Memupuk Asa Bersama Putra Sinar Giri FC

Memangnya ada klub bernama Putra Sinar Giri?

Ini klub dari mana?

Klub punya siapa ini?

Apa prestasinya kok bisa naik Liga 2?

Kita mungkin pernah memiliki pertanyaan seperti itu ketika membaca atau mendengar nama Putra Sinar Giri FC. Ya, Putra Sinar Giri FC mulai ramai dibicarakan ketika namanya terdaftar sebagai salah satu peserta Liga 2 musim 2020. Klub yang berjuluk The Last Girton itu berasal dari daerah selatan Gresik, tepatnya Kecamatan Menganti.

Gresik yang merupakan sebuah kabupaten kecil di pantai utara Jawa, lebih dulu dikenal dengan Petrokimia Putra dan Gresik United yang dulu bernama Persegres Gresik United.

Tak banyak pula yang paham bahwa Gresik memiliki klub sepakbola lain disamping dua nama besar tersebut. Padahal, daerah ini juga punya Putra Sinar Giri FC (PSG) dan Persegres Putra.

Perjalanan PSG diawali ketika masih menjadi tim sepakbola amatir di Menganti bernama Persatuan Sepakbola Pengampon Setro (PSPS). Tahun demi tahun mereka lewati dengan berbagai gelar juara di kompetisi antar kampung.

Pada 2015, mereka berhasil menjadi juara Tarkam Karangan Cup di Surabaya. Seakan belum puas, setahun berselang, kompetisi lain berhasil ditaklukkan. Trofi Barisan Masyarakat Pelem Watu (BMP) Cup pun dapat direngkuh.

Kesuksesan tersebut, membuat manajemen berniat melebarkan sayap klub ini. Pijakan pertama yang ditapaki adalah keinginan untuk mengikuti Liga 3 di Regional Jawa Timur. Gayung kemudian bersambut.

Pada tahun 2017, manajemen akhirnya resmi mengakuisisi Putra Ijen Jember yang telah lama tidak aktif mengikuti kompetisi. Lalu mereka mendaftarkan nama Putra Sinar Giri FC untuk mengikuti Liga 3 Regional Jawa Timur.

Setelah resmi menjadi anggota Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Timur, mereka semakin menggebu-gebu untuk melanjutkan prestasi ke tingkat yang lebih tinggi. Pada tahun 2018 PSG berhasil lolos ke Liga 3 Zona Jawa, meski akhirnya belum mampu masuk ke putaran nasional.

Musim 2019, manajemen tak juga mengendurkan semangat. Mereka justru semakin serius menapaki Liga 3 Regional Jawa Timur. Pemain-pemain lama yang dianggap masih cukup mumpuni dipertahankan.

Selain itu, mereka juga menambah amunisi dengan mengontrak Harianto, yang pernah berbaju Deltras FC, dan juga mantan kapten Gresik United, David Faristian. Tak disangka, mereka berhasil menjuarai Liga 3 Regional Jawa Timur.

Tim asuhan Khoirul Anam itu meneruskan langkahnya ke Liga 3 Zona Jawa dan berlanjut ke putaran nasional. Memasuki babak 8 besar putaran nasional, PSG ditunjuk menjadi tuan rumah.

Kesempatan menjadi tuan rumah pun tak mau disia-siakan. Meski sempat cukup kelimpungan menjalani fase ini, akhirnya PSG memastikan diri menjadi kontestan Liga 2 musim 2020 setelah berhasil menahan imbang Persigo Semeru FC dengan skor 1-1 di pertandingan terakhir.

Prestasi PSG tak begitu saja berhenti setelah lolos ke kasta kedua persebakbolaan Indonesia. Kejutan selanjutnya datang saat Kongres Asprov Jawa Timur pada Februari lalu. Nama PSG kembali harum, kali ini dengan gelar individual yang diraih pemain mereka.

Hasbiyanto, penyerang muda PSG dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam Liga 3 Regional Jawa Timur 2019. Hal itu tentu menjadi hadiah pelengkap klub ini selama menjalani satu tahun penuh perjuangan yang menguras keringat.

Di musim pertama mereka menapaki Liga 2 ini, manajemen semakin serius dalam menyiapkan tim. Beberapa nama yang sudah tak asing di sepakbola nasional dipastikan bergabung.

I Putu Gede resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala. Sementara itu, posisi pelatih kiper diisi oleh M. Hadi. Arif Suyono, yang pernah memperkuat Mitra Kukar, dan Hery Prasetyo, mantan penggawa PSM Makassar, juga ikut mengisi skuat.

Putra daerah Gresik pun satu persatu turut ambil bagian. Ada dua pemain eks Persegres Gresik United yang kembali merapat, yakni Rendika Vidyananda Putra serta Danny Alvianes. Selain itu, ada juga nama-nama seperti M. Fatikul Amin, Wahyu Jati Nugroho, Anton Irwansyah, dan Dea Estu Ramadhan.

Rendika bahkan sudah sejak 2018 bergabung dengan tim ini. Saat ditanya mengapa masih betah bergabung dengan PSG, ia menjelaskan bahwa rasa kekeluargaan dalam tim membawa kenyamanan tersendiri. Tak salah jika tim ini terlihat kompak, baik di dalam maupun luar lapangan, dan mampu berprestasi.

Bila melihat prestasi yang telah diukir oleh PSG selama beberapa tahun ini, kita tentu dapat berharap suatu saat nanti ada klub asal Gresik yang akan merasakan gelar juara kembali. Bukan tak mungkin pula PSG dapat mengukir prestasi lagi musim ini, meski mereka harus realistis dengan target bertahan di Liga 2.

Gresik mungkin memang hanya sebuah kota kecil di ujung utara Jawa, tetapi kota ini juga tak pernah berhenti mewarnai permainan si kulit bulat di kancah nasional. Kini, giliran PSG yang menorehkan kuas di atas kanvas persepakbolaan Indonesia.

Komentar

This website uses cookies.