Surat Terbuka Untuk Adidas

Teruntuk bagi segenap petinggi Adidas, atau siapa pun yang bertanggung jawab atas iklan Blah Blah Blah (termasuk, barangkali, Mino Raiola).

Pertama-tama, saya tegaskan bahwa ini bukanlah komplain resmi Fandom. Surat terbuka ini merupakan uneg-uneg pribadi saya sendiri, sebagai salah satu pihak yang merasa dirugikan secara moril oleh iklan tersebut.

Sebelum mengomel, saya harus mengakui bahwa iklan yang dimaksud sebenarnya sangat berkualitas. Selain tersedia dalam format HD, saya juga sangat menikmati akting semua orang yang terlibat di dalamnya, termasuk akting Miralem Pjanic yang terlihat seperti sedang menahan hasrat buang air besar.

Oh, dan tentu saja akting Zinedine Zidane di bagian penutup, di mana ia hanya melontarkan senyum ambigu sebelum ngacir dari press zone. Burung-burung kertas yang menggambarkan pers dan media juga menurut saya sangat menarik.

CGI yang digunakan untuk membuat burung-burung tersebut saya yakin lebih bagus dibanding CGI Yoda pada trilogi prekuel Star Wars.

Yang kemudian menjadi uneg-uneg saya adalah bagaimana iklan ini menyakiti fans Juventus dan Manchester United.

Seru sih memang saga transfer Paul Pogba ini. Hampir setiap hari berita soal ini muncul di berbagai media. Kemarin Juventus menolak, hari ini Manchester United menaikkan tawaran, besoknya Mino Raiola justru berkata bahwa tidak ada tuh kontak antara juara Italia dan wakil Inggris di Liga Europa tersebut.

Saya paham kok kalau cara-cara macam ini sebenarnya digunakan agar fans semakin penasaran. Fans Juventus tentu tidak ingin kehilangan Paul Pogba, namun uang 110 juta euro (menurut kabar terakhir) jelas angka yang menggiurkan.

Menilik rekam jejak Giuseppe Marotta dan Fabio Paratici selama ini, uang 110 juta euro nilainya sama dengan uang 500 juta euro bagi klub-klub Liga Primer. Jika memang benar, maka Juventus akan mendapat keuntungan sebesar 137,5 kali lipat dibanding saat mereka pertama kali mendaratkan Pogba.

Bagi yang tidak terlalu mengikuti Juventus, berlawanan dengan apa yang biasa disebutkan, Pogba tidaklah gratis. Kompensasi sebesar 800 ribu euro harus dikeluarkan dari kocek Si Nyonya Tua.

Sebaliknya, bagi para pendukung Manchester United, Pogba adalah the one that got away dan mahar 110 juta euro adalah semacam penebusan dosa dari klub kesayangan mereka. Tak masalah bagi Manchester United, toh musim lalu mereka mendapatkan pemasukan sekitar 500 juta euro.

BACA JUGA:  Misi Mengembalikan Kejayaan Barcelona

Lagipula, mendaratkan Pogba juga berfungsi sebagai sebuah penanda untuk era baru penuh optimisme di bawah komando Jose Mourinho. Membeli Pogba tidak hanya membeli seorang pemain, melainkan sebuah ikon.

Pada intinya, bagaimanapun nanti hasilnya, situasinya tetap win-win.

Nah, kalau saya saja bisa membuat hipotesis demikian, saya yakin para ahli pemasaran di Adidas juga tahu betul soal hal ini, ya kan? Saya pun yakin bahwa iklan Blah Blah Blah ini merupakan salah satu upaya untuk mengkapitalisasi emosi para fans dari kedua klub dan inilah inti dari uneg-uneg saya.

Saya tak mau bicara soal legalitas karena hal ini jelas-jelas tidak melanggar hukum. Ya silakan saja kalau memang hal ini mau dikapitalisasi dengan cara apa pun. Bikin iklan? Silakan. Menyuruh Paul Pogba untuk menggoda fans lewat postingan Instagram? Monggo. Tapi mbok yao, fans ini agak dipikirkan sedikit.

Saya sendiri merupakan salah satu pengguna Adidas. Sejak dibelikan Adidas Predator oleh almarhum bapak dulu, saya jatuh cinta dengan sepatu sepak bola buatan kalian. Bagi saya, desain Adidas selalu lebih elegan dan entah bagaimana, harganya lebih terjangkau dibanding barang bikinan korporasi Amerika yang itu.

