“Cintailah ploduk-ploduk Indonesia”. Kalimat ini rasanya tak asing di telinga kita. Ya! Alim Markus, pemilik PT Maspion Indonesia yang mengucapkan hal tersebut dalam sebuah pariwara televisi. Siapa sih yang tak ingin bangga dengan produk buatan negeri sendiri? Jika memang produk tersebut mempunyai kualitas yang mumpuni dan layak bersaing dengan merek global, kenapa tidak?
Grand Sport, sebuah produsen pakaian olahraga asal Thailand juga memahami hal ini. Apa yang mereka tampilkan pada kostum tim nasional (timnas) Thailand yang dikenakan pada ajang Piala AFF 2012 lampau menujukkan bahwa masyarakat sepak bola Thailand layak bangga dengan pencapaian anak negeri mereka.
Grand Sport telah mulai memproduksi pakaian olahraga sejak tahun 1961. Jelas bukan umur yang pendek untuk mengenyam asam garam di dunia aparel. Uniknya, Thailand bukanlah negara pertama yang mengenakan kostum berlogo Grand Sport. Adalah Oman dan Qatar yang justru telah bekerjasama dengan Grand Sport terlebih dahulu; tepatnya pada tahun 1997 silam. Baru pada tahun 2011 Grand Sport mempunyai kesempatan untuk membalut tubuh 11 manusia terbaik di Thailand dalam bidang sepak bola usai Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi kerjasama mereka dengan aparel asal Negeri Paman Sam, Nike.
Kesempatan tersebut benar-benar tidak disia-siakan oleh merek yang juga memproduksi pakaian olahraga bola voli serta sepak takraw ini. Kostum kesebelasan Thailand pada Piala AFF 2012 membuka mata para pencinta sepak bola di Thailand dan para kolektor kostum sepak bola bahwa merek lokal tidak berarti bisa diremehkan.
Pada bagian depan, terdapat motif printing yang menyerupai huruf “V”, meskipun tidak segamblang dengan apa yang kita temui pada kostum Manchester United musim 2009/10. Ada logo FAT lama terletak di bahu sebelah kanan yang terbuat dari material polyflex dengan warna yang cukup kontras, emas.
Sementara itu, logo timnas Thailand yang seraya berujar “ada gajah bermain bola” tercetak dengan menggunakan material printing rubber. Hal ini bisa dibilang sangat mengesankan mengingat dewasa ini kebanyakan produsen hanya menggunakan material yang itu-itu saja untuk membuat logo; bordir, woven maupun polyflex. Pada sisi dalam kerah terdapat tulisan dengan huruf Thailand yang berbunyi: Tim Nasional Thailand. Sementara itu, pada bagian sizetag terdapat motif peta negara Thailand.
Detail bendera kebangsaan Thailand juga tak luput dari perhatian Grand Sport dan ditempatkan tepat di atas nama punggung (nameset). Bahan dengan pori-pori yang lebih besar dipergunakan pada bagian ketiak dan pundak. Sementara, logo aparel sendiri terletak pada bagian dada sebelah kanan. Material rubber (karet) mendapat porsi lebih pada desain kostum Thailand ini. Selain digunakan untuk membuat logo timnas Thailand, rubber juga digunakan tepat di samping material berpori besar dengan warna biru yang lebih cerah.
Warna kostum kandang kesebelasan yang kini dihuni oleh Charyl Chapuis dkk. ini juga mengalami pergeseran. Warna biru yang sebelumnya dikenakan sebagai warna kostum tandang mendampingi warna kuning yang digunakan pada kostum kandang kala masih bekerjasama dengan Nike kini digunakan sebagai warna kostum kandang. Mungkin hal ini dikarenakan warna kuning terlanjur identik dengan warna kostum kesebelasan Harimau Malaya, Malaysia.
[Best_Wordpress_Gallery id=”5″ gal_title=”Jersey Thailand 2012″]
Melihat apa yang berhasil dicapai oleh Grand Sport dengan timnas Thailand, tidak ada salahnya apabila kita masyarakat Indonesia juga mendambakan timnas Garuda kita juga mengenakan produk lokal dibanding hanya mengenakan teamwear (kostum template) aparel asal Amerika Serikat. Akan tetapi, hal ini juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas aparel lokal. Dewasa ini, sudah mulai bermunculan merek-merek yang mulai berani tampil di sepak bola level nasional meski dari segi kualitas dan ketersinambungan masih harus diasah dan ditingkatkan lagi. Kendati demikian, hal ini menjadi sinyalemen positif bahwa mengenakan produk lokal itu bukan lagi sesuatu yang memalukan.