Rumor yang berkembang akhirnya terwujud juga. Mantan pelatih Borussia Dortmund Juergen Klopp resmi mengikat kontrak dengan klub Inggris Liverpool. The Reds memang tengah mencari pengganti Brendan Rodgers usai pelatih Irlandia itu dipecat oleh Fenway Sports Group (FSG) selaku pemilik Liverpool. Selain Klopp, sempat muncul pula nama pelatih asal Italia Carlo Ancelotti, namun FSG akhirnya menjatuhkan pilihan pada Klopp.
Kabar kedatangan Klopp ke Anfield sontak memunculkan euforia di kalangan pendukung Liverpool. Bagaimana tidak, reputasi Klopp yang mampu menyulap Dortmund dari klub nyaris bangkrut menjadi finalis Liga Champions tentu membuatnya menjadi pelatih idaman. Belum lagi jika kita menghitung harga total pemain yang tampil di final Liga Champions 2013 lalu, hanya sekitar 40 juta Euro. Angka itu jauh lebih kecil dibanding uang yang harus dikeluarkan Manchester City untuk memboyong sayap Liverpool Raheem Sterling yang kabarnya mencapai 62 juta Euro.
Bakat-bakat baru dipoles Klopp hingga mampu bermain di papan atas. Bek Mats Hummels yang “dibuang” Bayern Munchen seharga 4 juta Euro kini dianggap salah satu bek terbaik dunia. Begitu juga penyerang Polandia Robert Lewandowski yang dibeli hanya seharga 4.7 juta Euro, kini menjelma menjadi penyerang paling menakutkan di Eropa.
Hebatnya lagi Klopp tak hanya mampu menyulap peruntungan Dortmund namun juga membuat klub lembah Ruehr itu bermain atraktif. Gaya bermain yang enerjik dan cepat ala gegenpressing membuat Dortmund menjadi salah satu kesebelasan paling atraktif di Eropa.
Meski catatan mengkilap Klopp dengan dua gelar Bundesliga dan satu final Liga Champions menobatkannya menjadi salah satu pelatih papan atas Eropa, pendukung Liverpool tak boleh berharap banyak. Pelatih kelahiran Stuttgart ini memang seperti guru spiritual di Dortmund, namun ia tetaplah manusia biasa yang tak luput dari kekurangan.
Minim variasi taktik
Salah satu kekurangan Klopp yang paling mencolok adalah soal taktik. Tujuh tahun menukangi Die Schwarzgelben, pelatih berkacamata ini hampir selalu menggunakan pakem 4-2-3-1. Gaya bermain Dortmund pun “gitu-gitu mulu”, pressing agresif di daerah lawan serta serangan balik cepat dengan operan-operan yang langsung menusuk ke daerah lawan.
Pelatih yang pernah menangani Mainz 05 ini memang dikenal menyukai sepak bola cepat. Ia bahkan menyindir permainan penguasaan bola Arsenal. “Ia (Arsene Wenger – pelatih Arsenal) menyukai penguasaan bola, umpan. Itu seperti orkestra, itu lagu yang sunyi. Saya lebih suka heavy metal.” Kegemaran Klopp akan sepak bola heavy metal ini disinyalir menjadi penyebab badai cedera dan merosotnya prestasi Dortmund musim lalu.
Melatih kesebelasan Inggris jelas wawasan taktik Klopp bakal mendapat tantangan. Liga Inggris tidak mengenal istirahat musim dingin dan sepak bola Inggris dikenal sangat mengandalkan fisik. Sepak bola heavy metal Klopp jelas harus disesuaikan jika tak ingin Liverpool kehabisan tenaga di tengah musim.
Terlalu percaya pemain inti
Selain terlalu mengandalkan sepak bola cepat, Klopp dikenal loyal terhadap pemain kuncinya, terlalu loyal malah. Pelatih berusia 48 tahun ini jarang melakukan rotasi, meski sang pemain tak tampil memuaskan. Lihat saja bagaimana Klopp tetap memainkan gelandang Armenia, Henrikh Mkhitaryan, meski sepanjang paruh pertama musim lalu gagal tampil maksimal.
