Vitalnya Peran Marcelo Brozovic di Inter

Semenjak ditangani Antonio Conte, formasi dasar yang dimainkan Inter Milan dari satu laga ke laga lainnya selalu sama yakni 3-5-2. Skema ini memang amat diimani lelaki kelahiran Lecce tersebut. Selain Alessandro Bastoni yang kokoh di lini belakang dan Romelu Lukaku yang tajam di depan, satu nama lain yang jadi andalan Conte adalah Marcelo Brozovic yang mengisi pos gelandang bertahan.

Brozovic diberi tanggung jawab sebagai inisiator permainan dari wilayah sendiri. Hal ini memanfaatkan kemampuan Brozovic mendistribusikan bola lewat umpan-umpan terukurnya. Ditunjang dengan daya jelajah tinggi, sosok kelahiran Zagreb ini jadi tak tergantikan.

Berdasarkan statistik yang dihimpun FBref, pemain berusia 28 tahun ini telah melepas 1119 umpan – belum menghitung laga kontra Fiorentina (6/2) – dengan 966 umpan di antaranya berhasil sepanjang musim ini di Serie A.

Menariknya, ada 118 umpan yang sukses dilakukan Brozovic dalam situasi ditekan lawan. Hal ini menjadi bukti bahwa ia sanggup keluar dari kondisi sulit guna memprogresikan bola. Ia juga paham kapan mesti melepas umpan secara cepat, kapan harus menahan bola di kakinya terlebih dahulu buat mengatur ritme.

Lebih jauh, Brozovic juga salah satu aktor utama permainan Inter dalam melakukan switch play via catatan 59 umpan. Siapapun tahu bahwa switch play merupakan strategi dasar dalam sepakbola buat merusak organisasi permainan lawan sekaligus membuka ruang untuk menciptakan peluang.

Hingga tulisan ini dibuat, ayah dari Aurora dan Rafael ini sudah mengukir enam asis di Serie A. Dalam lingkup penggawa Inter sendiri, catatannya merupakan yang paling tinggi.

Tak sampai di situ karena pria ceking ini juga dituntut berkontribusi dalam fase bertahan tim. Utamanya dalam memutus alur serangan lawan, baik lewat blok, intersep, maupun tekel. FBref mencatat jika Brozovic sudah membuat 27 blok, 20 sapuan, 16 intersep dan 28 tekel (19 di antaranya merupakan tekel krusial untuk merebut penguasaan bola).

BACA JUGA:  Reinkarnasi Juan Cuadrado di Turin

Dalam aspek ini, Brozovic berada jauh di atas Christian Eriksen yang oleh Conte sedang gencar-gencarnya dicoba bermain lebih ke dalam. Ya, usai lama menghuni bangku cadangan sehingga kontribusinya minim, sang pelatih berusaha mengubah peran Eriksen yang biasanya berdiri di belakang striker dan memanfaatkan celah yang ada di ruang antarlini.

Percobaan pertama di laga melawan Fiorentina pada ajang Piala Italia (14/1) terbilang sukses karena Eriksen mampu memerankan tugas sebagai distributor bola utama sekaligus kreator serangan. Hal itu menimbulkan euforia tersendiri di kalangan Interisti.

Bahkan banyak dari mereka yang meminta agar Eriksen yang lebih sering dimainkan di posisi tersebut ketimbang Brozovic. Dengan kacamata kudanya, segelintir Interisti merasa bahwa kemampuan Eriksen mendistribusikan bola lewat umpan-umpan ajaibnya akan lebih bermanfaat untuk permainan tim.

Padahal kewajiban pemain berposisi nomor enam tak melulu soal mendistribusikan bola dalam fase ofensif. Ia juga memiliki kewajiban menjadi tukang jagal sekaligus benteng pertama saat tim berada dalam fase defensif. Di titik inilah kekurangan Eriksen terekspos.

Berdasarkan FBref, terlepas dari menit bermain yang masih minim, pemain asal Denmark tersebut cuma membuat 4 tekel dan 6 blok. Eriksen juga belum mencatatkan sebiji intersep pun kala bermain di Serie A. Saat beraksi di lapangan, Eriksen juga terkesan stylish dan lambat dalam menutup ruang. Akibatnya, beberapa kali celah tercipta dan bisa dieksploitasi lawan.

Hal itu berbanding terbalik dengan Brozovic yang lebih berani bertarung untuk merebut bola maupun menutup ruang. Maka wajar bila saat ini Conte tetap mempercayai penggawa bernomor 77 tersebut ketimbang Eriksen.

Keserbabisaan itulah yang bikin Brozovic punya nilai plus meski dahulu sempat dicap sebagai pemain yang malas. Mengingat posisi dan tugasnya dalam menginisiasi permainan, wajar pula kalau Brozovic kalah pamor dari Nicolo Barella yang beroperasi lebih ke depan dan di sejumlah kesempatan, melesat sebagai penyelesai serangan.

BACA JUGA:  Kokohnya Trio Skriniar-de Vrij-Bastoni

Akan tetapi, Brozovic memiliki peran sangat vital dalam permainan Il Biscione. Sederhananya, pemilik 55 penampilan dan 6 gol bersama tim nasional Kroasia tersebut adalah jenderal permainan Inter.

Ia yang menggerakkan permainan apakah menyerang via sayap memanfaatkan kecepatan para wingback seperti Achraf Hakimi, Matteo Darmian, Ivan Perisic dan Ashley Young atau justru merangsek dari area tengah lantaran punya daya dobrak dalam wujud Barella, Stefano Sensi, maupun Arturo Vidal.

Ia pula yang mengkoordinasi sektor tengah kala masuk mode bertahan. Brozovic siap tunggang langgang demi merebut bola dari kaki lawan, entah dengan beradu badan, menjulurkan kaki atau menyusur tanah seraya melakukan tekel.

Aksi-aksi yang berpotensi melahirkan pelanggaran itu bikin wasit sering menghadiahinya kartu. Per giornata ke-21, pemain yang gayanya nyeleneh ini sudah menerima empat kartu kuning.

Level Brozovic mungkin belum setara Sergio Busquets (Barcelona) atau Fernandinho (Manchester City), tetapi Interisti di manapun berada kudu mensyukuri keberadaannya sebab Brozovic merupakan organ vital dalam tubuh Inter saat ini.

 

Komentar