Memahami Konsep Progresi dan Penetrasi dalam Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan invasi, di mana salah satu tim berusaha untuk menginvasi daerah lawannya, dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Untuk meraih kemenangan, sebuah tim harus mencetak gol lebih banyak dari jumlah kebobolan yang diderita.

Karena di dalam aturan pertandingan hanya terdapat satu bola di dalam area permainan, maka secara natural tim yang bertanding akan terbagi dalam dua momen. Yaitu menjadi tim yang menguasai bola dan tim yang tidak menguasai bola.

Dalam usahanya untuk menginvasi gawang lawan, tim yang menguasai bola akan mendapat resistensi dari tim yang tidak menguasai bola sebagai usaha untuk mencegah kebobolan. Oleh karena itu penting bagi tim yang menguasai bola untuk memahami konsep progresi dan penetrasi, untuk membawa bola ke gawang lawan.

Progresi merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris progression, maknanya adalah sebuah proses untuk bergerak ke depan. Sedangkan penetrasi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki makna penerobosan atau penembusan.

Dribble

Dalam sebuah pertandingan terkadang terdapat situasi di mana pembawa bola tidak mendapat resistensi dari lawannya untuk melakukan progresi. Pada saat yang bersamaan tidak ada urgensi bagi sang pemain untuk memberikan bola ke area yang lebih ke depan, karena berbagai pertimbangan menyangkut kontinuitas dari progresi yang diharapkan.

Misal karena rekan-rekannya berada dalam pengawalan lawan, sehingga ketika menerima passing justru akan membuatnya dalam tekanan. Maka, dribble adalah bentuk dari usaha progresi yang paling mendasar.

 

Mengapa dribble? Pada gambar di atas terdapat dua situasi untuk pemain merah yang memiliki kesamaan, yaitu tidak mendapat resistensi dari lawan kecuali penjaga gawang. Namun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu lokasi.

Tembakan yang dilakukan dari titik B memiliki kemungkinan lebih baik untuk dapat melewati penjaga gawang, dibanding tembakan yang dilakukan dari titik A. Oleh karena itu, ketika pemain merah tidak mendapat resistensi (dalam kasus ini tidak ada lawan yang memberi pressure), maka dia dapat membawa bola dari titik A menuju titik B dengan melakukan dribble.

Selain berfungsi untuk membawa bola ke area yang lebih dekat dengan gawang lawan, dribble juga berfungsi untuk memprovokasi lawan supaya memberikan resistensi terhadap pembawa bola.

Dengan demikian, lawan yang semula melakukan penjagaan terhadap rekan pembawa bola harus membebaskan pemain yang dijaganya, sehingga tercipta opsi passing di mana penerima memiliki kontinuitas aksi untuk mengakses area yang lebih superior.

Umpan langsung

Terkadang terdapat pula situasi di mana sekalipun si pembawa bola tidak mendapat resistensi dari lawannya, namun terdapat opsi passing yang tidak terkawal di area yang lebih dekat dengan gawang lawan. Pada kasus ini, terdapat skala prioritas yang harus ditentukan yang berkaitan dengan tujuan utama dari menguasai bola.

Tim yang menguasai bola memiliki tujuan utama untuk mencetak gol ke gawang lawan. Jadi, ketika terdapat situasi di mana hal tersebut memungkinkan untuk segera dilakukan, atau tersedianya suatu aksi untuk mendapatkan sebuah kondisi yang mendekatkan pada tujuan utama, maka hal itulah yang seharusnya mendapat prioritas utama.

BACA JUGA:  Mengapa Riedl Memilih Kurnia Meiga

Pada gambar di atas terlihat meskipun pembawa bola tidak mendapat resistensi dari lawannya, namun terdapat pilihan untuk segera mengakses area yang lebih dekat dengan target utama.

Pemosisian untuk mendapat akses progresi

Terlepas dari situasi di mana pembawa bola mendapat resistensi atau tidak, tentunya diperlukan adanya opsi bagi pembawa bola untuk dapat mengakses area yang lebih dekat dengan gawang. Terutama ketika muncul situasi di mana pembawa bola mendapat resistensi. Opsi untuk melakukan progresi ini penting untuk berada di posisi yang tepat.

Pemosisian merupakan faktor penting dalam permainan sepakbola yang menentukan komponen ruang dan waktu terhadap suatu aksi. Aksi yang didukung oleh komponen ruang dan waktu yang lebih leluasa, dapat menghasilkan kualitas yang lebih tinggi. Di saat yang bersamaan, pemosisian yang baik akan mendukung seorang pemain untuk dapat melakukan aksi berkualitas, dengan ruang dan waktu sekecil mungkin.

Dalam kaitannya dengan progresi dan penetrasi, pemosisian yang baik akan mendukung inisiasi dengan kondisi ruang dan waktu yang terbaik. Hal ini memiliki makna bahwasanya progresi dan penetrasi dapat dilakukan dengan aksi yang akan mendapat resistensi sekecil mungkin dari lawan.

Aplikasinya adalah, pemain mengambil posisi sejauh mungkin dari lawan sambil mempertahankan konektivitas terhadap pembawa bola. Ketika terdapat lawan tepat di hadapan pembawa bola, maka posisi yang perlu diambil untuk memberikan opsi progresi adalah tepat di sisi kanan dan kiri lawan.

