Prakiraan Skenario Taktikal Final Liga Champions 2015

Barcelona

Luis Enrique Martinez akan kembali memainkan sepak bola direct-based berpola dasar 4-3-3. Sebelas pemain yang diturunkan nampaknya akan sama seperti dengan starting line-up pada partai final Copa del Rey kontra Athletic Club de Bilbao. Sebuah komposisi yang juga menjadi komposisi reguler Barcelona di hampir sepanjang musim ini.
Marc-Andre ter Stegen bersama Dani Alves, Javier Mascherano, Gerard Pique, dan Jordi Alba menjadi lima pemain yang berada di lapis terdalam pertahanan Barcelona. Dua fullback, Dani Alves dan Jordi Alba akan mendapatkan tugas ekstra sebagai pemain yang menjadi bagian dari kombinasi serangan Barcelona di dua sisi lapangan berbeda. Tiga pemain di depan mereka adalah Sergio Busquets, Andres Iniesta, dan Ivan Rakitic. Di lapis terdepan, ada Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar Jr. (trio MSN).

Pada era Enrique, Barcelona bermain jauh lebih direct dibanding era Pep Guardiola. Sepak bola Enrique merupakan sebuah sepak bola yang dibangun dengan trio Messi, Suarez, dan Neymar (MSN) sebagai pusatnya, terutama pada Messi yang berfungsi baik sebagai playmaker maupun striker. Perubahan cara bermain Barcelona dari era Guardiola ke era Enrique, bisa disimak pula pada tulisan ini.

Juventus

Massimiliano Allegri banyak memainkan formasi dasar 4-1-2-1-2 narrow sebagai formasi awal untuk kemudian di seperenam akhir pertandingan, bila dibutuhkan, ia mengubahnya ke pola 5-3-2 dan berfokus pada pertahanan. Sangat mungkin ia akan kembali menggunakan pola dasar 4-1-2-1-2 narrow. Selain untuk memfokuskan diri pada pertahanan, Juventus sendiri memiliki stok gelandang tengah melimpah yang sangat sesuai dengan pola dasar gaya main Allegri.

Di lini belakang, Stephan Lichtsteiner, Patrice Evra, Andrea Barzagli, dan Leonardo Bonucci berdiri sebagai empat bek sejajar di depan Gianluigi Buffon. Bila ternyata Chiellini berhalangan tampil, posisinya akan diisi oleh Andrea Barzagli. Di depan empat bek sejajar, akan empat pemain yang mengisi lapangan tengah dalam bentuk berlian yaitu, Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, Paul Pogba, dan Arturo Vidal yang akan banyak mengisi area no. 10 di belakang duo penyerang, Carlos Tevez dan Alvaro Morata.

Bila Enrique memfokuskan permainan pada bagaimana caranya agar bola lebih cepat mencapai trio MSN, maka Allegri akan lebih banyak menunggu dalam blok rendah dan melakukan serangan balik cepat – cara yang sama ketika Juventus mengalahkan Borussia Dortmund pada babak 16 besar.

Bagaimana kedua tim bertarung
Gambar line-up di bawah bisa jadi salah satu patokan bagaimana gambaran umum cara bermain Barcelona dan Juventus.

 

Line-up Barcelona dan Juventus
Line-up Barcelona dan Juventus

Serangan Barcelona
Dalam fase pertama serangannya, Barcelona selalu mencoba membangun serangan dari belakang, untuk kemudian bola digulirkan ke area sayap. Saat bola digulirkan ke sayap di saat itulah Barcelona memasuki fase kedua serangan. Dalam fase ini, sayap kanan menjadi sisi yang paling sering menjadi fokus fase kedua serangan.

 

Indikasi pergerakan awal dan bentuk dasar saat Barcelona melakukan kombinasi serangan di sisi kanan (area kiri pertahanan Juventus).
Indikasi pergerakan awal dan bentuk dasar saat Barcelona melakukan kombinasi serangan di sisi kanan (area kiri pertahanan Juventus).

