Liverpool kembali gagal meraih kemenangan dan hanya meraih hasil imbang 2-2 saat menjamu Sunderland di Stadion Anfield, 6 Februari 2016. Banyak kicauan suporter yang menyalahkan manajemen karena tidak aktif mendatangkan pemain baru pada bursa transfer Januari silam.
Namun apakah pertandingan imbang yang diwarnai dengan walkout-nya para suporter dari Anfield lantaran protes keras atas kenaikan harga tiket itu benar-benar kesalahan Manajemen yang tidak aktif pada bursa transfer musim dingin lalu? Atau sebenarnya Liverpool hanya masih dalam fase transisi karena pergantian manajer pada tengah musim?
Jendela transfer Januari sudah usai. Ada tim yang berhasil menambah dan menambal kekurangan mereka dengan mendatangkan pemain baru, ada pula yang masih percaya dengan skuat yang dimiliki saat ini.
Liverpool menjadi salah satu klub yang aktivitas transfernya bisa dibilang cukup adem pada Januari lalu. Tercatat Liverpool hanya meminjam Steven Caulker dari Queens Park Ranger (QPR), dan membeli Marko Grujic dari Redstar Belgrade yang kemudian meminjamkannya kembali pada klub lamanya tersebut.
Hal yang wajar bila Liverpool tidak ngotot untuk membeli pemain baru, pasalnya Juergen Klopp bukan manajer yang hobi membuang-buang uang untuk membeli pemain yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Klopp mengatakan bahwa dia lebih percaya pada hasil latihan. Menarik memang untuk melihat apa yang bisa dilakukan Klopp sampai akhir musim dengan skuat yang ada. Setidaknya ada tiga faktor mengapa Liverpool tidak perlu panik untuk mengarungi sisa musim ini tanpa tambahan pemain baru.
Faktor Juergen Klopp
Sebagai seorang pelatih berpengalaman, Klopp dikenal dengan keahliannya menyulap pemain-pemain muda menjadi pemain andalan yang bisa meningkatkan performa tim yang diasuhnya. Saat masih menukangi Dortmund, Klopp banyak mengorbitkan bintang muda yang justru menjadi pondasi bagi Dortmund.
Siapa yang tak kenal Ilkay Gundogan, Shinji Kagawa, Nuri Sahin, Mario Gotze, sampai Robert Lewandowski. Deretan pemain top itulah yang bisa dikatakan sebagai masterpiece dari seorang Juergen Klopp saat masih menukangi Dortmund.
Sebagai seorang manajer, Klopp bukan orang yang gegabah dalam mendapatkan pemain. Klopp adalah manajer yang lebih memikirkan target jangka panjang, termasuk dengan Liverpool.
Jika saja Klopp harus membeli pemain, maka pemain tersebut haruslah yang benar-benar dibutuhkan Liverpool saat ini, dan menjadi aset yang bisa diandalkan pada masa depan. Bahkan Klopp mengatakan dia lebih percaya pada hasil latihan dibandingkan dengan mendatangkan pemain baru.
“Uang bukan masalah, dan uang bukan satu-satunya masalah. Anda bisa saja menggunakan uang Anda dan mendapatkan pemain mana pun yang Anda inginkan. Tapi masalah transfer sebenarnya tentang keputusan. Maka pilihannya adalah, Anda bisa membeli banyak sampah dengan uang yang banyak, atau Anda bisa mengambil keputusan yang bagus dengan uang Anda,” jelas Klopp mengenai pilihannya.
Biarkan sang manajer bekerja setidaknya hingga akhir musim ini. Mengubah taktik dan pola permainan di tengah musim karena pergantian pelatih memang tidak selalu mudah. Bahkan yang kita tahu, Juergen Klopp datang dan langsung dihadapkan dengan pertandingan liga, tanpa persiapan atau setidaknya pertandingan latih tanding.
Pemain muda berkualitas
Di balik performa tim utama yang kadang masih angin-anginan, Liverpool justru memiliki banyak pemain muda yang menjanjikan. Mereka bisa menjadi pondasi yang kuat untuk Liverpool di masa depan, sesuai dengan filosofi Klopp yang lebih memikirkan target jangka panjang.
Para pemain muda seperti Joao Carlos Teixeira, Cameron Brannagan, Kevin Stewart, Connor Randall, Brad Smith, Sheyi Ojo, Ryan Kent, Thiago Ilori, dan Danny Ward, adalah beberapa nama dari sekian banyak nama yang bisa menjadi tonggak masa depan Liverpool.
Klopp juga sering mengajak beberapa pemain muda dari tim U-21 untuk berlatih bersama tim utama. Langkah ini dimaksudkan agar para pemain muda bisa terstimulasi untuk bermain sesuai standar tim utama.
Langkah yang terbilang cukup berhasil melihat banyaknya nama-nama baru yang menghias skuat utama Liverpool musim ini. Bahkan para pemain muda tersebut diberikan porsi yang cukup besar di ajang FA cup dan Capital One Cup.
Kembalinya pemain utama dari cedera
Seperti yang kita tahu, Liverpool memang dilanda badai cedera yang cukup membuat pusing kepala seorang Juergen Klopp. Mulai dari Daniel Sturridge, Danny Ings, Joe Gomez, Martin Skrtel, Philippe Coutinho, Dejan Lovren, Divock Origi, bahkan Jordan Henderson kondisinya masih belum pulih benar. Jelas ini memengaruhi performa Liverpool musim ini. Apalagi sebagian pemain yang cedera itu merupakan pemain penting bagi The Reds.
Namun badai tersebut akhirnya mulai berakhir. Jordan Henderson dan Dejan Lovren dipastikan fit 100% untuk menghadapi Aston Villa pada 14 Februari 2016 mendatang. Coutinho, Skrtel, Sturridge, dan Origi sudah hampir kembali latihan penuh dan kemungkinan pun siap untuk diturunkan dalam waktu dekat.
Ini jelas jadi angin segar bagi Liverpool yang masih ingin berjuang untuk mendapatkan satu tiket ke Liga Champions musim depan. Belum lagi Liverpool masih berlaga di FA Cup dan Europa League, serta berhasil melaju sampai ke final Capital One Cup.
Untuk menjadi juara, Klopp jelas membutuhkan Liverpool dengan skuat yang lengkap, untuk membuktikan eksistensinya dan menghentikan puasa gelar yang mereka alami.
Ketiga faktor di atas bisa dijadikan tolak ukur mengapa Liverpool tidak perlu panik tanpa kehadiran pemain baru pada bursa transfer tengah musim ini. Biarkan Juergen Klopp bekerja dan mengembangkan skuatnya.
Klopp tentu saat ini lebih tahu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh Liverpool. Tugas kita sebagai suporter cukup percaya dan mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen dan Juergen Klopp.
Mereka tentu mengusahakan hal terbaik untuk Liverpool ke depannya. Bukankah kedatangan Juergen Klopp ke Anfield juga atas permintaan kita sebagai supporter? Tetaplah mendukung dan percaya.
In Klopp We Trust.