Pada awal musim 2019/2020 silam, Gianluigi Buffon mudik ke Turin usai berpetualang di ibu kota Prancis bersama Paris Saint-Germain.
Namun berbeda dengan periode terdahulu, kepulangannya tak menggaransi pos utama di bawah mistar Juventus. Pasalnya, ketika ia memutuskan pergi, ada Wojciech Szczesny yang tampil eksepsional sebagai suksesornya.
Maka tak perlu heran jika di musim tersebut, di bawah arahan Maurizio Sarri, Buffon cuma tampil 9 kali di Serie A, turun di 5 laga Piala Italia serta sekali merumput pada ajang Liga Champions. Mesti diakui bahwa takhta penjaga gawang I Bianconeri kini ditempati oleh Szczesny sehingga Buffon terpinggirkan.
Akan tetapi, di saat usianya kian menua, sekarang Buffon berusia 42 tahun, dan Juventus kedatangan pelatih baru dalam wujud Andrea Pirlo, bekas kiper Parma ini masih sanggup menunjukkan bahwa ia belum habis. Terlebih, karismanya di ruang ganti sungguh luar biasa. Buffon dinilai mampu ngemong pemain-pemain yang lebih muda.
Menariknya, sepanjang musim ini, kala diturunkan pada ajang apapun, Buffon jarang mengecewakan. Sampai tulisan ini ditayangkan, sang kiper sudah tampil enam kali di seluruh kompetisi. Walau penurunan performa adalah keniscayaan, tetapi dibanding musim lalu, Buffon menunjukkan sesuatu yang lebih baik.
Catatan penyelamatannya jelas tak sebanyak Szczesny, tetapi karisma dan kepemimpinan pemenangan Piala Dunia 2006 bareng tim nasional Italia ini jauh di atas kiper Polandia tersebut.
Dari seluruh laga yang dijalaninya, Buffon juga sanggup membawa I Bianconeri mengukir rekor tak terkalahkan. Termasuk saat membungkam Genoa dini hari tadi (14/1) dengan skor 3-2 dalam babak perdelapan final Piala Italia.
Sosoknya sendiri tampak memberi pengaruh lebih kepada para bek, khususnya Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini yang sejak awal musim bermain kurang memuaskan.
Pada paruh pertama musim ini, Juventus besutan Pirlo memperlihatkan penampilan yang angin-anginan. Di satu laga mereka tampil bagus, tetapi di laga lain justru mengecewakan kendati hanya menelan satu kekalahan.
Meski harus ‘mengalah’ kepada Szczesny, nyatanya Buffon tetap tampil impresif kala diturunkan. Kala bersua Barcelona dalam laga pamungkas penyisihan grup beberapa pekan silam, ia jadi salah satu bintang yang sukses bikin Lionel Messi dan kolega mati kutu.
Gara-gara aksi menawannya, di pertengahan pertandingan Messi sempat usil menarik jersei Buffon sebagai kode agar di akhir pertandingan keduanya dapat bertukar kostum. Sekali lagi, ini menjadi pertanda bahwa sang kiper masih disegani.
Kapten Juventus
Selama beberapa musim terakhir, kapten I Bianconeri adalah Chiellini dan Bonucci menjabat sebagai wakilnya. Namun nama pertama begitu sering absen karena gangguan fisik. Alhasil, Bonucci kerap berperan sebagai komandan di lapangan.
Nahasnya, penampilan Bonucci sendiri acap dikritik Juventini. Tak heran bila mereka ingin sang bek tengah tak lagi menjabat sebagai wakil kapten dan digantikan nama lain yang lebih meyakinkan.
Dari sekian nama, Cristiano Ronaldo dan Matthijs de Ligt melejit ke permukaan. Dua figur ini dinilai pantas mengenakan ban kapten di lengannya sebab presensinya krusial. Terlebih, keduanya memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa.
Ronaldo merupakan kapten timnas Portugal dan selalu mampu memotivasi serta memompa semangat rekan setimnya. Sementara de Ligt adalah bintang muda yang dipercayai bisa menjadi pilar Juventus untuk beberapa tahun ke depan.
Kalau dua nama tersebut belum memantik atensi Pirlo, maka Buffon bisa menjadi jawaban tepat. Pengaruhnya di dalam tim sudah tidak perlu diragukan lagi.
Bergabung sejak 2001 dan dengan pengalaman menjabat sebagai kapten Juventus sejak 2012 hingga 2018, tidak ada salahnya Pirlo kembali memberikan jabatan itu kepada Buffon.
Kendati umurnya tak lagi muda, Buffon seolah memberi tahu kita bahwa untuknya, umur tak lebih dari deretan angka. Saat beraksi di atas lapangan, Buffon senantiasa muda dan penuh gairah.
Tak perlu heran bila penampilannya selalu apik dan bikin lawan frustrasi. Buffon adalah gambaran seorang pesepakbola yang memiliki dedikasi dan komitmen luar biasa dalam bermain. Ia merupakan teladan bagi para pesepakbola belia.