Beberapa tahun lalu, dunia sepakbola sempat digemparkan oleh seorang bocah asal Italia keturunan Maroko bernama Hachim Mastour.
Konon, ia punya kemampuan olah bola yang prima dan siap melesat sebagai wonderkid.
Mastour lahir di Reggio Emilia pada 15 Juni 1998. Karier sepakbolanya dimulai di klub asal kampung halamannya yaitu AC Reggiana.
Aksi-aksinya bersama Reggiana junior terendus oleh sejumlah klub mapan Eropa semisal AC Milan, Barcelona, Juventus, sampai Real Madrid.
Dari sekian klub di atas, I Rossoneri menjadi kubu yang sukses mengamankan tanda tangan Mastour berkat rekomendasi dari pelatih legendaris mereka, Arrigo Sacchi.
Mastour bergabung dengan Milan saat usianya 14 tahun. Mahar sebesar 500 ribu Euro dikeluarkan I Rossoneri saat itu demi mendapatkannya.
Mengingat Mastour digadang-gadang sebagai bocah ajaib baru, betapa bahagianya Milanisti ketika tahu bahwa tim kesayangan mereka sanggup menggamitnya.
Talenta potensial. Pemain muda menjanjikan. Calon bintang masa depan. Penerus deretan nama besar di Milan. Kurang lebih, titel-titel macam itu yang disematkan kepada sang bocah.
Akan tetapi, sejak saat itu jugalah malapetaka bagi Mastour dimulai. Segala puja dan puji terhadap bocah yang bahkan belum menembus usia Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia, bikin ia lupa daratan.
Bagaimana tidak, sebuah perusahaan minuman berenergi dari Austria, Red Bull, bahkan sudah mendapuknya sebagai bintang iklan bareng bintang lapangan asal Brasil, Neymar.
Sontak media dan pencinta sepak bola pun semakin heboh. Mereka penasaran dengan kemampuan Mastour. Gilanya lagi, ada yang membandingkannya dengan Neymar!
Sejatinya, sebagai pemain belia waktu itu, Mastour bukanlah pesepakbola yang buruk. Ia selalu menjadi andalan di tim Milan Primavera dan melejit sebagai pilar tim nasional Italia U-16.
Pada tahun 2014, ketika usianya baru 15 tahun, ia sudah duduk di bangku cadangan kala I Rossoneri masih diarsiteki Clarence Seedorf.
Pada tahun yang sama, Mastour juga memutuskan untuk membela timnas Maroko dan melakoni debut di tim senior tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke-16 pada 12 Juni 2015.
Hal tersebut bikin ia mengukir rekor sebagai pemain termuda yang membela timnas Maroko.
Sayangnya, ia tak pernah mendapatkan kesempatan untuk debut di tim utama Milan bahkan sampai kiprahnya bersama I Rossoneri berakhir pada 2018.
Mastour sendiri banyak menghabiskan sebagian besar kariernya dengan menjadi pemain pinjaman. Apes, masa-masa itu gagal mengatrol kemampuannya sebab menit bermain yang didapat begitu minim.
Dirinya memang dikenal punya kelebihan dalam teknik olah bola, khususnya saat melakukan giringan dan mengontrol bola.
Bahkan sesaat setelah bergabung dengan Milan pada tahun 2012, ia dengan percaya diri berkata bahwa karakteristik utamanya adalah kontrol bola dan giringan.
“Saya melakukan hal-hal yang tidak dilakukan anak seumuran saya,” ujar Mastour pada Sky Sport.
Video-video unjuk kemampuan Mastour yang bertebaran di kanal-kanal YouTube pun banyak menampilkan teknik gocekannya yang menawan.
Kendati begitu, ada sesuatu yang perlu diluruskan dari anggapan banyak orang, termasuk media. Banyak yang merasa kalau Milan telah tertipu karena merekrutnya hanya berdasarkan video-video di YouTube.
Faktanya, video-video olah bola sang pemain yang beredar di YouTube adalah video ketika dirinya sudah berseragam merah-hitam. Bukan sebaliknya.
Berdasarkan temuan saya, hanya ada satu video Mastour yang dirilis pada saat dirinya masih memperkuat Reggiana. Durasinya sendiri cuma 1 menit 33 detik.
Lagipula, memantau kemampuan seorang pemain hanya dari kanal-kanal di YouTube mustahil dilakukan banyak klub mapan. Terlebih, mereka punya jaringan pemandu bakat yang luas.
Sebelum menggamit Mastour, I Rossoneri pasti sudah mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu.
Mastour merupakan satu dari sekian pemain muda potensial yang menyia-nyiakan bakat besarnya.
Milan tidak sepenuhnya salah ketika merekrutnya. Namun mereka bertanggung jawab sebab membiarkannya ‘berkeliaran’ di luar kancah sepakbola. Padahal, pada usianya yang sangat muda, Mastour butuh proteksi.
Kini, Mastour sudah berusia 23 tahun dan sedang berstatus bebas rekrut lantaran tak terikat kontrak dengan klub manapun.
Bila dirinya ingin kariernya di lapangan hijau berjalan dengan baik, masih tersedia banyak waktu untuk berbenah dan bekerja keras.
Sehingga kelak, Mastour akan dikenal sebagai pesepakbola sungguhan, bukan cuma bintang YouTube.