Solskjaer Harus Membuat Manchester United Lebih Baik

Skor 5-1 menjadi penutup laga Pennines Derby (15/8) yang melibatkan Manchester United besutan Ole Gunnar Solskjaer dan Leeds United arahan Marcelo Bielsa pada pekan perdana Premier League 2021/2022.

Penampilan The Red Devils, khususnya Bruno Fernandes dan Paul Pogba, dalam laga itu dinilai memuaskan oleh banyak pengamat.

Secara keseluruhan, aksi tim asuhan Solskjaer pada laga tersebut memang paripurna. Pantas bila pujian dialamatkan kepada mereka.

Di luar itu, harapan melihat United kembali bertaji juga ikut menyeruak. Tak peduli bahwa kompetisi baru berjalan sepekan.

Paling tidak, United bisa tampil lebih menggigit dibanding musim-musim sebelumnya. Termasuk menjadi salah satu kandidat juara liga, gelar yang sudah lama tak mampir ke Old Trafford.

Semenjak ditinggal oleh Sir Alex Ferguson di akhir musim 2012/2013, penampilan The Red Devils di berbagai kompetisi menunjukkan adanya dekadensi.

Alih-alih dipuji, permainan United lebih banyak mengundang caci maki. Padahal pelatih yang didatangkan buat meneruskan tongkat kepelatihan bukanlah sosok sembarangan.

Ada David Moyes, Louis van Gaal, sampai Jose Mourinho. Namun di tangan mereka semua, inkonsistensi bak menjadi identitas anyar United.

Benar kalau Van Gaal dan Mourinho sanggup menghadiahkan trofi, tetapi hal tersebut cuma tambalan dari berbagai kebocoran, baik taktis maupun teknis, yang selalu tampak dari The Red Devils.

Padahal, beberapa pemain bintang dengan banderol selangit sudah didatangkan. Mulai dari Alexis Sanchez, Romelu Lukaku, hingga Pogba.

Keinginan manajemen untuk membangkitkan tim diperlihatkan dengan penunjukan Solskjaer per musim 2018/2019 silam.

Eks striker andalan United pada era Sir Alex itu dianggap mampu membawa tim keluar dari lorong kegelapan.

Sudah dua setengah musim berkuasa di Old Trafford dan perjalanan Solskjaer akan masih terus berlanjut.

BACA JUGA:  Asa Tersisa di Pundak Saint-Maximin

Musim kemarin, ia mengantar anak asuhnya menembus final Liga Europa. Sayangnya, mimpi meraih trofi perdana buyar di tangan Villarreal.

United sendiri finis di peringkat kedua Premier League 2020/2021. Dibanding musim-musim sebelumnya, rapor The Red Devils menunjukkan peningkatan.

Gelar belum sanggup didapat, tetapi sentuhan Solskjaer membuktikan bahwa mereka dapat melaju ke arah sana seperti yang dahulu biasa dilakukan Sir Alex.

Oleh karena itu, manajemen coba membantu Solskjaer dengan terus memperkuat armada tempur supaya tim mampu bersaing, baik di kancah domestik maupun kontinental.

Pemain dengan kemampuan apik membuat skuad kian dalam. Hal itu jelas memengaruhi kemampuan United untuk bersaing.

Dan musim ini, Solskjaer dianugerahi skuad pilih tanding buat membawa The Red Devils bermain lebih gahar demi mewujudkan ambisi bangkit.

Kiper

Presensi David de Gea dan Dean Henderson sebagai kiper pertama serta kedua membuat lini ini punya jaminan mutu. Kehadiran mereka dilengkapi Tom Heaton sebagai kiper ketiga.

Rasanya, amunisi di atas bikin Solskjaer merasa bahwa siapapun yang menjaga gawang, bisa menggaransi keamanan yang ia inginkan.

Bek

Eric Bailly, Victor Lindelof, Phil Jones, Harry Maguire, dan Alex Tuanzebe adalah pilihan utama sekaligus pelapis di sektor bek tengah. Presensi mereka amat krusial kendati sering membuat jantung berdegup kencang akibat blunder.

Sebagai penguat, kini ada Raphael Varane yang baru saja didatangkan dari Real Madrid. Varane bisa menjadi penawar akan kebutuhan bek tengah tangguh United selama ini.

Bergeser ke area bek kanan dan kiri, United saat ini memiliki Aaron Wan-Bissaka, Luke Shaw, dan Alex Telles. Khusus di area bek kanan, Bailly juga bisa dimainkan andai Wan-Bissaka absen.

BACA JUGA:  David Gill, Kehilangan Besar Manchester United

Melihat komposisi di atas, tentu kekuatan United jadi kian menjanjikan. Seharusnya, tak ada lagi atraksi-atraksi konyol dari mereka.

Gelandang

Dapat dikatakan bahwa sektor tengah merupakan area terkuat United. Di sana bercokol Bruno, Fred, Juan Mata, Nemanja Matic, Scott McTominay, Pogba, dan Donny van de Beek.

Komposisi tersebut bisa membuat The Red Devils bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya. Apalagi saat Bruno dan Pogba sanggup mengeluarkan kemampuan terbaiknya, segalanya dapat berjalan lebih mudah.

Dahulu gelandang United dinilai kurang kreatif, tetapi masalah utamanya bukan di situ melainkan pembagian tugas yang masih menumpuk satu sama lain.

Dengan pembagian tugas yang rapi dari Solskjaer, lini tengahnya bisa memunculkan ancaman kapanpun bagi lawan sekaligus membentengi area pertahanan dengan meyakinkan.

Penyerang

Kedatangan Jadon Sancho bikin lini depan United kian mengilap lantaran sebelummya sudah dihuni Edinson Cavani, Mason Greenwood, Daniel James, Anthony Martial, hingga Marcus Rashford.

Di atas kertas, mereka punya kemampuan prima untuk jadi pendulang gol tim. Problem inkonsistensi yang sebelumnya melekat pun mulai pudar secara perlahan.

Solskjaer mesti menemukan komposisi inti di area depan sekaligus mengasah para pelapis agar siap dimainkan kapan saja, utamanya buat memecah kebuntuan.

Menyaksikan komposisi pemain United saat ini, Solskjaer bak dihujani berkah tiada tara. Tinggal bagaimana ia meramu strategi yang tepat untuk menjadikan timnya lebih baik lagi.

Kamu pasti bisa, Solskjaer.

Komentar
Penggemar sepakbola, khususnya Manchester United.