Keberhasilan Napoli menundukkan perlawanan FC Internazionale dengan skor 2-1 di stadion San Paolo pada Selasa dini hari (1/12) menjadi berkah bagi mereka. Kemenangan ini jadi aksi kudeta pada sang lawan untuk menjadi pemuncak klasemen sementara Serie A.
Selain itu juga sebagai pembuktian bagi mereka bahwa afwah kejayaan Napoli di masa Maradona masihlah menyala sekaligus menjawab celaan publik yang berasumsi bahwa Napoli di bawah asuhan Maurizio Sarri hanya sebagai penggembira persaingan Scudetto.
Publik pun mulai menyoroti penampilan para serdadu Naples ini, baik dari segi performa tiap individu, permainan maupun catatan statistik. Dan Napoli mempunyai beberapa faktor penting dalam peningkatan segala aspek tersebut.
Keberhasilan tim asal Naples ini mengukir rekor enam kali tak kebobolan secara berturut-turut dan tak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir menjadi perhatian publik pencinta Serie-A. Meski kemudian rekor clean sheet tersbut akhirnya dipecahkan oleh Adam Ljajic yang berhasil membobol gawang Napoli dalam laga sengit dengan Inter Milan.
Napoli tercatat mencetak 13 gol dalam tujuh pertandingan terakhir, serta meraih enam kemenangan dan satu seri dalam tujuh pertandingan yang telah dilakoni. Total Napoli sudah mengemas sembilan kemenangan, empat kali seri, dan baru satu kali mengalami kekalahan hingga pekan ke 14 Serie A. Total 31 poin yang dikumpulkan mengungguli FC Internazionale yang mengemas 30 angka.
Dilansir oleh Whoscored, Napoli menjadi tim dengan penguasaan bola tertinggi kedua di Serie-A setelah Fiorentina dengan rata-rata persentase 61% per-pertandingan. Selain itu rekor gol Napoli membawa tim berjuluk Partenopei ini menjadi tim terproduktif ketiga di Serie-A dengan 26 gol, di bawah AS Roma dan Fiorentina, masing-masing dengan raihan 29 dan 27 gol.
Catatan rekor lainnya yang dibubuhkan I Ciucciarelli ini adalah catatan rata-rata akurasi umpan per pertandingan menyentuh angka 84% keberhasilan. Persentase penguasaan bola Napoli lagi-lagi menempati tempat kedua tertinggi di Serie A setelah Fiorentina.
Data-data ini kemudian diperkuat oleh testimoni dari pelatih gaek nan legendaris macam Ottavio Bianchi dan Arrigo Sacchi yang mengafirmasi bahwa permainan Napoli begitu enak ditonton dan sangat menjanjikan kemenangan.
Ada beberapa sebab yang menjadikan Napoli bermain begitu trengginas dan dinamis di awal musim ini. Bukan hanya karena faktor keberuntungan belaka. Berikut faktor-faktor kunci performa apik Napoli
Sabar dan rileks
Napoli di tangan pelatih Rafael Benitez, seperti yang pernah disebut oleh Antonio Conte, adalah tim yang lapar, agresif, dan cepat. Napoli di bawah asuhan Rafa menjadi tim yang mengandalkan sayap-sayap tajam mereka sebagai tumpuan penyerangan.
Ini dibuktikan dengan Jose Callejon yang mencetak 29 gol dan 11 asis selama dua tahun dilatih oleh Rafael Benitez. Untuk ukuran gelandang sayap di Serie A, pencapaian gol dan asis Callejon tergolong bagus.
Lalu setelah alih tampuk kepelatihan ke tangan Maurizio Sarri, Napoli menjadi tim yang lebih sabar. Napoli lebih sering mengandalkan penguasaan bola dan umpan-umpan pendek yang dikatrol oleh lini kedua untuk menciptakan peluang yang bagus.
Catatan rata-rata 84% keberhasilan umpan dan 61% penguasaan bola per pertandingan menjadi bukti sahih bahwa Napoli yang sekarang lebih tenang dan santai dalam mengolah bola. Maurizio Sarri telah menekankan kepada anak asuhnya bagaimana pentingnya menikmati pertandingan sebagai kunci keberhasilan timnya.
