Pertandingan antara Indonesia U-23 melawan Malaysia U-23 pada 21 Mei 2015 lalu menjadi uji tanding terakhir bagi tim Indonesia U-23 sebelum berangkat ke Singapura untuk bertanding di ajang SEA Games. Pertandingan yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat tersebut dimenangi oleh Indonesia melalui gol yang diciptakan Wawan Febrianto lewat tendangan kaki kiri yang melengkung indah ke pojok kanan atas gawang Malaysia U-23 yang dikawal Mohammad Farhan Abubakar. Menang melawan Malaysia memang tampak manis, tetapi rentetan hasil uji tanding Indonesia U-23 sebenarnya belum bisa dikatakan istimewa.
Skuat Indonesia U-23
Penjaga gawang: M Natshir, Teguh Amiruddin
Belakang: Syaiful Indra Cahya, Hansamu Yama, Abduh Lestaluhu, Vava Mario Yagalo, Zalnando, Agung Presetyo.
Tengah: Manahati Lestusen, Adam Alis, Paulo Sitanggang, Evan Dimas, Ahmad Noviandani, Wawan Febrianto, Zulfiandi, Hargianto.
Depan: Yandi Sofyan Munawar, Yohanes Pahabol, Ilhamudin Armayn, Muchlis Hadi Ning Syaifullah.
Sebanyak total 20 pemain didaftarkan oleh pelatih kepala tim nasional U-23, Aji Santoso, dalam cabang olahraga (cabor) sepak bola di SEA Games 2015 kali ini. Melihat nama-nama di atas, bisa dikatakan bahwa pemain yang dibawa adalah pemain-pemain terbaik di generasinya. Tim ini bermaterikan alumni Garuda Muda yang memenangi Piala AFF U-19 2013, alumni SAD Indonesia yang berlatih di Uruguay dan beberapa pemain yang mulai bersinar di kompetisi lokal. Sehingga, hasil dari SEA Games 2015 ini seharusnya bisa merefleksikan hasil pembinaan usia muda yang dilakukan PSSI dalam satu dekade terakhir.
Target
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membebankan target meraih medali emas bagi tim Indonesia U-23 di cabor sepak bola. Hal ini tentu terasa berat mengingat Thailand begitu dominan di ajang ini. Dalam catatan sejarah SEA Games, baru dua kali Indonesia meraih medali emas, itupun diraih pada tahun 1987 dan 1991. Terakhir kali Indonesia meraih medali emas SEA games, belum ada satupun anggota tim Indonesia U-23 2015 yang dilahirkan.
Namun, catatan sejarah yang tidak memihak dan target yang dicanangkan oleh Menpora hendaknya tidak menjadi beban sehingga Evan Dimas dan kawan-kawan gagal menampilkan penampilan terbaik. Perlu diketahui, baru sejak tahun 2001 SEA Games mewajibkan peserta cabor sepak bola menggunakan tim dengan usia di bawah 23 tahun. Memang, selama tujuh penyelenggaraan SEA Games terakhir itu pula Indonesia juga belum pernah juara. Namun, dalam dua edisi terakhir Olimpiade-nya negara-negara Asia Tenggara itu Indonesia berhasil meraih medali perak. Hal ini sedikit banyak mampu menumbuhkan optimisme di tengah karut marut persepakbolaan nasional.
Tim nasional Indonesia U-23 dihuni pemain-pemain muda terbaik hasil didikan selama satu dekade terakhir, sehingga ajang ini akan menjadi pertaruhan nama baik PSSI dalam mempertanggungjawabkan metode pembinaan usia muda mereka. Jika hasilnya kelak gagal meraih target, atau bahkan gagal menyamai catatan dua edisi sebelumnya, maka hal itu akan memperpanjang daftar inkompetensi, kegagalan, ketidakmampuan dan ketidakbecusan mereka dalam mengelola sepak bola nasional.