Sergi Samper dan Isaac Cuenca: Eks Barcelona di Negeri Sakura

Liga sepakbola profesional di Jepang atau yang biasa disebut J-League memang baru di mulai pada tahun 1993. Walau tergolong anyar, faktanya sepakbola Jepang mempunyai perkembangan yang sangat amat cepat di Asia.

Bahkan, kompetisi tersebut sukses membidani kelahiran pesepakbola yang mampu berkiprah di liga-liga papan atas Eropa. Di mulai dari era Hidetoshi Nakata, Sunshuke Nakamura, Keisuke Honda, hingga kini ada Takefusa Kubo dan Hiroki Abe.

Selain itu, Liga Jepang juga menjadi opsi berkarier baik pelatih maupun pemain dari berbagai belahan dunia. Arsene Wenger contohnya. Ia pernah menangani Nagoya Grampus pada medio 90-an setelah melihat Gary Lineker bermain di sana.

Ada juga Arthur Coimbra alias Zico, bintang Brazil yang mengakhiri karier sepakbolanya di Kashima Antlers. Kemudian, di klub itu juga ia mulai melatih. Bahkan, pencetak gol kelima terbanyak Timnas Brazil itu juga pernah membawa Timnas Jepang juara Piala Asia 2004.

Beberapa musim belakangan, Liga Jepang kembali kedatangan mantan-mantan bintang di kompetisi Benua Eropa. Sebut saja Fernando Torres, Lukas Podolski, David Villa, Thomas Vermaelen, sampai Andres Iniesta.

Sebagai catatan, tiga nama terakhir itu merupakan eks penggawa Barcelona. Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran mereka dipengaruhi oleh kerja sama Rakuten, yang juga pemilik Vissel Kobe, dengan tim asal Catalonia tersebut.

Selain mereka, sebetulnya masih ada jebolan akademi La Masia lainnya yang berkarir di Jepang. Memang, nama mereka tidak sepopuler Iniesta. Kedatangannya pun bukan berstatus mantan bintang, tetapi justru berlabel pemain potensial yang gagal berkembang di Eropa.

Mereka adalah Sergi Samper dan Issac Cuenca.

Sergi Samper

Usianya saat ini baru 25 tahun. Kala masih belia, Sergi digadang-gadang menjadi The Next Xavi. Namun, kenyataan berkata lain. Ia tak pernah bisa mewujudkan ekspektasi tersebut dan akhirnya hijrah ke Asia pada usia yang masih cukup muda.

BACA JUGA:  Xavi dan Hobinya yang Menyenangkan

Sergi tiba di Jepang pada bulan Maret 2019. Ia menyusul seniornya, gelandang lulusan La Masia yang lebih mentereng darinya, Iniesta. Kedatangan pemain kelahiran 1995 itu juga dibantu kolaborasi Rakuten dan Barcelona.

Sergi tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan sepakbola Jepang. Ia menjelma menjadi pilar bagi Vissel. Pada akhir musim perdananya, mantan pemain Timnas Spanyol U-21 itu juga merengkuh Piala Liga Jepang dan melengkapinya dengan Piala Super Jepang.

Di tim asal Kobe tersebut, Sergi terlihat begitu percaya diri. Sebagai gelandang bertahan, ia kokoh di lini tengah dan juga bisa menjadi pengalir bola. Mungkin saja jika terus konsisten, bukan tidak mungkin datang kesempatan untuk Sergi kembali ke Eropa dan mewujudkan ekspektasi sebagai penerus Xavi.

Isaac Cuenca

Namanya lebih familier dibandingkan Sergi. Pemain kelahiran tahun 1991 itu memang pernah melakoni 30 laga bersama . Kariernya sempat meroket di sana dan sempat diharapkan menjadi bintang baru juga oleh publik Stadion Camp Nou.

Namun, cedera parah menghantamnya. Ia punya masalah pada tulang rawan lututnya pada musim 2012/2013. Lebih akrab dengan ruang perawatan membuat performanya terus menurun dan perlahan terganti oleh nama lain di Barcelona.

Sebelum benar-benar meninggalkan Catalonia, Isaac pernah dipinjamkan di Ajax. Tak kunjung meyakinkan, ia akhirnya dilepas ke Deportivo La Coruna. Sempat juga dirinya mencicipi Liga Turki bersama Bursaspor, lalu kembali lagi ke Spanyol untuk membela Granada.

Penampilannya yang tak kunjung membaik membuat Isaac hijrah ke Israel. Ia bahkan sempat tidak mempunyai klub, sebelum akhirnya mendapat kesempatan bermain bersama Sagan Tosu di Negeri Sakura pada 2019.

Musim lalu, winger kelahiran 1991 iti beberapa kali memamerkan kemampuan yang ia miliki, seperti saat mencatatkan gol pertamanya kala menghadapi Jubilo Iwata. Bersama Torres, ia juga berperan menyelamatkan Sagan dari jurang degradasi.

BACA JUGA:  Melatih Fase Penciptaan dan Eksekusi Peluang

Kini, Isaac berstatus sebagai pemain Vegalta Sendai. Tetapi, ia kmbali deterpa cedera pada awal musim 2020. Sedikit beruntung baginya karena Liga Jepang tengah dihentikan sehingga ia punya waktu untuk melakukan pemulihan.

Musim perdana Isaac maupun Sergi di Liga Jepang memang tidak mengecewakan. Malah bisa dibilang cukup sukses. Namun, thun lalu barulah awal. Masih banyak yang harus mereka buktikan. Apalagi membawa label lulusan La Masia, salah satu akademi terbaik yang ada di dunia.

Komentar
Penggemar sepakbola yang bisa disapa via akun Twitter @ikhsanfirdauss