Marc Klok lahir di Kota Amsterdam, 20 April 1993. Pemain bernama lengkap Marc Anthony Klok itu tumbuh dan besar di keluarga yang hidupnya tak jauh dari lapangan hijau. Ayahnya sewaktu muda adalah pesepakbola dan pamannya yang bernama, Gerard van der Lem, adalah mantan asisten pelatih Louis van Gaal sewaktu di Ajax dan Barcelona.
Selain keluarga, yang membuatnya tergila-gila pada sepakbola adalah sosok David Beckham. Megabintang asal Inggris itu, menjadi idola sekaligus inspirasi bagi Klok untuk menjadi pesepakbola saat ia masih kecil.
Bahkan, Klok kecil sangat ingin mengidentikan dirinya layaknya David Beckham. Dalam tulisannya di The Flanker, Klok mengatakan bahwa ia sempat mogok bermain sepakbola ketika tidak dibelikan sepatu Adidas Adizero yang dikenakan Beckham saat itu, oleh kedua orang tuanya.
Perjalanan karier
Singkat cerita, ketika ia rajin bermain bola bersama teman-temannya, bakat besar Klok ternyata menarik minat klub lokal asal Amsterdam bernama AVV Zeeburgia untuk merekrutnya. Setelah berhasil masuk ke klub AVV Zeeburgia saat usianya masih belasan tahun, perlahan penampilan Klok semakin matang.
Hal tersebut membuatnya mencuri perhatian banyak klub besar seperti: Ajax, AZ Alkmaar, Utrecht, sampai Heerenveen yang mengajaknya untuk bergabung. Mendapatkan begitu banyak tawaran dari klub besar justru membuat Klok gamang.
Sebetulnya, Klok sangat ingin membela klub idolanya Ajax Amsterdam. Akan tetapi, karena menurut kedua orang tuanya di Ajax persaingannya terlalu ketat dan bakal sulit bersaing, akhirnya ia dan kedua orang tuanya memutuskan memilih berlabuh ke FC Utrecht U-19 pada tahun 2012.
https://twitter.com/eredivisie_indo/status/1385142045203783688?s=20&t=QxCTalMuYy2EXFGgthtL0A
Karena tak kunjung masuk ke skuad senior FC Utrecht hingga usianya 21 tahun, akhirnya ia memutuskan untuk hengkang. Pada tahun 2013 ia resmi mendapatkan pinangan klub asal Skotlandia, Ross County.
Sayangnya, di Skotlandia Klok tidak bisa berkembang banyak. Perbedaan budaya, gaya bermain, cuaca hingga makanan ternyata membuatnya stres berat. Hal itu membuatnya hanya bermain di enam laga selama satu musim.
Klok yang dikenal sebagai sosok pekerja keras itu pun akhirnya menyerah. Ia memutuskan mengakhiri kontrak bersama klub dan pulang ke Belanda.
Tak lama berselang ia mendapat tawaran bermain untuk klub Bulgaria, Cherno More pada tahun 2014. Di sinilah Klok mulai menemukan permainan terbaiknya.
Selama dua musim, Klok bermain di 48 laga dan mempu mengemas 1 gol dan 6 asis bagi klub dari Kota Varna tersebut. Bahkan ia turut menyumbang dua trofi bergengsi yakni, Piala Bulgaria Cup dan Piala Super Cup Bulgaria.
Setelah dari Bulgaria, Klok mencoba menuntaskan rasa penasarannya bermain Inggris Raya dengan bergabung dengan klub divisi tiga Liga Inggris, Oldham Athletic pada 2016. Sayang, ia tampaknya memang tidak jodoh bermain di tanah Inggris Raya.
Hanya enam bulan bersama Oldham Athletic, ia dijual ke klub Skotlandia, Dundee FC. Dan bersama klub barunya itu pun ia hanya diberi dua kali kesempatan bermain.
