Menanti Kiprah Persebaya Bersama Azrul Ananda

Sumber: Twitter @Bonekkeputran27

Persebaya Surabaya kembali diakui oleh PSSI melalui kongres yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta, Bandung (8/1). Persebaya akan memulai kiprahnya kembali dengan bermain di Divisi Utama musim 2017 ini.

Enam tim lain juga ikut dipulihkan. Mereka adalah Persibo Bojonegoro, Persema Malang, Arema Indonesia, Lampung FC, Persipasi Kota Bekasi, dan Persewangi Banyuwangi. Hanya saja keenam klub itu akan memulai kiprahnya di Liga Nusantara.

Apa yang diperoleh oleh Persebaya rasanya layak. Perjuangan tak kenal lelah untuk memperjuangkan kembalinya Persebaya akhirnya menghasilkan hasil yang tak mengkhianati proses. Bonek pun merayakannya dengan pesta di Bandung maupun Surabaya.

Tapi, ada yang lebih penting daripada sekadar berpesta. Musim baru akan dimulai Maret 2017, hanya dua bulan dari kongres, oleh karenanya manajemen perlu bergerak cepat untuk memperbaiki kondisi internal, membentuk tim, dan lain sebagainya.

Hanya saja, manajemen Persebaya selama ini dinilai tidak punya kinerja yang memuaskan sehingga menimbulkan kekhawatiran klub kebanggaan Bonek ini tetap sulit untuk bersaing. Tapi, sinyal perbaikan Persebaya itu sejatinya sudah nampak di Grha Pena, 28 Desember 2016 lalu.

Adalah Azrul Ananda yang bisa diharapkan untuk bisa memperbaiki Persebaya dari segi manajerial. Klub ini memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi klub yang sehat secara finansial. Memiliki basis massa besar dan berada di kota kedua terbesar di Indonesia.

Kesediaannya menjadi tuan rumah saat Edy Rahmayadi datang ke Surabaya bulan lalu, fotonya yang beredar bersama sang ketum PSSI dan perwakilan Bonek semestinya ditangkap sebagai sinyal dia kemungkinan besar akan terlibat di dalam Persebaya.

Jika Azrul akhirnya memutuskan untuk masuk ke Persebaya, baik sebagai manajer, pemilih, atau apa pun, itu merupakan kabar yang baik, tidak hanya untuk Green Force, melainkan juga untuk sepakbola Indonesia.

Sebagai pengingat, Dahlan Iskan, ayah Azrul sekaligus pendiri Jawa Pos, pernah berkiprah di manajemen Mitra Surabaya dan Persebaya.

Rekam jejaknya tak perlu diragukan lagi. Direktur Utama Jawa Pos ini punya pengalaman menggembirakan selama mengelola basket. Dia paham betul bagaimana industri olahraga bekerja. Dia juga punya kepedulian terhadap pembinaan pemain muda.

Sederhananya, dia memiliki visi untuk membangun olahraga baik dari segi industri maupun pembinaan. Kita bisa membayangkan Persebaya akan tumbuh menjadi klub profesional dengan jenjang akademi di berbagai tingkatan kelompok umur serta hidupnya pembinaan pemain muda di klub-klub lokal Surabaya dan sekitarnya.

Selain soal kemampuan, Azrul memiliki bisnis yang berkembang pesat sehingga secara finansial dia mampu. Dia juga mempunyai jaringan pergaulan yang luas sehingga rasanya dia tak akan sendiri masuk ke Persebaya, tapi ikut mengajak pengusaha muda Surabaya lainnya untuk terjun ke Bajul Ijo.

Vakum selama tiga tahun lebih juga tak membuat Persebaya kehilangan nilainya. Sebagai sebuah klub, dia tetap dinilai sebagai salah satu klub paling legendaris di Indonesia. Nama brandnya masih sangat kuat, apalagi sudah diakui oleh Kemenkumham, yang memperkuat dari segi legalitas.

Jadi, Persebaya nantinya tak hanya akan hidup kembali. Tapi juga menjadi salah satu klub paling disegani di Indonesia. Mungkin hanya akan butuh satu musim atau paling lama dua musim untuk bisa masuk ke Indonesia Super League (ISL).

Efek lebih besar tentu akan dirasakan oleh Divisi Utama. Kompetisi kasta kedua ini akan meningkat dari segi persaingan antarklub dan nilai jualnya pun meningkat. Sangat mungkin musim depan, ada pertandingan Divisi Utama yang disiarkan televisi secara nasional.

Mari kita syukuri kembalinya Persebaya dan enam klub lain sebagai bagian dari upaya memperbaiki tata kelola sepakbola Indonesia. Belum semua masalah usai, tapi ini salah satu tahap awal untuk melakukan perbaikan menyeluruh.

Komentar

This website uses cookies.