Victor Lindelof didatangkan Manchester United pada musim 2017/2018 dengan biaya transfer sebesar 31 juta poundstreling dari Benfica. Berada lebih dari dua musim bersama Setan Merah, bisa dikatakan Lindelof memiliki performa yang tak cukup memukai dalam mengawal pertahanan.
Argumen yang banyak muncul ke permukaan mengatakan bahwa inkonsistensi tersebut dipengaruhi oleh duetnya di lini belakang. Setelah tak banyak mendapat kesempatan bermain di musim pertamanya, ia coba dipasangkan dengan beberapa bek tengah lain pada musim selanjutnya.
Chris Smalling menjadi yang terbanyak bermain dengan Lindelof, yakni sebanyak 16 kali. Sementara itu, Phil Jones dan Eric Bailly diduetkan dengannya masing-masing dalam 7 kali kesempatan.
Hasilnya United kemasukan 54 gol di liga pada musim 2018/2019 tersebut. Torehan itu menjadi catatan buruk bagi Setan Merah. Angka tersebut merupakan rekor kemasukan gol paling banyak dalam semusim selama mereka berkompetisi di Liga Primer Inggris.
Kelemahan di lini belakang itu coba ditutup dengan merogoh kocek cukup dalam untuk mendatangkan bek yang sedang fenomenal, Harry Maguire. Sebanyak 80 juta poundstreling digelontorkan United untuk memboyongnya dari Stadion King Power.
Didatangkan dengan label bek tengah termahal didunia, tentunya kedatangan pemain kelahiran Sheffield itu diharapkan dapat menutup permasalahan United. Kehadirannya juga digadang-gadang akan membentuk pertahanan kokoh di lini terakhir bersama dengan Lindelof.
Pada musim 2019/2020 yang baru saja berakhir ini, pemain Swedia dan Inggris itu duet tak tergantikan yang mengawal lini belakang United. Mereka telah bersanding dalam 34 laga dari 38 total pertandingan di liga.
Dibanding musim sebelumnya, jumlah kemasukan gol United membaik dengan hanya kemasukan 35 gol ketika Maguire dan Lindelof bermain bersama. Ketika mereka berdua bersanding, Setan Merah juga mencatatkan 12 kali nirbobol.
Jumlah total kebobolan United juga merupakan salah satu yang terbaik di Liga Inggris. Mereka cuma kalah dari Manchester City dan Liverpool, itupun dengan jarak yang tipis The Reds yang catatannya terbaik, hanya kebobolan tiga gol lebih sedikit saja dari Setan Merah.
Sementara itu, soal catatan nirbobol, perlu ditinjau faktor keberadaan de Gea. Nyatanya, meski membukukan cleansheet yang cukup banyak, kiper Spanyol itu cuma berada di urutan kesepuluh dalam segi jumlah penyelamatan. Artinya, ada peran besar dari lini belakang United untuk membendung serangan dan berkontribusi dalam catatan nirbobol itu.
Meskipun memiliki catatan statistik yang memukau secara keseluruhan, tak serta merta membuat publik Old Trafford bahagia. Beberapa kali justru duet Maguire dan Lindelof terlihat kurang klop dalam beberapa pertandingan, sehingga sering membuat celah yang dimanfaatkan oleh lawan.
Salah satu contohnya adalah saat laga melawan Southamton beberapa pekan lalu. Maguire terlalu fokus dengan datangnya bola tanpa sadar yang ia jaga adalah rekannya sendiri, Aaron Wan-Bissaka. Sementara itu, Lindelof salah menempatkan posisinya dalam menjaga Michael Obafemi yang mencetak gol.
Badai kritikan datang kepada dua bek tengah tersebut. Selain dari fans, para profesional juga mengemukakan pendapatnya. Salah satu yang ikut mengomentari peristiwa tersebut adalah legenda United sendiri, Paul Scholes.
“Saya pikir Lindelof harusnya bisa lebih kuat di sana. Dia seharusnya bisa menjaga sisi gawang timnya. Namun, dia membiarkan dirinya diintimidasi oleh penyerang tengah saat mencoba memenangkan bola, “ ucapnya.
“Saya rasa Lindelof tidak benar-benar membaca bahaya di sana seperti yang seharusnya dia lakukan sebagai bek tengah,” imbuh salah satu gelandang terbaik dunia itu dikutip dari MEN.
Begitu juga dengan Maguire yang menjadi bulan-bulanan di media sosial. Sebelum laga melawan Southampton, beberapa kali Maguire juga membuat blunder yang berujung gol.
Seperti kala berjumpa Bournemouth, dimana Maguire terkena nutmeg oleh Junior Stanislas. Juga laga melawan Spurs dimana ia cukup mudah dilewati oleh Steven Bergwijn, lalu tergopoh-gopoh mengejarnya. Akibat kesalahan itu, Roy Keane melampiaskan kemarahannya.
“Saya terkejut. Dia membiarkan gol tersebut terjadi. Saya merasa sangat geram melihat pertandingan seperti itu” ungkap mantan kapten United era 2000-an tersebut saat menjadi pundit untuk Sky Sports.
“Saya terkejut dengan Maguire, pemain internasional sepertinya dapat melakukan kesalahan seperti itu. Saya tak akan membiarkannya naik bus bersama tim setelah pertandingan, saya akan menyruhnya naik taksii untuk kembali ke Manchester,” tutur Roy melanjutkan kritiknya.
Secara keseluruhan, duet Maguire dan Lindelof memang mampu memperbaiki lini belakang Setan Merah dan didukung pula oleh catatan statistik yang membaik. Namun, jika dilihat lebih detail, duet mereka berdua belum cukup memuaskan dengan adanya kesalahan-kesalahan individu yang terjadi.
Tentu keadaan itu akan membuat dilema Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer tim. Opsi untuk bongkar pasang dengan mendatangkan pemain baru selalu ada, tetapi bisa jadi duet baru yang coba dibentuk juga membutuhkan waktu untuk mencapai penampilan terbaik.
Keputusan lain yang bisa diambil adalah memberikan kesempatan bagi Maguire dan Lindelof untuk memperbaiki performanya di musim depan. Pilihan itu juga akan mempertaruhkan waktu dan boleh jadi mereka tetap menjadi olok-olok andai penampilannya tak kunjung membaik.