Tanggal 14 Maret 2019 adalah momen yang takkan pernah bisa dilupakan oleh Sebastiano Esposito. Kala usianya baru 16 tahun 255 hari, pelatih Internazionale Milano pada saat itu, Luciano Spalletti, memasukkan Esposito ke lapangan guna menggantikan Borja Valero di menit ke-73 saat I Nerazzurri bertanding melawan Eintracht Frankfurt.
Di partai tersebut, Esposito mencatatkan namanya sebagai pemain termuda sepanjang sejarah klub yang menjalani debut di sebuah turnamen antarklub Eropa.
Sayangnya, bermain selama kurang lebih 17 menit, Esposito tak mampu membawa Inter mencetak gol dan meraih kemenangan. Mereka pun harus puas dengan skor akhir 0-0. Namun siapapun tahu, peristiwa tersebut akan selalu hidup di kepala Esposito sampai kapanpun.
Lahir dan tumbuh besar di Castellammare di Stabia, Esposito sudah menggemari sepakbola sedari belia. Hingga akhirnya, bakat yang ia miliki ditemukan oleh pemandut bakat Brescia pada awal 2010-an.
Masa studi bareng tim junior I Rondinelle menempa kemampuan Esposito sebagai pesepakbola. Beruntung bagi I Nerazzurri, tim pencari bakat merekalah yang kemudian melihat potensi ciamik Esposito. Per 2014, pemain setinggi 186 sentimeter ini pun hijrah ke akademi Inter.
Keputusannya pindah ke tim junior klub yang berdiri tahun 1908 tersebut nyatanya tidak salah. Seiring waktu, kemampuan taktis dan teknis Esposito meningkat, pun dengan kekuatan fisiknya. Hal ini juga yang bikin dirinya selalu jadi andalan sampai akhirnya beroleh kesempatan merumput dengan tim utama.
Selain memesona bareng Inter junior, Esposito juga melambung di tim nasional Italia junior. Bareng Gli Azzurrini (baik U-16, U-17 dan U-19), Esposito mengepak 25 gol dari 37 penampilan. Ia juga berkontribusi atas keberhasilan Italia U-17 menembus partai final Piala Eropa U-17 2019 lalu.
Spalletti punya alasan sehingga berani menurunkan Esposito di laga melawan Frankfurt. Saat itu, I Nerazzurri tengah mengalami krisis di sektor depan karena Lautaro Martinez terkena suspensi. Di sisi lain, Mauro Icardi sedang asyik dengan dramanya bersama istri sekaligus sang agen, Wanda Nara.
Keita Balde yang bukan penyerang tengah, terpaksa dimainkan Spalletti untuk mengisi pos ujung tombak kala itu. Esposito sendiri, bersama Davide Merola, dipanggil dari tim junior guna mengisi bangku cadangan (sampai akhirnya dimasukkan ke lapangan).
Ketika Spalletti ditendang dan disubstitusi oleh Antonio Conte, tak ada yang menduga jika Esposito bakal mendapat tempat di tim utama. Semua orang tahu, Conte bukan sosok yang rajin mengorbitkan pesepakbola muda.
Akan tetapi, kondisi skuad Inter mendorong eks pelatih Juventus dan Chelsea tersebut memasukkan Esposito ke dalam tim utama di beberapa kesempatan. Cedera yang bergantian menyapa Alexis Sanchez, Lautaro Martinez, dan Romelu Lukaku bikin Conte tak memiliki alternatif selain Esposito.
Di bawah arahan Conte, Esposito dihadiahi debut di Liga Champions kala bersua Borussia Dortmund pada 23 Oktober 2019 kemarin. Tak cukup sampai di situ, Esposito pun memperoleh kesempatan lain berupa debut Serie A pada 26 Oktober 2019 melawan Parma.
Cerita indah Esposito lantas berlanjut dua bulan kemudian saat I Nerazzurri bertemu Genoa. Turun sejak awal, Esposito akhirnya sukses mencetak gol perdananya dengan kostum Inter via titik putih di menit ke-64.
Ada dua rekor yang Esposito bukukan dari momen tersebut. Pertama, ia menjadi debutan termuda di Inter, 17 tahun 121 hari, pada abad ke-21. Kedua, Esposito menjadi pencetak gol termuda setelah Mario Corso melakukannya di tahun 1958 silam.
Kisah bersejarah sekaligus mengharukan itu dirayakan Esposito dengan memeluk sang Ibu yang ada di pinggir lapangan guna menyaksikan penampilan sang putra.
💭 | Sebastiano had a dream…
Mum helped it come true 💖
These moments ☺#InterGenoa #ForzaInter ⚫🔵 pic.twitter.com/yeVYYyNqo0
— Inter (@Inter_en) December 21, 2019
Sayangnya, dalam beberapa bulan terakhir, aksi Esposito di tim utama Inter semakin jarang kita nikmati. Berdasarkan data Transfermarkt, Esposito terakhir kali diturunkan Conte pada partai melawan Udinese (2/2). Pulihnya Alexis jadi salah satu penyebab mengapa kesempatan main bagi pemilik nomor punggung 30 itu mulai menyusut. Sejauh ini dirinya telah bermain sebanyak tujuh kali di semua kompetisi dan mengemas sebiji gol.
Mengingat jadwal pertandingan I Nerazzurri yang semakin padat dalam beberapa pekan ke depan, peluang Esposito buat turun bersama Samir Handanovic, Lautaro, Lukaku sampai Milan Skriniar masih teramat besar di sisa musim ini. Entah sebagai starter maupun pengganti.
Di usianya yang baru 17 tahun, publik akan setia menunggu seraya memperhatikan perkembangan Esposito sebagai pesepakbola. Dengan bakat dan kemampuannya, semua pihak berharap bahwa dirinya bisa menjadi bintang besar di masa depan. Tak peduli sesulit apapun jalan yang kudu ia tempuh, Esposito harus menantang masa depannya, apalagi iklim di tubuh Inter juga tak sepenuhnya mendukung perkembangan para penggawa belia.
“Dalam beberapa bulan terakhir, ia memperlihatkan kemajuan yang pesat. Kurasa, ia memiliki masa depan yang cerah”, puji Conte seperti dilansir Kumparan.