Kroasia seolah-olah membuat semuanya tampak berjalan normal dan biasa-biasa saja. Mereka melenggang lagi ke semifinal Piala Dunia, persis seperti di Rusia pada 2018. Padahal, itu semua berkat konsisten dan kualitas mereka yang terus terjaga.
Seperti yang kita tahu, dua hal itu tidak mudah untuk dipertahankan. Terlebih dalam kurun waktu yang tidak sedikit, empat tahun. Fakta lainnya, debut Kroasia di Piala Dunia sebagai negara merdeka baru terjadi pada tahun 1998, namun dalam tujuh turnamen itu mereka telah mencapai semifinal tiga kali.
Pencapaian itu tentunya sangat luar biasa bagi negara dengan populasi manusianya yang hanya di bawah empat juta, hampir sama dengan satu provinsi di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kartu truf Kroasia terus menemukan cara untuk melaju, meski jarang menang dalam 90 menit.
Di posisi penjaga gawang, Dominik Livakovic tampil luar biasa. Ia berulang kali berjibaku dengan bola untuk menjaga gawangnya dari kebobolan. Selama fase gugur di Qatar, ia telah dua kali keluar sebagai pemenang melewati babak adu penalti kontra Jepang dan Brasil.
Para pemain bertahan Kroasia juga tampil impresif selama Piala Dunia 2022 ini. Kemampuan Josko Gvardiol telah mendorong Kroasia untuk terus maju ke depan. Kedisiplinan, kecepatan, dan kemampuannya dalam mengolah bola adalah sebuah paket yang ditawarkan oleh pemain yang baru berusia 20 tahun tersebut.
Peran Dejan Lovren untuk memberikan contoh yang baik kepada juniornya tersebut juga layak mendapatkan perhatian. Ia tampil solid dan sulit untuk ditembus. Peran dua fullback Kroasia, Borna Sosa dan Josip Juranovic, juga membuat lini pertahanan Kroasia semakin kokoh.
Penampilan Juranovic pada partai perempat final melawan Brasil adalah salah satu yang terbaik. Sakunya dipenuhi oleh Vinicius Junior yang pergerakannya sukses dikunci olehnya. Belum lagi ia juga harus melesat ke depan untuk membantu penyerangan.
Sektor lini tengah Kroasia di Qatar masih sangat mirip dengan 2018. Bahkan dari segi gaya permainan hingga kualitas, tidak banyak hal yang berubah. Komando dan determinasi Luka Modric di lini tengah terus berpengaruh dalam hal mengontrol permainan, seolah melupakan fakta bahwa dirinya sudah berumur 37 tahun.
Kroasia juga masih memiliki Ivan Perisic sebagai pemain yang terus menebar ancaman bagi lawan. Sejauh ini, ia telah mengoleksi satu gol ditambah dua asis. Dengan kemampuannya dalam mengeksploitasi pertahanan lawan, ia telah menjadi salah satu pemain terpenting Kroasia di Qatar.
Sayangnya, hanya Perisic yang bermain konsisten di lini depan Kroasia hingga babak perempat final ini. Penampilan Andrej Kramaric dkk seperti saat melawan Kanada adalah hal yang dibutuhkan Kroasia untuk ke depannya.
Sebab, dalam lima pertandingan yang sudah mereka lakoni di Qatar, Kroasia baru menang satu kali dalam waktu normal. Tentu saja ini menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih Zlatko Dalic menjelang semifinal nanti.