil mencatatkan sejarah dan rekor baru bersama Maroko di turnamen ini.