Menurut mantan pelatih Empoli itu, bila pemainnya gagal menikmati pertandingan, maka semua rencana akan buyar dan gagal. Yang terpenting adalah bagaimana pemainnya dapat menjalani latihan dan pertandingan dengan rileks dan santai tanpa mengurangi keseriusan serta instensitas.
Dengan lebih rileks dalam melakoni laga, instruksi dari pelatih akan tercerna dengan baik oleh para pemain. Efeknya, penguasaan bola dapat dikontrol baik oleh para personil Napoli, dan dengan penguasaan bola yang intens dan ulet, celah-celah untuk mendapatkan peluang akan terbuka.
Memaksimalkan potensi Gonzalo Higuain
Gonzalo Higuain yang sempat diisukan akan hengkang dari San Paolo, ternyata memutuskan untuk tetap bertahan. Seretnya keran gol di bawah asuhan Rafael Benitez pada musim terakhir, kabarnya jadi alasan yang membuatnya ingin segera hengkang.
Tetapi, setelah Benitez hijrah ke Real Madrid dan penggantinya, Maurizio Sarri hadir, ada perubahan yang membuat Higuain berubah pikiran. Dia bertahan karena akan dibutuhkan dalam skema permainan Sarri yang bersifat ofensif.
Setelah merasakan polesan Maurizio Sarri, Higuain seolah terlahir kembali. Sampai saat ini, Higuain telah mencetak 12 gol dan dua asis dalam 14 laga Serie-A.
Jika di era Benitez, Higuain dipasang sebagai striker tunggal. Di bawah kepelatihan Sarri, Higuain diplot bersama dua penyerang sayap. Penyerang sayap Napoli yang memiliki dribel yahud macam Lorenzo Insigne, Dries Meertens, Jose Callejon dan Manolo Gabbiadiani berkolaborasi untuk membuka ruang dari sektor sayap.
Selain itu dua penyerang sayap yang mengapit Higuain bisa juga difungsikan sebagai distributor bola kepada Higuain. Dengan kata lain Higuain benar-benar dimanjakan dengan dukungan rekan setimnya untuk membuka akses mencetak gol.
Belum lagi pasokan bola yang datang dari lini kedua yang dihuni gelandang yang memiliki mobilitas tinggi macam Marek Hamsik, Allan, dan Jorginho.
Maurizio Sarri kepada Radio Kiss Kiss mengungkapkan bahwa Higuain adalah pemain yang mempunyai skill yang istimewa dan kualitasnya dapat menentukan hasil pertandingan Napoli.
”Higuain adalah pusat dari seluruh rencana klub ini. Kualitas luar biasa yang ia milki membuatnya sangat menentukan. Jika dia bisa terus mengembangkan potensinya, dia bisa membuat kekacauan bagi lawan. Higuain adalah pusat permainan Napoli,” ujar Sarri.
Selaras dengan kebijakan presiden Aurelio D’Laurentis yang ingin mengembalikan kejayaan Napoli seperti di masa Maradona. Sarri ingin membangkitkan momentum kejayaan tersebut dengan menjadikan Higuain sebagai simbol kebangkitan kejayaan Napoli.
Apabila di masa Ottavio Bianchi, Maradona tampil spektekuler sebagai bintangnya, maka saat ini, Sarri ingin Napoli berjaya dengan Higuain sebagai pusat permainannya.
Keseimbangan dan konsistensi tim
Catatan 26 gol dan sembilan kali kemasukan gol menggambarkan keseimbangan yang terdapat pada permainan Napoli. Sinergi antarlini dan saling bahu membahu antarpemain membuat permainan Napoli menjadi berimbang dan tidak bertumpu pada satu aspek saja.
Pertahanan Napoli tidak hanya bersandar kepada lini petahanan, lini paling depan juga ikut berperan dalam membantu pertahanan. Lini depan berfungsi sebagai lini pertama yang bertugas untuk melakukan pressing pemain lawan yang memegang bola.
