Kiprah Pemain Senior di Liga Champions dan Jika Mereka Berada dalam Satu Tim

Liga Champions selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmat sepak bola. Pemain muda yang mencuat di kompetisi paling elit di benua biru ini tentu akan jadi rebutan klub besar. Selain itu, pemain yang tak lagi muda juga punya pesonanya sendiri. Menolak untuk tua dan terus tampil konsisten di piala yang jadi supremasi tertinggi klub tersohor Eropa.

Tentu tak mudah untuk terus bisa berlaga di level tertinggi ketika usia memasuki 30 tahun. Stamina yang dianggap mulai menurun jadi alasan mengapa banyak orang yang meragukan pemain senior bisa terus tampil baik dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Apalagi jika usia sudah di atas 33 tahun, pilihan untuk hijrah ke Major League Soccer (MLS) atau liga-liga Asia jadi pilihan yang logis.

Namun, tetap ada pemain dengan usia lebih dari 33 tahun yang masih jadi tumpuan klub kuat Eropa. Mereka tampil di Liga Champions yang sangat kompetitif yang menuntuk fisik prima, teknik olah bola mumpuni, dan kuat secara mental.

Menjadi menarik kemudian untuk menyoroti kiprah pemain yang “menolak tua” dan tetap tampil bertenaga di Liga Champions. Kami memilih 18 pemain senior dengan usia yang sudah melampaui 33 tahun dan tetap jadi pilihan utama. Jika mereka ini ada dalam satu tim, maka kami memilih formasi 4-3-1-2, yang menjadi formasi populer ketika sebagian besar pemain senior ini masih berada di usia emas. Sebelas menghuni skuat inti dan sisanya berada di bangku cadangan.

Gianluigi Buffon

Kiper berusia 37 tahun ini dikenal sebagai salah satu kiper terbaik di dunia. Dia adalah penjaga gawang komplit dengan kualitas refleks dan shot-stopper yang luar biasa. Ditambah kharisma dan kepemimpinannya, dia adalah pemain paling disegani.

Dalam 20 tahun karier profesionalnya, dia telah bermain di level tertinggi secara konsisten sampai sekarang. Hal itu terbukti dengan masih dipilihnya Buffon sebagai kiper utama di timnas Italia dan Juventus. Dari tiga kali pertandingan Liga Champions, dia bisa meraih dua kali cleansheet. Meski begitu, sampai sekarang Buffon masih belum meraih gelar juara Eropa ini meski berhasil melenggang ke final dua kali. Pertama dikalahkan AC Milan dan kedua, musim lalu menyerah dari Barcelona.

Patrice Evra

Karier emasnya dianggap sudah lewat bersama Manchester United, tapi Evra sama sekali belum habis. Dengan segudang pengalaman, Evra membantu Juventus untuk melanjutkan suksesnya di Italia serta melenggang jauh di Eropa. Musim ini pun Evra masih diandalkan dengan bermain penuh di dua laga awal Liga Champions yang berujung kemenangan. Sebagai bek kiri, Evra akan bertahan dengan disiplin serta sesekali menyerang dengan crossing ciamik.

Andrea Barzagli

Tanpa ragu, kami memilih Andrea Barzagli untuk menempati salah satu posisi di lini pertahanan. Usia boleh tua, kecepatan boleh mulai melambat. Tapi Barzagli adalah Barzagli. Dengan segudang pengalaman di kompetisi akbar, dia sukses membentuk trio defender yang disegani bersama Cristian Bonucci dan Giorgio Chiellini. Barzagli bahkan bisa bermain sebagai bek kanan dalam beberapa laga terakhir, dengan hasil yang memuaskan. Statistik juga membuktikan, dari 12 laga awal La Vecchia Signora musim ini, Barzagli bermain sepuluh kali. Dan dari sepuluh laga yang dijalani, Juventus hanya sekali kalah saat melawan Udinese.

