Lazio yang Mengkhawatirkan

Enam belas tim sudah lolos dari fase grup Liga Champions dan akan berlaga di fase gugur. Di antara semua tim itu, bisa jadi Borussia Monchengladbach dan Lazio adalah yang paling tidak diunggulkan. Berhubung saya adalah Laziale, tentu saya akan membahas mengenai kesebelasan asal ibu kota Italia ini.

Lazio menjalani fase grup tanpa kekalahan. Dua kali menang dan empat kali seri membuat mereka jadi salah satu dari empat tim yang belum terkalahkan di Liga Champions musim ini selain Bayern Munchen, Chelsea, dan Manchester City. Meski begitu, I Biancoceleste tak otomatis menjadi tim unggulan kendati sempat menang atas Borussia Dortmund yang dinilai lebih kuat.

Bahkan, di dunia maya sudah beredar meme yang menggambarkan Lazio sebagai wanita dewasa bertubuh kecil yang duduk di sofa dan di belakangnya ada lima lelaki dewasa berdiri dengan logo Bayern, City, Liverpool, Paris Saint-Germain, dan Real Madrid.

Kelima tim tersebut adalah para juara grup yang berpotensi jadi lawan anak asuh Simone Inzaghi di babak 16 besar. Meme itu sendiri bikin kita tahu bahwa Lazio merupakan tim underdog.

Sesungguhnya, Lazio memang beruntung karena tidak masuk grup neraka yang katanya cuma gini doang. I Biancoceleste tergabung bersama Club Brugge, Dortmund, dan Zenit St. Petersburg yang menjanjikan persaingan lebih terbuka.

Satu grup bersama Die Schwarzgelben membuat harapan menjadi juara grup hanya impian. Target menjadi runner up grup menjadi realistis sekaligus menantang.

Pasalnya, Brugge dan Zenit juga bukan tim sembarangan. Mereka punya pengalaman bertanding di Liga Champions yang lebih banyak ketimbang Lazio dalam kurun sedekade pamungkas.

Lazio sendiri baru kembali ke Liga Champions setelah 13 tahun absen. Dalam masa itu, laga Eropa yang rutin mereka lakoni sekadar Liga Europa. Itu pun tak pernah menghasilkan prestasi mentereng kecuali lesatan Libor Kozak pada musim 2012/2013 sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi.

BACA JUGA:  Beda Hakan Calhanoglu

Usai dilakukan pengundian babak 16 besar, lawan yang kudu dihadapi Ciro Immobile dan kolega pun diketahui. Mereka adalah sang juara bertahan, Bayern. Hasil undian tersebut bikin mayoritas Laziale, termasuk saya, mengurut dada. Ya, pertemuan dengan Manuel Neuer dan kawan-kawan adalah ujian berat. Direktur Teknik klub, Roberto De Cosmi, pun mengamininya.

“Sejujurnya, ini adalah undian terburuk bagi kami. Bayern merupakan tim yang sangat tangguh dan berstatus juara bertahan. Lazio harus tetap tenang sebab lawan kami adalah tim terbaik”, terangnya seperti dikutip dari thelaziali.

Performa Tak Meyakinkan

Tatkala lawan tanding di babak 16 besar Liga Champions sudah diketahui, masalah berupa performa tak meyakinkan juga belum jua dibereskan. Menilik data statistik sepanjang bulan Desember, I Biancoceleste cuma meraih satu kemenangan (melawan Spezia) dari total lima partai yang dijalani (baik di Serie A maupun Liga Champions).

Menyedihkannya lagi, anak asuh Inzaghi gagal meraup angka sempurna dari klub-klub selevel Hellas Verona, Benevento, dan Brugge. Hal ini kembali melambungkan opini bahwa kedalaman skuad Lazio memang mengkhawatirkan.

Menengok kekuatan Lazio pada musim ini, sebetulnya tidak banyak yang berubah. Secara total ada enam penggawa anyar yang direkrut, baik ditransfer permanen maupun dipinjam. Mereka adalah Gonzalo Escalante, Mohamed Fares, Wesley Hoedt, Vedat Muriqi, Andreas Pereira, dan Pepe Reina.

Walau cukup banyak, tetapi dari seluruh nama di atas tak ada sosok yang betul-betul istimewa. Beruntung, manajemen sanggup mempertahankan sejumlah penggawa kunci seperti Francesco Acerbi, Luis Alberto, Immobile, Lucas Leiva, dan Sergej Milinkovic-Savic. Namun ketika figur-figur penting itu absen atau sedang tampil jeblok, tak ada nama lain yang mampu melesat sebagai pembeda.

Sampai giornata kedua belas, I Biancoceleste masih nangkring di posisi sembilan klasemen sementara. Sebuah keadaan yang memperlihatkan stagnansi tim sejauh ini. Kian membuat deg-degan, dua lawan tersisa yang kudu dihadapi Lazio pada tahun 2020 bukanlah kesebelasan sembarangan yaitu Napoli dan AC Milan.

BACA JUGA:  Kepak Sayap Lazio

Bisa mencuri poin atau bahkan memetik kemenangan, maka Lazio takkan tercecer kelewat jauh dari bursa perburuan tiket lolos ke zona Eropa. Namun hasil negatif akan memperpanjang periode suram mereka sepanjang bulan Desember sekaligus mempersulit langkah mengejar defisit poin dari tim pesaing.

Jelang paruh musim, selalu muncul momen di mana sebuah kesebelasan dapat berbenah yakni bursa transfer musim dingin. Bukan hal spektakuler jika tim semacam Barcelona atau Juventus menggelontorkan dana masif guna memperkokoh skuad.

Akan tetapi, lain halnya dengan Lazio yang kondisi finansialnya ada di level menengah. Bahkan Direktur Olahraga, Igli Tare, secara tersirat menyatakan tidak akan menambah pemain guna menekan pengeluaran tak perlu.

Kalau sudah begini, Laziale cuma bisa berharap Inzaghi dapat menemukan solusi atas penampilan semenjana anak asuhnya selama satu bulan terakhir. Dengan begitu, mereka punya kans buat mengatrol posisinya di Serie A dan tak pamer aksi memalukan saat bertemu Bayern.

Bersamaan dengan itu, ada baiknya Laziale menurunkan ekspektasi perihal klub kesayangannya. Saatnya menatap realita yang ada dengan teguh hati. Bila perubahan sudah tampak dan menunjukkan hasil positif, maka silakan saja untuk merasa lebih optimis. Andai tidak, maka luaskan kesabaran di dada.

Vola Lazio Vola.

Komentar
Penggemar Lazio yang sehari-hari mengurus uang nuklir. Bisa disapa di akun Twitter @yudh1t.