Kelanjutan nasib superstar milik Manchester United, Cristiano Ronaldo tak kunjung menemui kejelasan. Pasca dikabarkan ingin hengkang dari Old Trafford, Ronaldo malah mendapat penolakan mentah-mentah dari sejumlah klub besar, terutama dari Chelsea yang belakangan santer dikabarkan sebagai peminat utama jasanya.
Bukan persoalan biaya, namun nama besar Ronaldo dan ketidakcocokan gaya mainnya dengan skema Thomas Tuchel di Chelsea yang jadi penyebabnya. Di sisi lain, Tuchel tak mau mengulangi kesalahannya saat mendatangkan Romelu Lukaku musim lalu, plus ia juga tak ingin bumerang datangnya Ronaldo ke United menimpa tim yang susah payah dia bangun saat ini.
Meski tampil paling menonjol dari skuad Setan Merah dengan torehan 24 gol, pelatih asal Jerman itu menganggap peran Ronaldo justru menyebabkan disharmoni lini serang United. Hasilnya kentara jika dibandingkan dengan musim terbaik Ole Gunnar Solskjaer saat membawa United finis sebagai runner up pada Premier League edisi 2020/2021.
Gaya bermain Chelsea yang diarsiteki Tuchel sarat dengan high press dan sektor penyerangan yang cair. Dalam formasi 3-4-2-1 atau 4-3-3, Tuchel lebih membutuhkan sosok penyerang yang bisa jadi pivot sekaligus juga aktif melakukan pressing di lini depan. Pemain macam Timo Werner, Kai Havertz, atau rekrutan terbaru mereka, Raheem Sterling tampaknya lebih padu untuk diterapkan dalam rencananya sebagai false nine maupun penyerang utama.
Sebagai gambaran, dikutip dari data FBref, rerata pressing yang dilakukan Ronaldo musim lalu hanya menyentuh angka 6.54 per laga. Jauh di bawah rata-rata pressing pemain lain yang ada di angka 15.08 per 90 menit. Bandingkan dengan Havertz yang rerata pressing-nya mencapai 18.59 atau Werner yang aktif melakukan pressing hingga 17.25 per pertandingan.
Jika Ronaldo datang ke Stamford Bridge, nama besarnya ditakutkan akan menjadi beban yang harus dipasang ke tim, sementara gaya mainnya tak akan nyetel dengan lini depan Chelsea yang sekarang. Tuchel tentu tak mau pusing memikirkan peran baru untuk Ronaldo, sama seperti musim lalu, saat The Blues kebingungan memanfaatkan jasa Lukaku.
Insting Ronaldo di depan gawang memang masih sangat tajam, namun kapabilitasnya untuk beradaptasi dengan taktik modern masih dipertanyakan. Terlebih, musim lalu 10 dari 18 golnya di Premier League juga dicetak saat bersua tim kecil. Sementara saat berlaga kontra tim kuat, Ronaldo tak banyak berkutik. Hanya gawang Arsenal, Tottenham, dan Chelsea yang berhasil ia jebol musim lalu.
Terkini, bomber andalan dan kapten Timnas Portugal itu dikabarkan mendapat tawaran menggiurkan dari klub Arab Saudi. Namun, alasan Ronaldo ingin hengkang bukanlah uang, melainkan hasrat untuk bermain di Liga Champions sebagai kompetisi level tertinggi antarklub Eropa. Berhubung tidak ada klub peserta UCL yang menginginkannya, mungkin Ronaldo masih akan bersama United dan masuk ke dalam rencana Ten Hag musim depan.