Jika menyebut nama pesepakbola Raul, barangkali ingatan kita akan langsung tertuju kepada sosok Raul Gonzalez atau Raul Tamudo.
Raul Gonzalez
Hal itu terbilang wajar lantaran segudang prestasi mentereng yang telah diukir pria kelahiran San Cristobal ini sewaktu masih aktif bermain, baik itu gelar individu maupun untuk tim yang dibelanya.
Raul dikenal sebagai salah satu striker hebat yang dimiliki Spanyol pada masanya. Gol demi gol yang ia lesakkan kala memperkuat Real Madrid sempat menaruhnya ke dalam daftar pencetak gol terbanyak klub sebelum dipatahkan oleh Cristiano Ronaldo.
Sang Pangeran Bernabeu juga masih memegang rekor sebagai pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang sejarah Los Blancos lewat 741 penampilan dalam 16 tahun masa baktinya di sana.
Sementara di Tim Nasional Spanyol, Raul mencatatkan 102 laga dan mengukir 44 gol sekaligus mengantarkannya sebagai penggawa paling produktif sebelum rekornya dilampaui oleh David Villa.
Meski belum berhasil memberikan gelar Piala Eropa atau Piala Dunia selama membela La Furia Roja, Raul akan tetap dikenang sebagai salah satu penyerang terhebat dunia yang pernah dipunyai Negeri Matador.
Raul Tamudo
Sementara Tamudo dikenal sebagai figur yang melegenda bersama tim asal Catalan, RCD Espanyol.
Figur asli Catalan yang lahir di Santa Coloma de Grenet ini menuliskan banyak cerita bersama Los Periquitos.
Tamudo menggelontorkan 140 gol dan menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub yang menjadi rival sekota Barcelona tersebut.
Ia juga sukses mengantarkan Espanyol meraih trofi Copa del Rey 2000 dan 2006 serta menjadi runner up Piala UEFA 2007.
Nama Tamudo menjadi sosok yang tak terpisahkan dari Espanyol. Jika menyebut kesebelasan yang bermarkas di Stadion Cornella El Prat itu, sontak memori kita akan tertuju kepadanya.
Bagi suporter fanatik Espanyol, Tamudo adalah ikon dan simbol klub yang pantas dipuja.
Selepas pensiunnya Raul dan Tamudo, agak sulit mendapati pesepakbola bernama depan Raul lagi yang mampu menyita perhatian.
Memang sempat ada nama seperti Raul Bravo, Raul Albiol, atau Raul Garcia, tapi karier ketiganya tidak bisa dibilang mendunia.
Apalagi dua nama pertama berposisi sebagai pemain belakang yang kurang mendapat sorotan.
Raul de Tomas
Akan tetapi, penantian tersebut sepertinya terjawab pada musim 2021/2022 kali ini. Ia berasal dari Madrid seperti Raul dan tengah mengenakan baju Espanyol layaknya Tamudo. Ia adalah Raul de Tomas.
Performa sosok berumur 27 tahun tersebut pada musim ini tergolong mengesankan. Sampai jornada ke-17, ia telah melesakkan 8 gol dan 2 asis atau berkontribusi atas 10 gol Los Periquitos.
Catatan itu sendiri bikin namanya sejajar dengan Memphis Depay (Barcelona) dan Joselu (Alaves) serta cuma kalah dari Karim Benzema dan Vinicius Junior (Real Madrid) plus Juanmi (Real Betis).
Sejatinya, Raul de Tomas telah menjadi andalan di lini depan Espanyol sejak tahun lalu. Bergabung dari Benfica pada Januari 2020, ia gagal menyelamatkan Espanyol dari jurang degradasi.
Akan tetapi, Espanyol dan Raul de Tomas mampu bangkit dari keterpurukan. Selang semusim, mereka kembali tampil di La Liga setelah finis sebagai kampiun Divisi Segunda 2020/2021.
Pada musim itu sendiri, sang striker melejit sebagai top skorer kompetisi lewat gelontoran 23 gol.
Perjalanan karier pemain bernomor 11 di ranah sepakbola dimulai saat ia masuk ke akademi Real Madrid pada tahun 2004.
Delantero kelahiran 1994 ini mengikuti berbagai tingkatan hingga merasakan pengalaman dipinjamkan ke Cordoba, Real Valladolid, dan Rayo Vallecano.
Bareng klub yang disebut terakhir, ia bersinar tatkala menorehkan 24 gol pada Divisi Segunda musim 2017/18. Rayo pun dibawanya juara dan promosi ke La Liga.
Kendati tidak kuasa mempertahankan eksistensi Los Vallecanos di La Liga musim 2018/19, ketajaman sang striker tidak surut dan mengakhiri musim dengan catatan 14 gol.