Posisi ini diambil sedemikian rupa sehingga memungkinkannya untuk memiliki kontinuitas aksi yang mendukung progresi. Ketika lawan lebih memilih untuk melakukan penjagaan terhadap kedua opsi progresi di sisi kanan dan kirinya, maka pemain lain dapat mengambil posisi tepat di balik celah yang diciptakan oleh kedua lawan.

Pada gambar sisi kiri di atas merupakan contoh di mana B dan C memosisikan dirinya di tempat di mana mereka dapat menerima bola dan melakukan progresi pada aksi selanjutnya dengan sedikit resistensi. Sedangkan gambar sisi kanan menunjukkan ketika B’ dan C’ menerima bola, pemain bertahan hijau masih memiliki ruang dan waktu untuk memberikan resistensi.

Gambar di atas juga menunjukkan pentingnya memanfaatkan celah di antara pemain lawan yang memberikan resistensi. Gambar sisi kiri menunjukkan bagaimana pemain merah yang berdiri di balik celah mengambil posisinya sejauh mungkin dari lawan sambil mempertahankan konektivitas.

Dengan demikian dirinya ketika menerima bola, lawan tidak memiliki jangkauan untuk memberikan resistensi. Gambar sisi kanan menunjukkan bagaimana opsi untuk melakukan progresi tidak tercipta karena pemain masih dalam jangkauan resistensi lawan.

Mekanisme orang ketiga

Resistensi yang akan diberikan oleh lawan terhadap opsi progresi langsung adalah dengan tidak membiarkannya berdiri bebas, atau dengan kata lain melakukan man-marking terhadap masing-masing opsi progresi, terutama yang berdiri di balik celah.

BACA JUGA:  Taktik Bukan Hal Utama dalam Sepak Bola Inggris

Hal ini tentu mengurangi tingkat kontinuitas aksi untuk melakukan progresi kepada penerima bola dari umpan langsung karena jangkauan resistensi yang sangat dekat. Untuk menciptakan progresi di situasi ini, diperlukan sebuah mekanisme yang disebut dengan third-man run atau mekanisme orang ketiga.

Pada gambar di atas ditunjukkan bagaimana aplikasi dari mekanisme orang ketiga ini. Opsi progresi langsung yang mendapat kawalan dari lawannya tidak menyediakan dirinya sebagai opsi utama yang memiliki kontinuitas progresi, namun sebagai pemantul kepada pemain lain yang memiliki kontinuitas terkait aksi progresi yang lebih baik.

Terkadang dibutuhkan sedikit provokasi terhadap salah satu pemain yang melakukan man-marking untuk dapat melepaskan salah satu pemain yang kemudian menjadi orang ketiga. Kunci dari penggunaan mekanisme ini adalah untuk mengakses opsi progresi (yang tidak terkawal) yang tidak dapat dapat dijangkau secara langsung dengan passing.

Reverse movements (pergerakan berlawanan)

Ketika opsi untuk menggunakan mekanisme-mekanisme di atas tidak tersedia karena berbagai kondisi, terutama karena man-marking yang dilakukan oleh lawan, masih terdapat mekanisme lain yang memungkinkan untuk dilakukannya progresi.

Namun mekanisme ini tidak terlepas dari prinsip utama dalam melakukan progresi, yaitu untuk mengakses area yang lebih dekat dengan gawang lawan.

Mekanisme ini melibatkan sebuah pergerakan untuk menarik lawan yang melakukan man-marking supaya keluar dari ruang yang dijaganya, dengan demikian akan terdapat ruang yang dapat digunakan untuk melakukan progresi melalui pergerakan pemain lainnya ke ruang tersebut.

Mengenai penetrasi dalam kaitannya dengan progresi

Progresi yang memiliki tingkat jangkauan paling kecil terhadap kontinuitas resistensi adalah progresi yang disertai dengan penetrasi, di mana progresi dilakukan dengan cara menembus blok pertahanan lawan. Mengapa demikian?

Karena gawang berada tepat di tengah pada masing-masing ujung lapangan. Dengan demikian, lawan akan berusaha untuk mengatur bloknya di mana progresi yang melalui koridor sentral akan mendapat resistensi yang paling tinggi. Sehingga blok pertahanan lawan akan terkonsentrasi utamanya di area sentral.

Ketika progresi dilakukan di mana bola dapat menembus blok lawan, maka akan terdapat sejumlah pemain lawan yang tereliminasi. Ketika tereliminasi, maka posisi pemain lawan tersebut tidak lagi berdiri di antara bola dan gawang. Sehingga usaha untuk memberikan resistensi akan menjadi lebih sulit.

Jika progresi dilakukan dengan mengitari blok lawan, maka lawan masih memiliki waktu untuk melakukan penyesuaian dalam memberikan resistensi, karena bola berada di sisi lapangan sedangkan gawang yang menjadi target utama berada di koridor sentral.

Namun untuk menentukan secara praktis, tipe progresi seperti apa yang terbaik tentu harus mempertimbangkan bagaimana lawan mengatur blok pertahanan mereka. Hal tersebut dalam rangka memberikan resistensi terhadap upaya untuk membawa bola mendekat ke gawang mereka.

Komentar