Lalu sektor serang Napoli juga tidak mengandalkan lini serang semata, lini pertahanan juga berperan krusial dalam membangun serangan Napoli. Para bek bertugas untuk mengalirkan bola dari belakang lalu kemudian disalurkan ke tengah hingga akhirnya dialirkan mencapai para penyerang.
Lini tengah tak kalah penting dari dua lini lainnya, lini tengah adalah lini yang paling penting untuk menjaga vibrasi permainan dan mengatur tempo permainan.
Lain Inter, lain Napoli. FC Internazionale yang kerap menggunakan formasi berbeda-beda tiap pertandingan berkebalikan 180 derajat dengan Napoli. Sarri lebih memilih konsisten dengan formasi 4-3-3, formasi ini digunakan dalam 11 laga Serie-A yang dilakoni Napoli, sedangkan tiga laga lainnya Napoli menggunakan formasi 4-3-1-2 yang merupakan modifikasi dari formasi 4-3-3 yang sering dipakai.
Konsistensi pakem Napoli ini dilakukan untuk menjaga kesepahaman antarpenggawa, sekaligus untuk memelihara konsistensi permainan yang sudah terpola dalam koneksi antarpemain.
Kepandaian Maurizio Sarri
Yap, inilah faktor terpenting dalam revolusi performa dan permainan Napoli, Maurizio Sarri. Sarri-lah yang menyempurnakan agresivitas Napoli era Rafael Benitez dengan patron permainan yang lebih dinamis.
Sarri adalah pelatih bervisi, ia yang membawa ideologi penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek ke dalam permainan Napoli.
Selain itu, adaptasi super cepat Sarri dengan pemain lawas Napoli membuat permainan tim cepat menemukan ritme permainan terbaiknya. Lalu kemudian ia membawa anak asuhnya menemukan posisi terbaiknya di Serie A dan hingga sekarang bercokol di posisi puncak klasemen.
Gonzalo Higuain mengungkapkan betapa menyenangkannya mempunyai pelatih seperti Maurizio Sarri, kepada Sky Sport Italia ia menyatakan bahwa Sarri adalah pelatih yang luar biasa. “Sarri adalah pelatih yang benar-benar bisa membuat para pemain bersemangat dengan membakar adrenalin pemain, hal itu bisa ditinjau langsung di pertandingan,” ujarnya.
Karakter Sarri yang mudah disukai oleh anak asuhnya ini membawa iklim yang baik ke dalam tubuh tim. Kondisi yang berujung pada penerimaan instruksi sang pelatih oleh para pemain.
Dalam wawancara bersama Radio kiss kiss, saudara dari Gonzalo Higuain, Nicolas Higuain menyatakan bahwa, Sarri adalah tipe pelatih yang disenangi para pemainnya.
“Gonzalo memberitahu saya bahwa pelatihya terus membangun hubungan yang sangat dekat dengan para pemainnya, dan bahwa ini adalah perbedaan dengan semua pelatih yang pernah ia miliki di masa lalu,” dalam wawancara ini terbayang jelas, bagaimana Higuain membandingkan Sarri dengan pelatih-pelatihnya yang pernah melatihnya dulu, termasuk Rafael Benitez.
Belum cukup sampai di situ puja-puji untuk Sarri. Sarri adalah tipe pelatih yang kaya taktik. Selain menjadikan penguasaan bola sebagai senjata utama, bola mati adalah senjata alternatif timnya untuk menciptakan gol.
Tim yang dilatih Sarri sebelumnya, Empoli, adalah tim yang pada musim 2014/2015 menorehkan 14 gol yang bersumber dari bola mati, terbanyak keempat di atas 16 tim Serie-A lainnya.
Dengan segala kelebihan dan faktor-faktor kunci ini, cukuplah untuk membuat para lawan Napoli waspada akan performa mereka. Para pemburu Scudetto juga perlu untuk memperhitungkan Napoli sebagai salah satu unggulan yang patut diperhitungkan.
Dengan permainan yang aduhai dan konsistensinya, Napoli membuat liga berjalan semakin kompetitif. Sesuatu yang tentunya bagus untuk Serie A setelah beberapa musim belakangan ini dikuasai oleh Juventus.