BACA JUGA:  Jangan Melulu Dicaci, Werner Juga Pantas Dipuji

Naldo

Sangat sulit memilih pendamping Barzagli. Karena ada pemain sekelas John Terry, Martin Demichelis, maupun Naldo. Tapi Naldo terbukti lebih konsisten dengan tampil di semua laga Bundesliga maupun Liga Champions musim ini. Bahkan, dia mampu mengantar Wolfsburg menjadi pemimpin klasemen grup B Liga Champions. Naldo juga sempat mengalamai penurunan performa, tapi pada 2015 dia mulai menunjukkan tajinya bersama Wolfsburg dengan sukses menjadi runner-up Bundesliga dan melaju ke Liga Champions.

Darijo Srna

Darijo Srna memang hanya bermain di Liga Ukraina bersama Shaktar Donetsk. Tapi meski begitu, kita tidak boleh meremehkan veteran yang satu ini. Usianya memang sudah mencapai 33 tahun. Tapi dia tetap menjadi bek kanan yang disegani. Terbukti, Srna masih dibutuhkan di Kroasia untuk Kualifikasi Piala Eropa, begitu pula di Shaktar Donetsk. Dia adalah pemain utama dan berhasil membawa Shaktar merajai Ukraina sekaligus eksis di Eropa. Meski sampai sekarang belum meraih satupun poin di Liga Champions.

Xabi Alonso

Pemain satu ini adalah salah satu dari jajaran defensive-midfielder elit dengan kemampuan di atas rata-rata. Dia juga sudah meraih dua trofi Liga Champions bersama Liverpool dan Real Madrid. Meski oleh analis sepak bola dinilai overrated lantaran pemahaman taktiknya di Bayern Munchen kurang apik, Xabi tetaplah pemain yang patut jadi andalan. Dia akan memulai dan mengatur serangan tim yang berisikan pemain veteran ini. Rata-rata passing-nya 83 per laga dengan akurasi 90%. Tendangan jarak jauh-nya pun mematikan.

Thiago Motta

Sebagai central midfielder, kualitas Thiago Motta tidak diragukan. Bersama Marco Veratti, dia adalah andalan di PSG. Dia pun sempat mencicipi karier bersama Barcelona, Atletico Madrid, dan FC Internazionale sebelum akhirnya direkrut PSG dan jadi andalan Laurent Blanc. Di semua laga Liga Champions musim ini dia bermain penuh dan berhasil mengantar PSG meraih tujuh poin. Umpannya akurat dan konsentrasi-nya sepanjang laga juga mengagumkan. Terbukti, akurasi passing-nya adalah 93%, melebihi Xabi Alonso. Dia akan jadi pendistribusi bola yang handal.

Tiago Mendes

Sejujurnya sangat sulit memilih antara Tiago Mendes atau Michael Carrick sebagai salah satu pengisi posisi di lini tengah. Tapi sekali lagi, pemain 34 tahun ini membuktikan keunggulan dan konsistensinya bersama Atletico Madrid. Passing-nya mungkin tidak istimewa. Tapi dia akan sangat efektif dalam memutus aliran bola. Jika Xabi memulai serangan. Dia hebat dalam duel udara, intersepsi, dan tekel yang akan merusak irama permainan lawan

Aleksandr Hleb

Masa emasnya bersama Arsenal sudah lama berlalu. Setelah musim yang buruk bersama Barcelona dan malang-melintang di Turki, akhirnya Hleb kembali ke BATE Borisov. Klub masa kecilnya. Di BATE pula, musim ini Hleb berkesempatan bermain kembali di Liga Champions. Usianya sudah 34 tahun, tapi di timnas Belarusia dan BATE dia masih diandalkan. Meski hanya bermain 48 menit untuk dua laga Liga Champions, pengalamannya juga akan dibutuhkan untuk memotivasi anak muda Belarusia dan BATE. Sisa-sisa kehebatannya pun masih ada. Dia akan jadi pendribble ulung dan memberi umpan-umpan matang pada rekan setim. Kekurangannya, Hleb memiliki finishing yang terhitung buruk.

Francesco Totti (Captain)

Tidak ada keraguan untuk memilih Francesco Totti sebagai penyerang dan kapten. Usianya sudah menginjak 39 tahun, tapi staminanya tetap prima, dan dia memiliki semangat juang tinggi untuk membawa AS Roma melangkah lebih jauh di Liga Champions. Meski belum mencatat pertandingan musim ini karena cedera.

