Valeriy Lobanovskyi, Sang Pionir

Lahir di Kyiv, Ukraina, pada 6 Januari 1939, Valeriy Lobanovskyi dikenal sebagai seorang matematikawan, pemain, dan salah satu pelatih terbaik sekaligus berpengaruh dalam dunia sepak bola.

Figur yang hampir menjadi tukang ledeng ini merupakan seorang winger berbakat di masa aktifnya bermain.

Bakat teknis dan kreativitas miliknya diimpikan banyak orang. Kecepatan lari serta keindahan dari gerakannya di atas lapangan hijau meninggalkan decak kagum bagi penikmat sepakbola kala itu.

Di luar lapangan hijau, Lobanovksyi muda mempelajari Teknik Mesin Pemanas di Institut Politeknik Kyiv untuk kemudian pindah ke Institut Politeknik Odessa.

Dalam masa pendidikannya, Lobanovskyi dikelilingi oleh kemajuan dan kemungkinan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang menyertainya.

Dirinya menggabungkan minatnya terhadap ilmu pengetahuan dengan kecintaannya terhadap sepakbola yang pada akhirnya mewariskan konsep dalam sepakbola modern.

Ilmuwan Sepakbola Uni Soviet

Mengawali karier kepelatihannya di Dnipro Dnipropetrovsk pada tahun 1968-1973, namanya melambung pada masa kepelatihannya di Dynamo Kyiv dan Uni Soviet pada periode 1973-1990.

Kala itu, Lobanovskyi meraih banyak prestasi, antara lain 8 gelar Liga Uni Soviet, 6 Piala Uni Soviet, 2 Piala Winners, dan 1 Piala Super Eropa bagi Dynamo Kyiv.

Sementara Uni Soviet sempat diantarnya menjadi runner up di Piala Eropa 1988 usai takluk dari Belanda di babak final.

Setelah itu, dirinya bertualang melatih sejumlah negara di Timur Tengah hingga tahun 1996.

Sebagai pelatih, Lobanovskyi mengangkat sebuah filosofi yakni permainan sepakbola kolektif yang terstruktur.

Dalam buku Jonathan Wilson berjudul Inverting The Pyramid: The History of Soccer Tactics, pendekatan yang dilakukan Lobanovskyi adalah membalikkan piramida. Semuanya dipersiapkan dengan sangat teliti.

Persiapan tim dibagi ke dalam tiga tingkatan. Para pemain mendapat latihan teknik perorangan agar mereka punya bekal lebih baik untuk memenuhi tugas yang dibebankan.

Taktik dan tugas spesifik bagi setiap pemain dirancang berdasarkan lawan yang dihadapi. Strategi itu sendiri digunakan untuk menjalani sebuah kompetisi secara keseluruhan.

Oleh karena itu, tim asuhan Lobanovskyi mampu menampilkan kolektivitas permainan yang sangat baik di setiap lini.

Para pemain tahu apa yang harus mereka lakukan ketika di lapangan dan tidak harus lagi menebak-nebak atau berspekulasi.

11 pemain di lapangan telah menjadi unit yang berfungsi sangat baik. Persis yang dilakukan oleh Total Football Belanda maupun Heavy Metal Football Jurgen Klopp di Liverpool saat ini.

Kolaborasi dengan Anatoliy Zelentsov

Namun filosofi sepakbola Lobanovskyi tidak akan terealisasikan dengan baik tanpa adanya seorang rekan yang dapat mendukung hal tersebut.

Semua berawal dari pertemuan antara dirinya dan Anatoliy Zelentsov, seorang ahli statistik dan Dekan Institut Ilmu Fisika Dnipropetrovsk, saat melatih Dnipro Dnipropetrovsk.

Pertemuan itu menghasilkan sebuah sistem dengan 22 elemen dan 2 sub sistem. 2 sub sistem tersebut adalah pergerakan dalam lapangan (The Pitch) dan perubahan dari luar (The Laws of The Game).

Dari dua sub sistem yang dikemukakan kemudian muncul efisiensi ketika individu saling bekerja, bukan mementingkan permainannya sendiri.

Pada intinya adalah sebuah tim yang bekerja sama sebagai satu kesatuan untuk sebuah rencana yang ditetapkan akan mencapai hal yang lebih daripada mengandalkan bakat individu.

Lobanovskyi dan Zelentsov pun bekerja sama hingga mendapat panggilan untuk melatih Dynamo Kyiv.

Keduanya saling bersinergi dan mengisi peran satu sama lain layaknya komposisi sempurna kepelatihan sepakbola modern.

Di mana Lobanovskyi akan menyiapkan tim secara taktikal, sementara Zelentsov memantau nutrisi para pemain, menyusun skema pemulihan pemain dan persiapan jelang pertandingan.

Jauh sebelum departemen analisis performa dibentuk oleh klub-klub elit Eropa saat ini, Lobanovskyi dan Zelentsov mengumpulkan sejumlah statistik tentang pemain Dynamo Kyiv, menganalisis, dan menguji mereka secara fisik dan mental secara intensif.

Ada permainan komputer yang dirancang khusus untuk mengukur waktu reaksi, daya tahan, dan kemampuan pemain guna mengingat di mana rekan satu tim dan lawan bermain di lapangan.

Permainan tersebut dikoreografi dengan cermat dan diulang-ulang di tempat latihan sampai menjadi kebiasaan.

Secara praktis untuk meningkatkan kemampuan pemain menghafal, dan jika para pemain lupa dengan apa yang diinstruksikan pun, metode tes dari Zelentsov dapat memastikan mereka setidaknya berpikir sangat cepat.

Tujuannya adalah untuk menciptakan pemain yang cerdas, siap mental dan fisik, juga serba bisa yang menunjang skema permainan kolektif terstruktur rancangannya.

Pemain bertahan harus tahu bagaimana cara menyerang. Penyerang harus tahu cara bertahan. Pergantian peran maupun tukar posisi secara ‘total’ dapat dilakukan tanpa pikir panjang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan.

Apa yang dilakukan Lobanovskyi kepada Dynamo Kyiv dan sepakbola Uni Soviet memengaruhi Total Football Belanda garapan Rinus Michels dan Johan Cruyff, Gegenpressing Jerman hingga pengembangan Departemen Ilmu Pengetahuan, Analisis Performa dan Kebugaran dalam sebuah klub sepakbola.

Usai petualangannya di Timur Tengah, Lobanovskyi kembali ke Dynamo Kyiv dan Timnas Ukraina pada tahun 1997 hingga 2002.

Ia menyumbangkan 5 gelar Liga Ukraina dan 3 Piala Ukraina. Pada era ini pula mencuat nama-nama seperti Serhiy Rebrov, Maksim Shatskikh, dan Andriy Shevchenko.

Lobanovsky tutup usia pada tahun 2002 di usia 63 tahun akibat stroke. Namun apa yang dilakukan oleh Lobanovskyi dahulu menginspirasi banyak pelatih dan klub sepakbola untuk menerapkan apa yang telah dilakukan olehnya.

Sosok yang dikenal sebagai Bapak Sepakbola Ukraina ini memang dinilai sebagai salah satu pelatih tersukses sekaligus pionir dalam perkembangan sepakbola dunia di era modern.

Komentar

This website uses cookies.