Setelah Hans Dieter Flick mengundurkan diri dan memilih jadi pelatih tim nasional Jerman, Bayern Munchen lantas menunjuk Julian Nagelsmann sebagai arsitek baru.
Pria asli tanah Bavaria yang kini berumur 34 tahun tersebut dinilai sebagai pengganti yang kapabel sekaligus cocok.
Terlebih rekam jejaknya selama melatih Hoffenheim dan RasenBallsport (RB) Leipzig terbilang cukup apik.
Sebelum memastikan nama Nagelsmann sebagai suksesor, beberapa nama pelatih kondang disebut-sebut masuk ke dalam pertimbangan manajemen Bayern.
Di antaranya adalah Massimiliano Allegri, Jurgen Klopp, Nagelsmann sendiri sampai Erik Ten Hag.
Dana 30 juta Euro mesti dirogoh Die Bayern untuk membajaknya dari Die Roten Bullen. Sang pelatih anyar kemudian diganjar kontrak hingga musim panas 2026.
Datang dan langsung bekerja. Itulah yang dilakukan Nagelsmann. Salah satu inovasi yang diterapkannya adalah menggunakan aplikasi yang bernama Hudl untuk seluruh pemain.
Aplikasi ini harus diunduh para pemain dan berfungsi untuk merekam seluruh arahan dan ide Nagelsmann sehingga para pemain dapat melihatnya kapan saja dan di mana saja, bahkan ketika libur.
Debut Nagelsmann bersama Bayern di Bundesliga tak berbuah manis. Bertandang ke Borussia Park yang merupakan markas Borussia Monchengladbach, Thomas Muller dan kolega hanya mampu meraih hasil seri dan pulang dengan bekal satu poin.
Misi untuk meraih kemenangan pertama bagi Bayern akhirnya tercapai saat bermain di DFL Super Cup melawan Borussia Dortmund.
Nagelsmann mengantar anak asuhnya menang 3-1 atas rival bebuyutannya di tanah Jerman tersebut.
Laga tersebut bagaikan pembalasan dari perpisahan pahit Nagelsmann dengan RB Leipzig yang kala itu dikalahkan Dortmund pada Final DFB Pokal.
Kemenangan atas Die Schwarzgelben ia persembahkan kepada Flick yang sukses di periode sebelumya.
“Kami tak punya banyak waktu untuk berpesta. Gelar ini merupakan hasil kerja Flick yang memenangkan Bundesliga. Saya senang, tetapi orang lain lebih berhak akan gelar ini dibanding saya”.
Secara permainan, para pemain masih beradaptasi terhadap taktik yang diinginkan Nagelsmann. Hal ini diakui sendiri oleh Joshua Kimmich, salah seorang penggawa Bayern.
Selepas kemenangan 12-0 melawan Bremer SV di ajang DFB Pokal, ia menuturkan bahwa masih membutuhkan waktu untuk mengimplementasikan seluruh ide di lapangan.
Selain itu, Nagelsmann juga harus memaksimalkan potensi Leroy Sane yang kian mendapatkan kritikan dari fans garis keras Bayern lantaran inkonsistensi performa.
Di sisi lain, Nagelsmann mampu mengangkat performa Alphonso Davies yang baru pulih dari cedera. Dampaknya terlihat dari menonjolnya penampilan Davies sebagai bek kiri, terutama saat berkontribusi dalam gol kedua melawan Dortmund.
Hal ini secara tidak langsung dapat menjadi ancaman bagi rekannya sesama bek kiri yakni Lucas Hernandez yang beberapa waktu lalu ditimpa cedera.
Tak hanya Davies, Dayot Upamecano yang dibawa dari RB Leipzig juga menunjukkan penampilan gemilang.
Bertubuh besar dan memiliki kecepatan, memungkinkan Upamecano memenangkan setiap duel satu lawan satu.
Selepas hengkangnya David Alaba dan Jerome Boateng, Duet Upamecano dan Niklas Sule tampaknya akan menjadi andalan Nagelsmann di lini pertahanan Bayern.
Bergeser ke posisi bek kanan, cederanya Benjamin Pavard membuat nama Josip Stanisic mencuat. Alih-alih memasang Bouna Sarr, Nagelsmann lebih memilih Stanisic sebagai bek kanan.
Meski belum memberikan hasil yang maksimal, Stanisic dinilai mempunyai potensi besar.
Ia adalah pemain kelahiran Jerman dan sempat membela tim nasional Jerman kelompok usia 19 tahun. Meski demikian, Stanisic memutuskan untuk membela tim nasional Kroasia.
Duet Kimmich dan Leon Goretzka sudah pasti akan menjadi andalan di lini tengah. Bersama Nagelsmann, era ini akan menjadi panggung mereka berdua. Tak hanya untuk Bayern, melainkan juga tim nasional Jerman.
Terbukti dari Kimmich yang resmi memperpanjang kontrak bersama Bayern hingga 2025 dan kabarnya akan disusul juga oleh Goretzka.
Sebagai back-up, sementara ini Nagelsmann memiliki nama-nama seperti Corentin Tolisso, Michael Cuisance, dan Marc Roca.
Guna memperkuat diri, Bayern juga sudah memboyong pemain serbabisa dari RB Leipzig, Marcel Sabitzer.
Beralih ke posisi sayap, nama-nama seperti Serge Gnabry, Sane, dan Kingsley Coman akan dirotasi.
Sayangnya, Gnabry dan Sane yang digadang-gadang melanjutkan era Franck Ribery dan Arjen Robben belum menunjukkan permainan terbaiknya. Coman sendiri masih sering berkutat dengan cederanya.
Untungnya Bayern punya Jamal Musiala. Figur belia ini bisa menjadi pemecah kebuntuan bagi Bayern.
Terbukti dari satu asisnya kala menjamu FC Koln dan trigol saat melawan Bremer SV yang dilanjutkan dengan gol-gol saat menekuk Hertha Berlin dan RB Leipzig.
Sementara tombak penyerangan Bayern tetap diberikan kepada Muller dan Robert Lewandowski. Menarik ditunggu rekor-rekor yang akan dipecahkan kedua pemain tersebut.
Sebagai pelapis, Bayern punya figur sekaliber Eric Choupo-Moting yang selalu memberikan penampilan terbaik kala Lewandowski absen.
Buktinya tersaji saat Choupo-Moting mengemas 4 gol ke gawang Bremer SV kala Lewandowski absen.
Kedalaman skuad yang dimiliki Die Bayern saat ini tergolong lebih tipis bila dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Dengan skuad yang ada, Nagelsmann harus mengarungi tiga kompetisi yaitu Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions.
Target untuk menjadi juara sepuluh kali beruntun di Bundesliga dan menyabet gelar ke-21 DFB Pokal tampaknya paling realistis.
Sejauh ini, Bayern menempati peringkat dua klasemen sementara Bundesliga. Di ajang DFB Pokal, mereka sudah mencapai putaran kedua dan akan bersua Monchengladbach.
Sementara di pentas Eropa, sang juru taktik muda diragukan untuk membawa Bayern melangkah lebih jauh.
Satu yang pasti, Nagelsmann membawa era baru di Bayern. Dengan kemampuannya, ada banyak pertanyaan yang meletup di kepala fans dan pengamat.
Sanggupkah Nagelsmann meneruskan periode kejayaan Bayern atau malah ia yang bakal membuat klub nomor satu di Jerman ini kepayahan?
Kopf Hoch Jungs!