Bukti lain, gelandang muda Jonas Hofmann harus puas mendapat peran super-sub pada musim 2013/2014. Hofmann yang selalu tampil memukau saat diberi kesempatan sangat jarang bermain sejak menit pertama. Total dari 26 pertandingannya di Bundesliga musim 2013/2014 pemain timnas Jerman U-21 ini hanya bermain empat kali sebagai starter. Hofmann pun akhirnya harus rela dipinjamkan ke Mainz pada musim 2014/2015 untuk mendapat kesempatan bermain lebih banyak.
Minimnya rotasi pemain ini akan membuat keterbatasan variasi taktik Klopp semakin mudah tereksploitasi. Jika skenario ini terjadi maka fans Liverpool bakal gigit jari.
Transfer besar flop
Meski dikenal jago menyulap pemain berharga murah agar tampil maksimal, Klopp punya catatan sebaliknya soal pemain mahal. Selama menangani Dortmund hanya pemain sayap Marco Reus (17,5 juta Euro) yang langsung membalas nilai transfer mahal dengan penampilan memukau. Mkhitraryan (27,5 juta Euro) baru bersinar setelah Klopp pergi sedangkan penyerang Italia Ciro Immobile (18.5 juta Euro) malah harus pindah ke Sevilla.
Beberapa pemain berharga lebih murah pun butuh waktu sampai bisa mendobrak tim inti. Gelandang Ilkay Gundogan sempat dicadangkan pada awal musim 2011/2012 karena tak kunjung menyatu, sementara Lewandowski baru bersinar pada musim keduanya. Skema permainan Dortmund yang membutuhkan konsentrasi dan fisik prima dinilai sebagai penyebab lambannya para pemain menyatu.
Buruknya rekor transfer mahal Klopp layak membuat pendukung Liverpool gigit jari. Apalagi sejak era FSG LIverpool banyak melakukan transfer sia-sia. Mulai dua pemain Inggris Stewart Downing dan Andy Carroll hingga bek Kroasia Dejan Lovren. Bukan tak mungkin Klopp akan menambah panjang daftar tersebut.
Dengan segala kelemahannya Klopp tetaplah pelatih papan atas Eropa. Sosok yang menghabiskan karir bermain di Mainz 05 ini juga bisa dibilang pilihan terbaik bagi Liverpool. Kemampuannya memotivasi pemain merupakan salah satu yang terbaik. Lihat saja bagaimana gelandang Jerman, Mario Goetze kehilangan sentuhan magisnya usai meninggalkan Dortmund. Jangan lupakan juga bagaimana Klopp membuat gelandang berusia 31 tahun Oliver Kirch mendominasi lini tengah saat Dortmund bermain melawan raksasa Spanyol Real Madrid pada 2013/2014. Padahal lini tengah Madrid dihuni juara dunia Xabi Alonso.
Klopp juga merupakan pelatih yang pernah mengalahkan pelatih-pelatih klub besar rival Liverpool musim ini. Pelatih Manchester United Louis van Gaal pernah takluk saat menangani Bayern Muenchen. Arsene Wenger yang dua musim berturut berjumpa Klopp di LIga Champions tahu betul bagaimana susahnya menaklukkan tim racikan sosok yang selalu didampingi Zeljko Buvac itu. Begitu pula Manuel Pellegrini dan Jose Mourinho, semua pernah takluk melawan Klopp.
Ia memang sosok menjanjikan, namun sebelum menjalankan tugasnya ada baiknya fans Liverpool tak terlalu berharap Sehebat-hebatnya Klopp meramu tim, ia bukan Doraeamon yang bisa mendatangkan piala dari kantong ajaib. Ingat, di Dortmund ia baru mendapatkan hasil setelah tiga tahun. Bagaimana di Liverpool, Inggris yang memiliki kultur sepak bola yang berbeda?