Bicara gemerlap dan gengsi, kompetisi Serie B pasti tidak semenarik Serie A. Hal itu wajar lantaran Serie B cuma divisi kedua dalam konstelasi sepakbola Italia.
Kendati begitu, Serie B tetap punya daya tariknya sendiri. Khususnya untuk mereka yang mengikuti persepakbolaan Negeri Spaghetti sejak era 1990-an.
Jika melihat daftar kontestan Serie B musim 2021/2022, ada beberapa nama klub yang akrab di telinga tifosi dan bikin sejumlah kenangan masa silam meletup-letup di kepala.
Parma adalah kubu pertama. Klub yang pernah menjadi anggota Il Sette Magnifico ini baru saja terdegradasi dari Serie A pada musim kemarin.
Walau demikian, perhatian tifosi terhadap klub yang bermarkas di Stadion Ennio Tardini ini bisa tetap tinggi sebab Gianluigi Buffon memutuskan ‘pulang’ setelah berpetualang ke Juventus dan Paris Saint-Germain selama dua dekade terakhir.
Tak peduli bahwa usianya kini sudah kepala empat, presensi Buffon menjadi magnet tersendiri di tubuh I Ducali.
Selain Parma, ada Perugia yang sempat menghentak di awal era 2000-an lalu kala diperkuat Hidetoshi Nakata.
Bagi pendukung Juventus, nama I Grifoni selalu mengingatkan mereka pada kegagalan merengkuh Scudetto musim 1999/2000.
Di luar itu, Luciano Gaucci yang pernah menjabat sebagai presiden klub juga bikin heboh.
Gaucci memecat Ahn Jung-Hwan, striker Perugia asal Korea Selatan yang mencetak gol kemenangan tim nasional Korsel atas Italia dalam laga perdelapan final Piala Dunia 2002.
Gaucci juga sempat mengundang kontroversi dengan mendatangkan putra pimpinan Libya pada awal 2000-an, Moammar Gaddafi, yang bernama Al-Saadi Gaddafi.
Perugia tampil di Serie B 2021/2022 dengan status promosi dari Serie C bersama Como, Ternana, dan Alessandria.
Bergeser ke selatan Italia, ada klub dengan nama Reggina. Tifosi pasti mengingat nama Rolando Bianchi, Francesco Cozza, Walter Mazzarri, Shunsuke Nakamura, dan Andrea Pirlo.
Kebangkrutan sempat melanda kesebelasan asal Reggio Calabria ini. Sudah sedekade lebih mereka tidak mencicipi atmosfer kompetisi teratas sepakbola Italia setelah terakhir merasakannya di musim 2008/2009.
Musim lalu tim berjuluk Gli Amaranto ini datang ke Serie B sebagai tim promosi dan mampu bertengger di urutan 11.
Klub berikutnya yang tak kalah beken adalah Vicenza. Setiap kali menyebut mereka, rasanya sulit untuk tidak membawa kita pada memori di musim 1997/1998.
Saat itu I Biancorossi melaju sampai babak semifinal Piala Winners sebelum akhirnya disingkirkan Chelsea.
Semusim sebelumnya klub yang saat itu dinahkodai Francesco Guidolin sukses menggondol gelar Coppa Italia setelah menundukkan Napoli dengan agregat 3-1.
Nama-nama pemain yang mungkin masih terngiang oleh dari klub yang bermarkas di Stadion Romeo Menti ini antara lain Pasquale Luiso, Lamberto Zauli, Gabriele Ambrosetti, Luca Toni, Mohammed Kallon, sampai Pierluigi Brivio.
Vicenza mengakhiri musim 2020/2021 di posisi 12. Terakhir kali tim yang pernah diperkuat Roberto Baggio ini mentas di Serie A terjadi pada musim 2000/2001 silam.
Dibanding Parma, Perugia, Reggina, dan Vicenza, nama Monza bisa jadi kurang melekat bagi tifosi. Wajar saja karena I Bagai belum pernah sekalipun tampil di Serie A.
Akan tetapi, nama Monza mulai ramai mencuat setelah Silvio Berlusconi mengakuisisi klub tersebut pada 2018 silam.
Bersama orang kepercayaannya semasa di AC Milan, Adriano Galliani, Berlusconi memiliki misi membawa Monza ke pentas Serie A untuk pertama kalinya.
Misi tersebut hampir terlaksana di musim lalu. Namun sayangnya langkah Christian Gytkjaer dan kawan-kawan harus terhenti di tangan Cittadella pada semifinal play-off promosi dengan agregat 2-3. Monza sendiri menyelesaikan musim 2020/2021 di peringkat tiga.
Kesebelasan lain yang cukup menyita perhatian adalah Como. Kesebelasan yang berdiri tahun 1907 ini menjadi pembicaraan setelah diakuisisi perusahaan asal Indonesia, Djarum Group, pada 2019 silam.
Dalam waktu dua tahun Como berhasil promosi ke Serie B. Terakhir kali Como berlaga di Serie A terjadi pada musim 2002/2003.
Menarik menantikan sepak terjang klub yang berkandang di Stadion Giuseppe Sinigaglia di musim ini. Mampukah mereka merebut tiket promosi guna naik level?
Selain klub-klub di atas, masih banyak lagi klub-klub lawas yang akrab di ingatan tifosi semisal Brescia atau Lecce.
Dan bukan klub-klubnya saja yang akan membuat kita bernostalgia. Terdapat pula nama-nama eks pemain yang kini sudah menjadi pelatih.
Andrea Sottil (Ascoli), Filippo Inzaghi (Brescia), Fabio Pecchia (Cremonese), Fabio Grosso (Frosinone), Giovanni Stroppa (Monza), Enzo Maresca (Parma), hingga Cristiano Lucarelli (Ternana) adalah sederet mantan pesepakbola yang dahulu kita saksikan aksinya di layar kaca.
Daya tarik lain dari Serie B 2021/2022 adalah penggunaan penuh teknologi Video Assistance Referee (VAR). Musim lalu VAR hanya digunakan di babak play-off promosi.
Di samping itu, pencinta calcio di Indonesia kini bisa menyaksikan laga-laga Serie B setelah Mola TV yang notabene adalah anak perusahaan Djarum Group membeli hak siarnya.
Ada 20 tim yang akan bersaing memperebutkan tiga tiket promosi ke Serie A. Semoga saja klub-klub yang sempat mengisi masa-masa indah tifosi pada era 90-an bisa segera kembali berlaga di Serie A.