April 2017, secara mengejutkan ia mengambil tawaran untuk bergabung dengan PSM Makassar. Sejak itu, Klok menjadi pilar lini tengah PSM Makassar selama tiga musim. Ia bermain di 117 laga dan mempersembahkan trofi Piala Indonesia 2019 bagi Juku Eja.
https://twitter.com/GOAL_ID/status/1125294440971530240?s=20&t=QxCTalMuYy2EXFGgthtL0A
Setelah tiga musim membela Ayam Jantan dari Timur, Marc Klok memutuskan pindah ke Persija Jakarta pada Januari 2020. Satu setengah tahun bersama Macan Kemayoran, ia sukses meraih satu trofi Piala Menpora 2021.
Pada musim 2021/2022 ia membuat keputusan yang mengejutkan dengan menyebrang ke tim rival, Persib Bandung. Bersama Maung Bandung Klok kembali menemukan permainan terbaiknya dan menjadi salah satu pilar penting di sektor tengah.
Naturalisasi
Karena kadung cinta dengan Indonesia, Klok memantapkan dirinya untuk mengajukan naturalisasi pada November 2020. Sayangnya, naturalisasinya menjadi WNI tidak semulus apa yang ia bayangkan.
Pemain berusia 29 tahun itu sempat gagal membuktikan garis keturunan maksimal dari kakek atau neneknya ke FIFA. Walhasil, mimpinya untuk memperkuat Timnas Indonesia harus tertunda waktu itu.
Tak putus asa, Klok menjajal jalur lain agar bisa menjadi WNI. Marc Klok memilih jalur naturalisasi istimewa karena ia sudah memenuhi syarat dengan tinggal selama lima tahun berturut-turut di Indonesia.
-Proses Naturalisasi gelanjang Persija asal Belanda, Marc Klok segera rampung-
Klok :"Prosesnya saat ini sudah ada di DPR. Setelah proses di DPR, lalu menunggu persetujuan Presiden. Kemudian tinggal peresmian menjadi WNI"
Berpeluang bela Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 ??? pic.twitter.com/CQiOzwrnar
— Edan Bola RCBFM (@EdanBolaRCBFM) July 10, 2020
“Saya pilih negara ini (Indonesia) karena ini rumah saya, dan saya merasa di sini lebih sebagai rumah saya daripada Belanda.” ungkap Klok di Indosport
Tak lama berselang ia diberi kesempatan bermain di Timnas U-23 untuk mengikuti ajang Sea Games pada Mei 2022. Dan mimpinya bermain untuk Timnas Indonesia terwujud pada Juni 2022 saat Indonesia menjamu Bangladesh di laga uji coba Internasional.
Sejak itu ia bersama Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto, menjadi pilar penting dalam skema bermain Shin Tae-yong hingga saat ini. Total pemain bertinggi 177 cm itu telah bermain 7 kali dan mengemas 3 gol bagi Skuad Garuda.
Mimpi-mimpi
Dalam tulisan biografinya di The Flanker, mantan pemain Persija Jakarta itu mengungkapkan bahwa setelah bertahun-tahun menjalani karier di Indonesia, ada hal lain yang belum bisa dan ingin ia wujudkan. Pertama, meraih gelar liga. Kedua, jadi pemain terbaik liga. Ketiga, memberikan trofi untuk Indonesia dan terakhir, bisa jadi role model bagi para pemain di negeri ini.
Khususnya mimpi yang terakhir Klok cukup menaruh perhatian penuh. “Sebab, jika suatu saat nanti saya pensiun, saya tak ingin hanya dikenang sebagai Marc Klok si pesepakbola yang punya banyak gelar, tapi saya juga ingin dikenang sebagai sosok yang menginspirasi serta bermanfaat di luar lapangan.”
Maka dari itu sedari dulu ia sangat gencar membangun personal branding yang baik sebagai seorang atlet sepakbola. Selain itu, Klok juga menunjukan kedisiplinan dan profesionalisme tinggi baik di dalam maupun luar lapangan.
Ia sangat rajin melatih tendangan bebasnya, ia tidak suka nongkrong, ia sangat menjaga pola makan dan ia suka menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Lantas apakah mimpi-mimpi Klok akan segera terwujud dalam waktu dekat?
(Sumber: The Flanker, Indosport, Transfermarkt)