Selain sepatu, saya juga memiliki satu tas selempang buatan Adidas. Jadi, sebelum ada perkara Blah Blah Blah ini, saya tidak pernah punya masalah dengan kalian. Tetapi, untuk masalah ini, saya harus mengatakan bahwa kalian sudah kelewat batas.

Memang perkara transfer Pogba ini belum final, akan tetapi “burung-burung kertas”, atau “para beo” (menurut Mino Raiola), sudah mengatakan bahwa deal antara Juventus dan Manchester United sudah tercapai. Hanya perkara tes medis serta finalisasi berkas-berkas saja yang masih dalam proses.

Nah, pada teaser iklan tersebut (yang dirilis Adidas lewat akun Twitter mereka dalam format GIF), ada satu hal yang secara semiotik menunjukkan destinasi Pogba, yakni Manchester United.

Warna merah hitam (yang tentu lebih identik dengan Manchester United ketimbang Juventus) pada surat kabar yang (ceritanya) dibaca Pogba, serta logo Manchester United pada papan iklan raksasa adalah hal semiotik yang saya maksud.

Saya jelas tidak tahu apa-apa karena saya tidak bekerja untuk Indy Kaila. Akan tetapi, kalau memang nantinya Pogba benar-benar kembali ke Manchester United dengan rekor transfer baru, maka iklan ini berarti sudah berfungsi sebagai pengumuman, bahkan sebelum semua hal yang berkaitan dengannnya difinalisasi.

BACA JUGA:  Gerakan #PlayersTogether Lahir dari Keputusasaan

Menurut saya, hal ini sangat tidak etis, karena dengan hal ini, Adidas sudah bersikap mentang-mentang.

Ya, mentang-mentang kalian adalah sponsor Paul Pogba, Juventus, dan Manchester United sekaligus, kalian lantas merasa berhak untuk mengumumkan transfer sang pemain. Padahal, transfer Paul Pogba ini seharusnya hanya menjadi milik Juventus, Manchester United, Paul Pogba, dan agennya.

Memang betul, Paul Pogba akan menjadi sumber uang baru untuk kalian. Jika kostum Zlatan Ibrahimovic (yang punya kontrak dengan seteru kalian) saja sudah mencapai 76 juta poundsterling dalam sepekan, apalagi kalau Pogba benar-benar ke Manchester United?

Sebagai ikon akademi Manchester United, Pogba pasti punya nilai lebih di mata fans Manchester United dan saya yakin seyakin-yakinnya apabila Pogba kembali ke dekapan Setan Merah, pasti penjualan kostumnya akan melebihi milik Ibra.

Oh, dan buat teman-teman pendukung United, jangan senang dulu, karena klub hanya akan mendapat 10-20% (tergantung kesepakatan masing-masing) dari uang penjualan seragam. Sisanya? Ya buat yang bikin seragam dong!

Nah, saya tahu bahwa pasti ada kekeliruan argumen dalam surat terbuka ini, dan saya persilakan buat kalian, atau siapa pun, untuk memperbaikinya. Akan tetapi, sikap saya untuk perkara ini sudah jelas. Saya tidak suka dengan cara Adidas mengkapitalisasi saga transfer Pogba karena bagi saya, tindakan itu cukup merendahkan para fans.

Ya, para fans yang ujung-ujungnya akan terus menggemukkan pundi-pundi kalian. Para fans yang saking girangnya akan melakukan apa saja demi merasakan sensasi menjadi bagian dari pemecahan rekor transfer pesepak bola. Para fans yang saat ini sedang bergejolak hatinya karena kalian obok-obok dengan semiotika raja tega kalian.

Begitu.

Well, sebagai penutup, saya ingin meminta maaf apabila ada kata-kata yang tak enak dibaca. Maklum saja, karena ayam geprek Mas Kobis (boleh kan saya menyebut merek barang yang bukan merupakan pesaing kalian?) yang saya konsumsi siang tadi sudah hampir selesai dicerna.

Semoga ke depannya, Adidas bisa lebih elegan dalam bersikap karena walau bodoh-bodoh, fans sepak bola ini punya hati juga.

Sekian dan terima kasih.

Salam manis,

Penggemar Supergirl

 

Komentar
Punya fetish pada gelandang bertahan, penggemar calcio, dan (mencoba untuk jadi) storyteller yang baik. Juga menggemari musik, film, dan makanan enak.