23 September 2020 atau beberapa hari sebelum penutupan bursa transfer di Serie A, Juventus berhasil mengamankan jasa striker asal Spanyol, Alvaro Morata, lewat status pinjaman.
Walau statusnya penggawa anyar, tetapi Morata bukan figur asing untuk publik Turin. Pasalnya, sosok berusia 28 tahun tersebut pernah bermain untuk I Bianconeri selama dua musim dalam rentang 2014 sampai 2016.
Awalnya, kepulangan Morata dirasa cukup mengejutkan karena sebelumnya Juventus dikaitkan dengan beberapa striker top. Edin Dzeko dan Luis Suarez adalah dua nama teratas yang kabarnya siap dicaplok klub yang bermarkas di Stadion Allianz tersebut. Namun rumitnya proses transfer dari kedua nama itu bikin manajemen I Bianconeri mencari alternatif lain. Morata, pada akhirnya menjadi pilihan.
Kedatangan pemilik 36 penampilan dan 18 gol bareng tim nasional Spanyol itu pun tidak disambut meriah Juventini. Hal ini tergolong wajar sebab ekspektasi mereka keburu mengarah kepada Dzeko atau Suarez. Terlebih, rekam jejak Morata sebagai mesin gol tak semengilap dua figur veteran tersebut.
Sejak musim 2013/2014, koleksi gol terbanyak Morata di satu musim kompetisi hadir saat ia memperkuat Real Madrid pada musim 2016/2017. Kala itu, kepala dan kaki Morata sukses menceploskan 20 gol. Sementara di musim-musim lainnya, torehan terbaik pemain bernomor punggung 9 ini adalah 16 gol saat membela Atletico Madrid pada musim lalu.
Meski begitu, pelatih baru Juventus, Andrea Pirlo, tidak ragu untuk kembali membawa pulang mantan rekan setimnya tersebut. Pirlo bahkan menaruh kepercayaan besar kepada Morata dan yakin bila sang pemain dapat menjadi amunisi penting I Bianconeri musim ini.
Selepas minggat dari Turin pada musim panas 2016, Morata memang mengalami pasang surut dalam kariernya. Sempat jadi gacoan Madrid, ia lalu tersingkir dan hijrah ke Chelsea. Apesnya, performanya tak kunjung membaik di Negeri Ratu Elizabeth. Dari 72 pertandingan yang ia lakoni dengan seragam The Blues, ia cuma bikin 24 gol.
Banderol 60 juta Poundsterling yang digelontorkan Chelsea untuk merekrutnya dari Los Merengues pun dianggap sia-sia. Tak heran kalau dirinya sering beroleh kritikan pedas dari suporter fanatik tim yang berkandang di Stadion Stamford Bridge tersebut.
Level kemandulan Morata bahkan acap disandingkan dengan kompatriotnya, Fernando Torres, yang juga berharga mahal tetapi melempem saat membela panji The Blues.
Rendahnya produktivitas Morata bikin manajemen Chelsea menyerah dan memutuskan buat meminjamkannya ke Atletico pada tengah musim 2018/2019 lalu. Bersama tim asuhan Diego Simeone, kepercayaan diri Morata kian membaik walau torehan golnya tak fantastis. Mencetak 6 gol di sisa musim 2018/2019, koleksinya bertambah pada musim 2019/2020 saat mengukir 16 gol.
Akan tetapi, keberadaan Angel Correa, Diego Costa, Joao Felix, dan Suarez (yang dicomot dari Barcelona secara gratis) di sektor depan Los Colchoneros musim ini, bikin pihak Atletico ikhlas meminjamkannya ke Juventus walau baru saja dipermanenkan via mahar senilai 58 juta Poundsterling.
Sekarang, setidaknya hingga pekan ketiga bulan November, manajemen I Bianconeri sepertinya cukup puas dengan keputusan mereka untuk memulangkan Morata.
Hal tersebut dikarenakan sang pemain sudah mencetak 7 gol dan 3 asis dari 10 pertandingan di semua kompetisi musim ini (termasuk gol penentu kemenangan Juventus atas Ferencvaros dalam laga penyisihan grup Liga Champions).
Menurut Morata, performanya yang menanjak bersama Juventus di musim ini adalah berkat kepercayaan yang diberikan Pirlo kepadanya. Sejak awal musim, ia memang jadi opsi utama dalam mengisi lini serang Juventus. Apalagi megabintang andalan tim, Cristiano Ronaldo, sempat menepi akibat terjangkit virus Covid-19.
“Di tim ini, saya merasa dibutuhkan dan diinginkan. Hal itu menjadi motivasi bagi saya untuk tampil baik di setiap pertandingan,” ujar Morata seperti dilansir bolanet.
Lebih jauh, Morata juga mengakui bahwa periode keduanya bersama Juventus saat ini sedikit berbeda ia sudah semakin matang sebagai pesepakbola. Oleh karena itu, Morata menegaskan jika keputusannya balik ke kota Turin adalah hal yang sangat krusial.
Menanjaknya performa pria kelahiran Madrid ini bikin namanya dilirik lagi oleh pelatih timnas Spanyol, Luis Enrique. Padahal ia sempat absen selama kurang lebih setahun dari skuad La Furia Roja.
Hebatnya lagi, kepercayaan Enrique dijawab secara brilian oleh Morata yang membukukan 1 gol dan 1 asis dari 3 pertandingan yang dimainkannya selama jeda internasional kemarin.
Kini, satu-satunya hal yang perlu dilakukan oleh Morata adalah tetap konsisten mencetak gol hingga pengujung musim ini. Tak sekadar membantu I Bianconeri meraih sesuatu di musim pertama kepelatihan Pirlo, tetapi juga membuktikan kepada khalayak bahwa ia bukan striker kelas teri.
Juventus sendiri berharap banyak kepada Morata, apalagi musim ini persaingan di Serie A makin ketat dan sulit ditebak seiring bangkitnya para rival.
Pada usianya yang sudah nyaris kepala tiga, musim ini bisa jadi pertaruhan Morata apakah dirinya masih sanggup bersaing di level tertinggi sepakbola Eropa atau malah tersingkir dan mesti puas jadi sosok medioker di sisa kariernya.