Produktivitas Raul de Tomas selama menjalani masa peminjaman di Rayo Vallecano kemudian menarik minat Benfica.
Raksasa Portugal tersebut membayar 20 juta Euro kepada Real Madrid guna mendapatkan jasanya.
Keputusan untuk hijrah dari Real Madrid memang beralasan. Pasalnya, dengan seragam serbaputih, ia cuma mencatat satu penampilan bersama tim utama. Itu pun cuma di ajang Copa del Rey.
Selebihnya, Raul de Tomas lebih banyak berkutat bareng tim B maupun tim C.
Peruntungannya di ibu kota Portugal sebetulnya tak jauh berbeda dengan di ibu kota Spanyol.
Kiprahnya cuma berumur setengah musim dan total beraksi sebanyak 17 kali dan mengemas 3 gol lintas ajang.
Adanya kesempatan untuk mudik ke Spanyol membuat Raul de Tomas mengiyakan tawaran Espanyol.
Uang sebesar 22.5 juta Euro yang dirogoh Espanyol dan menjadikannya sebagai pembelian termahal klub kini terbayarkan sudah.
Ia menjelma menjadi striker yang trengginas di area pertahanan lawan. Meski musim ini Los Periquitos kedatangan dua bomber anyar yakni Landry Dimata dan Loren Moron, posisi Raul de Tomas sebagai pilihan utama di sektor depan dalam formasi 4-2-3-1 kesukaan Vicente Moreno belum tergoyahkan.
Dilihat dari tinggi badannya yang cuma 180 sentimeter, mungkin Raul de Tomas kurang ideal untuk ditempatkan sebagai striker tunggal. Posisi itu lebih cocok dihuni Dimata atau Moron yang tingginya mencapai 185 sentimeter.
Kendati begitu, hal tersebut bukan masalah besar bagi pemain yang menggunakan inisial namanya sebagai nameset di kostum tandingnya ini.
Dilihat dari gaya bermainnya, Raul de Tomas bukanlah striker yang hanya menunggu bola di muka gawang.
Ia tipe pemain yang aktif bergerak membuka ruang maupun menjemput bola. Ia juga memiliki ketenangan dalam membawa dan menguasai bola.
Skill-nya dalam mempertahankan bola serta melewati pemain lawan pun tak kalah ciamik dengan nama-nama besar.
Bisa dibilang, Raul de Tomas merupakan penyerang komplet yang dibutuhkan dalam sepakbola modern saat ini.
Ia tak hanya andal dalam menggetarkan jala lawan, tapi bisa pula menjadi pelayan bagi rekan setimnya.
Di samping itu, Raul de Tomas cukup cakap untuk menjadi eksekutor tendangan penalti ataupun tendangan bebas. Dari semua golnya musim ini di La Liga, dua di antaranya dicetak dari titik putih.
Satu yang membuat penilaian terhadap Raul de Tomas mesti dibenahi adalah kemampuannya mencetak gol via sundulan.
Meski posturnya tak kelewat jangkung untuk ukuran orang Eropa, tapi Raul de Tomas memiliki lompatannya yang tinggi serta sundulan mematikan.
Atletico Madrid dan Granada sudah merasakan dahsyatnya tandukan pria yang sudah mencicipi kostum Timnas Spanyol ini.
Ya, Luis Enrique yang menjabat sebagai pelatih Spanyol memanggilnya buat tampil pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa.
Ia diturunkan dua kali sebagai pengganti kala pemenang Piala Dunia 2010 itu bersua Yunani dan Swedia.
Kehadirannya menambah opsi baru bagi Enrique di lini depan Timnas Spanyol. Sejak berakhirnya era Raul, Fernando Torres, dan Villa, Spanyol belum menemukan lagi penyerang yang benar-benar bisa diandalkan.
Nama-nama seperti Diego Costa, Rodrigo Moreno, Alvaro Morata hingga Gerard Moreno sudah pernah dicoba tetapi hasilnya masih jauh dari kata memuaskan.
Barangkali, Raul de Tomas adalah jawaban yang dibutuhkan Spanyol selama ini. Meski terbilang agak terlambat memulai debutnya di kancah internasional, ia punya peluang menjadi langganan La Furia Roja.
Syaratnya tentu saja bermain konsisten dan apik di Espanyol sehingga Enrique tak memiliki alasan buat mengabaikannya.
Akhir pekan kemarin (12/12), lelaki yang saudaranya, Ruben, juga pesepakbola ini sanggup membantu Espanyol menang atas Levante. Ia mencetak satu gol dalam partai tersebut.
Siapa tahu, kelak ia yang dapat meneruskan kebintangan Raul dan Tamudo sebagai pemain bernama depan Raul.