Barcelona memiliki dua kombinasi serangan di kedua sisi lapangan. Di sisi kanan, Messi, Alves, dan Rakitic menjadi trio kombinasi. Messi merupakan pemain yang paling sering memulai pergerakannya dari sisi terluar (right touchline). Dalam transisi dari fase pertama menuju fase kedua, Alves bergerak ke half space dan Rakitic bergerak dari tengah untuk kemudian bergerak ke half space atau area sayap. Ketiganya melakukan kombinasi pergerakan yang baik dan sering mampu membuka pertahanan lawan, terutama saat menghadapi tim yang bertahan dalam sistem penjagaan orang per orang.

Kemungkinan berikutnya dari pergerakan ketiga pemain ini adalah, Messi bergerak masuk ke tengah ke zona 14 (zona 5 Juventus), sementara salah satu dari Alves atau Rakitic, seperti yang telah disebutkan di atas, berada di half space dan sayap. Dalam situasi ini, Barcelona memasuki awal fase ketiga, yaitu fase penciptaan peluang. Messi yang bertindak sebagai wide playmaker sering kali menjadi pemain yang memutuskan ke mana bola akan digulirkan.

BACA JUGA:  Analisis Pertandingan Persekap Pasuruan 3-2 Persebo Jaya Bondowoso

 

Messi mendekati zona 14 (zona 5 Juventus)
Messi mendekati zona 14 (zona 5 Juventus) Messi yang starting position-nya dari kanan luar (right touchline) masuk ke tengah mendekati zona 14 (zona 5 Juventus). Dari sini, ia memiliki tiga opsi umpan, yaitu (1) umpan kepada Neymar (2) atau pada Suarez (3) serta satu opsi lain yaitu, umpan ke area sayap kanan (garis ungu). Umpan Messi kepada Neymar, yang ditandai garis merah melengkung, merupakan umpan cungkil. Pada kesempatan lain, Messi sangat mungkin melepaskan umpan terobosan mendatar melalui celah antara dua pemain (Lichtsteiner dan Bonucci). Perhatikan penempatan posisi Alves/Rakitic di half space yang berdekatan dengan Giorgio Chiellini. Ini ditujukan untuk memancing Chiellini bila Messi melepaskan umpan melalui area lingkaran abu-abu. Posisi Alves/Rakitic – yang berada di half space – sangat mungkin merusak kompaksi horizontal antara Leonardo Chiellini dan Chiellini. Alves/Rakitic menarik fokus Chiellini dengan berdiri atau bergerak lebih ke kanan denga tujuan membuka celah antara Chiellini dengan Bonucci. Hal yang sama juga dilakukan Suarez bila Messi memberikan umpan kepada Neymar melalui celah antara Lichtsteiner dan Bonucci. Dalam situasi ini, Suarez yang bertindak memancing Bonucci.

Catatan khusus, Luis Suarez sangat baik dalam melakukan pergerakan tanpa bola. Bek-bek Juventus harus sangat menjaga konsentrasinya dalam mengawasi pergerakan tanpa bola Suarez dan akibat yang mungkin ditimbulkan terhadap semua area dan pemain di sekitarnya.

 

Ini merupakan contoh fase ketiga Barcelona dalam partai menghadapi Athletic Club di final Copa del Rey.
Ini merupakan contoh fase ketiga Barcelona dalam partai menghadapi Athletic Club di final Copa del Rey.

Satu hal lain lagi dalam fase ketiga serangan Barcelona adalah Lionel Messi sendiri. Pada gambar di atas, terlihat beberapa kemungkinan umpan Messi pada rekan-rekannya di lini terdepan. Di sisi lain, Messi merupakan pemain dengan kemampuan dribel yang baik. Tentu saja, ini jadi kemungkinan lain yang perlu diperhatikan Juventus.

Bila berada dalam situasi yang tepat, memindahkan permainan dari satu sisi ke sisi yang lain merupakan cara lain Barcelona dalam bertransisi dari fase 1 menuju fase 2 atau dari fase 2 menuju fase 3. Neymar di kiri luar dan Messi/Alves di kanan luar merupakan pemain-pemain yang paling sering menjadi sasaran umpan. Hal ini mungkin mengganggu kompaksi pertahanan lawan, karena saat semua pemain lawan berfokus pada area tertentu, pemegang bola melakukan switch play ke sisi lapangan yang berseberangan.

