Review Kostum Kandang Pusamania Borneo FC 2015 Player Issue

Tampil dengan warna yang sekilas mengingatkan kita kepada klub asal ibukota Italia, AS Roma yakni merah tua dan jingga, klub promosi Liga Indonesia 2015 Pusamania Borneo FC siap unjuk gigi dan menunjukkan bahwa mereka tidak pantas dipandang sebelah mata oleh klub peserta lainnya. Klub yang konon didirikan oleh para suporter saudara tua mereka, Persisam Putra Samarinda, menggandeng aparel lokal untuk menyediakan kostum pada musim kompetisi 2015 ini. Salvo, nama aparel tersebut, berhasil membuktikan bahwa meski mempunyai predikat lokal namun kualitas yang mereka tampilkan tidaklah selevel vendor pembuat kaos kampanye.

Seperti kita ketahui, Persisam Putra Samarinda identik dengan warna jingga. Warna ini juga tetap diadopsi oleh PBFC meski hanya sebagai aksen pemanis saja. Selain itu, memasukkan unsur tradisional suatu daerah ke dalam kostum sepak bola sebuah klub memang bukanlah hal baru di Liga Indonesia. Persipura, PSIM Yogyakarta, Sriwijaya FC, dan Persiba Balikpapan pernah dan masih mengadopsi cara tersebut. Namun hal tersebut acapkali tidak mempunyai proporsi yang pas, terlalu menyolok dan cenderung memaksakan. Tidak demikian halnya dengan kostum kandang PBFC ini, motif suku Dayak mampu diaplikasikan dalam porsi yang pas dan tidak berlebihan.

Crest atau logo klub berjuluk Pesut Etam ini menggunakan sistem Woven dan Bordir. Sementara logo aparel Salvo menggunakan material berupa Polyflex. Pada bagian kiri bawah terdapat tulisan “Support Your Local Team, Support Your Local Product” dengan logo 100% Indonesia berikut QR Code yang akan mengarahkan kita ke tautan laman milik aparel Salvo.

Sementara pada bagian kanan bawah terdapat tulisan SkinBreather, suatu terobosan desain dalam industri aparel sepakbola Indonesia yang dikembangkan oleh Salvo. Hal ini diwujudkan dengan cara menggunakan 2 jenis kain yang berbeda untuk sisi depan dan belakang kostum. Jika pada bagian depan terlihat menggunakan kain yang normal dan rapat maka pada sisi belakang Salvo mengaplikasikan kain yang berpori pada kostum PBFC ini. Hal ini dimaksudkan agar kalor para pemain yang bertanding bisa dialirkan keluar dengan lancar tanpa harus terhambat oleh tingkat kerapatan bahan kostum yang dikenakan.

BACA JUGA:  Jejak Mulut Besar Iwan Setiawan

[Best_Wordpress_Gallery id=”2″ gal_title=”Pusamania”]

Aparel raksasa asal Negeri Paman Sam, Nike, telah menggunakan teknologi ini beberapa tahun lampau yang misalnya bisa kita jumpai pada kostum ketiga Manchester United musim 2008/09 versi Player Issue.

Material polyflex banyak menghiasi detail kostum ini seperti pada sponsor dada, sponsor lengan, serta sponsor punggung. Nameset atau nama punggung pun juga menggunakan material polyflex yang saat ini digunakan oleh hampir semua klub sepak bola di belahan bumi manapun.

Kostum ini juga merupakan versi awal dari kostum PBFC musim 2015. Seperti kita ketahui, Salvo sempat dikecam oleh sebagian aktivis mengenai tagline yang mereka tampilkan dalam washtag setiap kostum yang mereka rilis. Kabarnya, Salvo merilis kostum yang diubah pada bagian washtag sebagai respons dan tanggung jawab mereka.

Sebagai pemain baru dalam dunia aparel sepak bola Liga Indonesia, Salvo mampu menujukkan bahwa kualitas yang mereka tampilkan dalam kostum PBFC ini membuatnya layak disandingkan dengan para pemain lama macam Specs, League, maupun “pemain” asing macam Joma, itu pun kalau tidak mau dibilang mengungguli para pemain lawas tersebut. Kostum PBFC ini juga hadir dalam tiga versi yakni Suporter yang paling murah, Replika dan versi yang dikenakan pemain sekaligus paling mahal, Player Issue. Layak ditunggu produk dari Salvo selanjutnya setelah klub asal Yogyakarta, PSIM juga secara resmi menggunakan aparel yang sama dengan PBFC musim ini.

 

Komentar
Anak jersey, drafter, family man, deutschland uber alles.