Mana Konsistensimu, Juve?

Bertandang ke Stadion Camp Nou milik Barcelona guna melakoni matchday terakhir (9/12) penyisihan grup Liga Champions, Juventus memamerkan aksi gemilang dengan menggulung tuan rumah via skor akhir 3-0. Tak sekadar membalas kekalahan di pertemuan pertama, hasil positif yang didapat Juve juga bikin mereka menyabet status kampiun Grup G dan berhak melaju ke fase 16 besar.

Keberhasilan itu sendiri membuat mereka dapat mengalihkan segenap perhatiannya ke ajang Serie A. Berbeda dengan musim-musim sebelumnya di mana Cristiano Ronaldo mendominasi, Juve agak tercecer kali ini. Sampai tulisan ini dibuat, mereka duduk di posisi tiga klasemen sementara lewat raihan 24 poin, tertinggal tujuh angka dari AC Milan yang nyaman di puncak.

Kendati begitu, tim asuhan Andrea Pirlo masih menyimpan tabungan satu laga kontra Napoli. Sebelumnya, Juventus dinyatakan menang walk out (WO) atas I Partenopei lantaran tidak hadir di Stadion Allianz sesuai jadwal laga yang ditetapkan oleh asosiasi sepakbola Italia (FIGC) dan Lega Serie A (operator kompetisi). Kabarnya, saat itu Napoli dilarang otoritas kesehatan setempat untuk terbang ke Turin sebab ada pemainnya yang terjangkit Covid-19.

Akan tetapi, I Partenopei mengajukan banding ke Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI) – sebelumnya mereka mengajukan banding ke FIGC serta Lega Serie A dan ditolak – yang kemudian memutuskan bahwa banding klub arahan Gennaro Gattuso diterima. Alhasil, laga Juve melawan Napoli di Stadion Allianz bakal dijadwal ulang.

Walau bertengger di papan atas, penampilan Juventus di Serie A musim ini masih jauh dari kata memuaskan. Sebabnya, ada begitu banyak hasil imbang yang dikantongi Ronaldo dan kolega. Dari 12 pertandingan yang sudah dilakoni, mereka pulang dengan satu angka di enam laga!

BACA JUGA:  Ayo Indonesia, Bawa Pulang Medali Emas!

Artinya, I Bianconeri kehilangan 12 poin dari enam pertandingan tersebut. Kian menyesakkan, sebagian dari laga-laga itu sejatinya bisa dimenangkan karena lawan yang dihadapi cuma tim-tim promosi semisal Benevento dan Crotone. Andai tak kehilangan begitu banyak angka, Juve diyakini akan mengisi posisi pertama di tabel klasemen.

Terasa semakin tragis, kala menjalani laga di giornata ke-13 dini hari tadi (23/12), Juventus malah tampil sangat buruk sehingga dipecundangi tamunya, Fiorentina. Tak main-main, papan skor di Stadion Allianz menampilkan kedudukan akhir 0-3.

Konsekuensinya, koleksi poin Ronaldo dan kawan-kawan tersendat dan membuka peluang bagi tim-tim yang ada di atas mereka buat memperlebar jarak. Di sisi lain, tim-tim yang ada di belakang mereka berpeluang memangkas selisih poin dan bahkan menyalip di classifica.

Berkaca dari situasi ini, sudah sepantasnya bagi Pirlo dan seluruh anak buahnya untuk memperbaiki penampilan. Walau sering membungkuas angka sempurna, tetapi penyakit inkonsistensi masih terlihat dari Juve. Padahal, selama satu dekade terakhir hal tersebut seakan tabu menghinggapi kubu I Bianconeri.

Apalagi skuad Juventus berada pada fase yang aman karena mayoritas penggawa inti ada dalam kondisi baik. Praktis cuma Merih Demiral saja yang masih beristirahat karena masalah otot. Ketersediaan pemain yang lengkap, sepatutnya dapat dimanfaatkan Pirlo untuk membuat timnya jadi lebih tangguh di belakang, kreatif di tengah, dan tajam di depan.

Sang allenatore muda juga tak perlu banyak melakukan percobaan-percobaan yang bikin dada Juventini berdebar seperti yang dilakukannya pada awal musim ini sebab para pilar absen, baik diakibatkan akumulasi kartu maupun cedera.

BACA JUGA:  Mengapa AS Roma Mendatangkan Banyak Bek?

Penting bagi Juventus untuk tidak kehilangan angka lagi dengan gampang jika misi menggondol Scudetto kesepuluh secara beruntun ingin direalisasikan. Terlebih, para pesaing mulai memperlihatkan taringnya lagi dan siap memanfaatkan kans pada saat I Bianconeri terpeleset.

Kekalahan dari La Viola mestinya jadi cambuk bagi Juventus untuk tampil lebih baik. Sudah waktunya bagi mereka menekan pedal gas sedalam-dalamnya di Serie A. Apalagi ‘gangguan’ di bulan Januari selepas jeda kompetisi nanti hanyalah laga-laga di panggung domestik sehingga energi dan fokus yang tersita tak setinggi kala berkiprah di Liga Champions.

Bagi Pirlo sendiri, momen ini adalah ujian besar baginya yang masih minim pengalaman. Namun selama ia mampu mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada mengingat kedalaman skuad Juve sungguh paripurna, konsistensi I Bianconeri pasti kembali dalam waktu dekat.

Komentar
Tidak percaya diri dengan tulisan sendiri, penganut aliran britpop yang (belum) taat, pemalas, bungkuk dan suka sekali makan pisang.