Kemungkinan Barcelona memainkan umpan silang melambung sangat kecil karena Juventus sangat baik dalam menghalau umpan silang melambung berkat keunggulan postur dan kemampuan duel udara para pemain belakangnya. Kalaupun Barcelona melakukan umpan silang melambung, itu hanya merupakan improvisasi (bukan taktik utama), atau efek dari keberhasilan Juventus melakukan pressing sehingga pemain Barcelona dipaksa melepakan umpan silang melambung.

Bagaimana Juventus bertahan

Melakukan pressing dengan blok tinggi menghadapi tim yang membangun serangan dari belakang pada dasarnya merupakan rencana ideal. Tetapi, menghadapi Barcelona, hal ini justru bisa menjadi bencana. Karena itu, kemungkinan besar Allegri tidak akan memainkan pressing blok tinggi dengan intensitas pressing yang tinggi. Bermain dalam blok tinggi apalagi melakukan pressing secara intensif juga berarti memberikan banyak ruang gerak bagi trio MSN.

Kalaupun Juventus melakukan pressing terhadap lini belakang Barcelona, kemungkinkan besar pressing akan dilakukan dengan blok medium dan menyisakan dua penyerangnya untuk melakukan pressing. Tevez dan Morata bisa diberikan tugas mengawal Busquets secara bergantian, terutama bila Busquets turun jauh ke bawah masuk ke lini bertahan untuk menjemput bola. Tapi, tampaknya pergerakan Busquets ke lini belakang tidak akan dilakukan sebagai bagian dari taktik reguler. Ia hanya akan melakukannya sesekali bila situasi memungkinkan.

Dengan Juventus yang mungkin menggunakan formasi 4-1-2-1-2 narrow dan bertransformasi ke 4-4-2 saat bertahan, mereka perlu memperhatikan dua area antarlini yang juga merupakan kelemahan alami pola dasar 4-4-2. Yaitu area no. 6 (area antara lini tengah dan belakang) dan area no. 10 (area antara lini tengah dan depan). Untuk menyelesaikan isu ini, ada beberapa cara yang mungkin digunakan Allegri untuk mereduksi bahaya yang ditimbulkan.

Pertama, salah satu atau ke dua striker turun ke bawah (pada saat fase bertahan dan transisinya) dan mengisi area nomor 10. Atau, salah satu striker mengisi area no. 10 dan striker lain masuk ke lini tengah. Pirlo sebagai no. 6 dalam formasi 4-1-2-1-2 narrow dapat difungsikan menjadi pemain yang mengisi celah di antara lini belakang dan lini tengah Juventus.

Kemungkinan bentuk bertahan Juventus. Gambar kiri merupakan contoh apabila salah satu dari Tevez atau Morata turun ke bawah dan masuk ke lini tengah untuk membentuk formasi 5 gelandang. Gambar kanan merupakan contoh formasi 4-4-1-1/4-4-2-0 yang mungkin diambil Juventus saat bertahan di area sayap kiri (sisi kanan Barcelona).
Kemungkinan bentuk bertahan Juventus.
Gambar kiri merupakan contoh apabila salah satu dari Tevez atau Morata turun ke bawah dan masuk ke lini tengah untuk membentuk formasi 5 gelandang. Gambar kanan merupakan contoh formasi 4-4-1-1/4-4-2-0 yang mungkin diambil Juventus saat bertahan di area sayap kiri (sisi kanan Barcelona).

Selain kompaksi vertikal, gelandang-gelandang Juventus juga perlu memerhatikan kompaksi horizontal. Saat Barcelona mencoba masuk dari sayap – sesuatu yang jadi senjata serangan mereka – fullback dan shuttler (dua gelandang terluar pada formasi berlian) Juventus akan mendekat dan menjadi bagian dari overloading di area tersebut. Saat-saat seperti ini, bila tidak dikelola dengan tepat, akan menciptakan celah di area yang lebih ke tengah. Hal ini terjadi karena adanya fokus besar di sayap. Di sinilah pentingnya gelandang-gelandang Juventus menjaga jarak horizontal di antara mereka. Setidak-tidaknya, mereka harus memastikan superioritas kuantitatif ada di pihak mereka.