BACA JUGA:  Membedah Taktik Timnas Selama Gelaran Piala AFF U-19 2022

Dia akan jadi penendang penalti dan free kick. Skill-nya masih luar biasa bagus. Semakin tua membuatnya semakin tenang. Mampu menjaga bola dan mendribble dengan baik. Lalu memberi umpan-umpan matang pada rekan setim. Soal kapten, akan sangat sulit memilih antara Buffon atau Totti. Tapi, Totti lebih senior dan yang terpenting, dia adalah seorang Pangeran Roma.

Zlatan Ibrahimovic

Hal bodoh jika tidak memasukkan Zlatan Ibrahimovich ke starting eleven ini. Usianya memang 33 tahun, tapi fisik-nya begitu prima dan skill-nya luar biasa hebat. Dalam Ballon d’Or tahun 2015 pun, dia berhasil masuk nominasi 23 besar. Jika para gelandang akan memberi umpan. Maka sudah tentu Ibrahimovic yang menyelesaikannya. Penyelesaian akhirnya begitu berkelas, hebat di duel udara maupun satu lawan satu, dan tendangannya akurat nan mematikan. Sesekali dia akan menggunakan kemampuan karatenya untuk menciptakan gol spektakuler.

Cadangan

Iker Casillas

Setelah dibuang Real Madrid dengan menyedihkan, Iker Casillas kembali bangkit bersama Porto. Hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Dia berhasil meraih empat poin di Liga Champions, salah satunya kemenangan lawan Chelsea. Dan baru kebobolan tujuh gol dari sepuluh penampilannya.

John Terry

Musim ini penampilannya agak menurun. Dalam beberapa pertandingan pun Terry tidak dimainkan atau diganti di babak kedua, sebuah hal yang jarang terjadi sebelumnya. Namun agaknya Terry masih mampu bangkit.

Douglas Maicon

Penampilannya telah jauh menurun. Di AS Roma pun dia hanya jadi pemain pengganti. Tapi tenaga dan pengalamannya bisa dibutuhkan tim sewaktu-waktu.

Maxwell Cabelino

Sebenarnya dia tampil sangat apik dengan PSG musim ini. Maxwell berhasil tampil penuh di tiga laga awal UCL musim ini tanpa satupun kekalahan. Tapi, dia kalah bersaing dengan Patrice Evra.

Michael Carrick

Gelandang dengan umpan-umpan ciamik. Dia adalah salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia. Sayang, dia mulai kekurangan menit bermain bersama Manchester United seiring dengan persoalan kebugaran.

Esteban Cambiasso

Setelah malang-melintang bersama Real Madrid, FC Internazionale, dan Leicester City, pemain berusia 35 tahun ini berkesempatan kembali ke Liga Champions bersama Olympiakos. Meski baru bermain di dua laga, pengalamannya akan membantu Olympiakos.

Seydou Keita

Setelah puncak karier bersama Barcelona, karier Keita terus menurun karena usia. Tapi sisa-sisa kehebatannya masih ada. Dia masih bisa jadi andalan di AS Roma.

Louis Van Gaal sebagai pelatih

Louis Van Gaal adalah sosok pelatih berkharisma sekaligus dikenal keras kepala. Pemain senior dengan reputasi mentereng pun akan dipaksa Van Gaal untuk patuh dengan semua perkataannya. Victor Valdes yang amat hebat bersama Barcelona pun berada dalam masalah besar ketika dia mulai beradu argumen dengan pelatih asal Belanda ini. pengalamannya melatih Ajax Amsterdam, Barcelona, AZ Alkmaar, dan Bayern Munchen serta catatan satu gelar Liga Champions dengan Ajax rasanya tepat untuk mendapuknya sebagai pelatih. Apalagi usianya yang sudah menginjak 64 tahun, akan membuatnya pensiun dalam waktu dekat.

 

Komentar
Anak muda dengan energi berlebih. Menyukai dan menikmati sepakbola, sains, dan sastra. Suka nulis. Mulai ngoceh di twitter, @hanifamin16.