BACA JUGA:  Jalan Lain Sang Pangeran Kecil

Serangan Juventus

Bila berhasil menggagalkan serangan Barcelona, Juventus tampaknya akan memainkan transisi menyerang (serangan balik) yang cepat, seperti yang mereka mainkan saat menghadapi Dortmund. Dalam partai 16 besar tersebut, Juventus bermain dengan blok pertahanan rendah dan memainkan transisi memyerang yang cepat.

Pada pertandingan menghadapi Barcelona nanti, hal tersebut mungkin dilakukan karena, pertama, Juventus memiliki pemain-pemain dengan kecepatan yang baik. Kedua, dalam rencana menyerangnya, dua fullback Barcelona memiliki tugas untuk mendukung kombinasi serangan di masing-masing sisi lapangan. Hal ini menyebabkan kedua fullback naik ke depan sangat jauh meninggalkan posnya. Sebaik-baiknya mereka menjalankan peran menyerang, tentu saja akan ada lubang di belakang bek sayap. Celah inilah yang berpotensi diamanfaatkan oleh Juventus.

 

Indikasi pergerakan menyerang Juventus.
Indikasi pergerakan menyerang Juventus.

Bila serangan Juventus dimulai dari situasi goal kick, tentu mereka akan membangun serangan dari bawah – ini merupakan fase pertama serangan Juventus. Dan Barcelona, melalui Luis Suarez sebagai bagian dari fase pertama pressing, akan meresponsnya dengan melakukan pressing kepada bek penerima sodoran bola gawang dari Gianluigi Buffon. Untuk menghindari ditekan di area yang terlalu dalam, Andrea Pirlo serta kedua fullback Juventus bisa memosisikan diri berada di sekitar middle third (tidak di final third) dan melebar. Dengan melakukan ini, Juventus sedang memberikan ruang bagi Buffon dan dua bek tengah untuk mensirkulasi bola agar lepas dari pressing fase pertama Barcelona. Pada saat Messi atau Neymar melakukan pressing fase kedua, bola bisa disodorkan ke salah satu pemain Juventus yang bebas di sekitar middle third (salah satu dari dua fullback atau dua shuttler), seperti yang disebutkan di atas.

Fase selanjutnya, sudah bisa diduga, karena Barcelona selalu berusaha menutup area tengah, pemain-pemain Juventus mau tidak mau akan lebih banyak bergerak dari sayap untuk kemudian mencoba masuk ke dalam kotak penalti.

Pertahanan Barcelona

Barcelona bisa memainkan pressing blok tinggi dan memaksa bek-bek Juventus atau Gianluigi Buffon melepaskan umpan jauh ke depan. Hal ini bisa jadi efektif, mengingat lini depan Juventus tidak memiliki kemampuan duel udara hebat. Sementara itu, Barcelona memiliki Pique dan Busquets yang cukup baik dalam melakukan duel udara. Tapi di sisi lain, Juventus pun memiliki dua fullback serta dua shuttler yang bisa bergerak melebar dan berperan sebagai penerima umpan di area middle third (tengah) apabila Barcelona mendapatkan akses untuk menekan Buffon atau pemain belakang Juventus lainnya. Sehingga, dengan ini, Juventus bisa berharap untuk tidak terlalu banyak melepaskan umpan jauh ke area pertahanan Barcelona.

Bila Juventus mampu melewati fase-fase awal pressing dan masuk ke area lawan, Barcelona akan masuk ke bentuk bertahan mereka dalam blok rendah. Biasanya, dalam blok rendah, ada dua bentuk umum yang diperlihatkan dalam organisasi pertahanan milik Barcelona, yakni 4-3-3 dan 4-4-2 – dengan Neymar masuk ke lini tengah (sisi sayap kiri), sementara Messi dan Suarez berada di lini depan.

 

Pergerakan pertahanan Barcelona dalam blok rendah.
Pergerakan pertahanan Barcelona dalam blok rendah.

Bagi Juventus, attacking set piece bisa menjadi alternatif lain dalam membobol gawang Barcelona. Kehadiran Bonucci, Chiellini atau Barzagli, dan Paul Pogba, bisa menjadi ancaman utama Juventus dalam memanfaatkan bola-bola mati. Menariknya, Barcelona merupakan salah satu klub yang mampu bertahan sangat baik terhadap strategi bola mati Atletico Madrid, yang secara objektif merupakan salah satu tim terbaik dalam memanfaatkan situasi seperti ini.

Komentar