Indonesia Soccer Championsip (ISC A) baru saja usai sepekan lalu. ISC B bahkan baru menuntaskan laga finalnya, Kamis (22/12). Tapi, geliat perpindahan pemain sudah mulai ramai.
Setelah pembekuan dicabut dan kepengurusan PSSI yang baru dibentuk, liga resmi akan mulai bergulir lagi pada 2017 mendatang. Joko Driyono, entah berlaku sebagai CEO PT Liga atau wakil ketua umum PSSI, menyatakan bahwa liga akan bergulir pada bulan Maret. Tentu jika tidak ada halangan yang bisa membuat target meleset.
Tapi, sejauh ini, klub begitu agresif berburu pemain. Persib Bandung misalnya sudah pasti mendatangkan Patrick Dos Santos, Shohei Matsunaga, dan Dedi Kusnandar. Sriwijaya FC coba melakukan pendekatan pada Stefano Lilipaly. Dan klub lainnya pun gerak cepat.
Idealnya, Desember yang tinggal sebentar ini, hingga Januari mendatang adalah waktu untuk berburu pemain. Baik mengincar pemain baru maupun memperpanjang kontrak pemain lama yang dinilai masih layak dan sesuai dengan proyeksi musim baru dari tim pelatih.
Selama Januari dan Februari, akan jadi masa untuk pemantapan tim. Jika itu lancar dilakukan maka saat liga bergulir Maret, komposisi tim sudah siap dan para pemain sudah mulai menyatu. Klub pun akhirnya bisa langsung tancap gas sejak laga perdana.
Sayangnya hal itu tak mudah dilakukan. Perburuan pemain tak gampang. Mesti bersaing dengan klub lama yang masih menginginkan jasa pemainnya atau klub lain yang juga memburu pemain yang sama
Semua itu kemudian disesuaikan dengan kondisi finansial klubnya masing-masing. Jika keuangan memadai, tentu mudah bagi manajemen dan tim pelatih bergerak merekrut pemain baru dan menyodori perpanjangan kontrak.
Di Indonesia klub yang seperti itu tak banyak. Tunggakan gaji semusim lalu belum tentu semuanya sudah lunas. Liga usai pun belum tentu semua manajemen klub bernapas lega.
Belum ada proyeksi keuangan untuk musim depan. Ini masalah lama sepak bola Indonesia, proyeksinya hanya dibuat untuk satu musim kompetisi. Warisan cara berpikir era APBD ini masih banyak dipraktekkan hingga kini.
Dulu APBD dikucurkan setiap tahun dengan perencanaannya pun dibikin per tahun. Jadi, hanya bisa tahu mengkalkulasi pendapatan selama semusim kompetisi saja, karena tahun depannya belum tentu uang dari APBD kembali bisa diterima.
Ini pula yang jadi salah satu alasan mengapa klub di Indonesia banyak yang timbul tenggelam. Bisa satu musim kaya raya, musim berikutnya sekarat.
Jadi, menyongsong era baru ini agar tak berasa seperti yang lama, klub mestinya juga berbenah tidak hanya soal teknis permainan tim. Melainkan juga memperbaiki struktur manajemen.
Salah satu yang mesti dilakukan pertama-tama adalah membuat proyeksi keuangan. Tidak hanya untuk satu musim, tapi untuk setidaknya lima atau bahkan sepuluh tahun mendatang.
Ide ini sudah dikemukakan jauh-jauh hari dan berulangkali, tapi ada satu kalimat tanggapan yang mengusik penulis hingga kini, kalau kita bersiap jangka panjang apakah liga akan senantiasa bergulir?
Ini kemudian menjadi domain PSSI dan PT Liga selaku operator. Mereka mesti memastikan bahwa kondisi sepak bola kondusif untuk menjalankan liga jangka panjang. Kalau ada kepastian seperti ini, semuanya tentu akan terbantu, sponsor pun akan lebih yakin untuk menanamkan uangnya di sepak bola.
Model sponsorship atau hak siar seperti ANTV dulu ketika langsung membeli kontrak selama sepuluh musim kompetisi adalah contoh bagus, terlepas ada persoalan di dalamnya.
Tapi, kemampuan televisi untuk membeli hak siar dalam jangka panjang, tidak hanya satu tahun, setidaknya bisa memberi jaminan bahwa liga bisa bergulir secara reguler pada tahun-tahun mendatang. Dengan hak siar sudah dibeli televisi, setidaknya ada jaminan bahwa ada uang yang mengalir yang bisa digunakan untuk menutup biaya operasional televisi.
Selain soal dana, yang tak boleh terlupa adalah izin dari pihak keamanan. PSSI yang baru mesti terus menjalin komunikasi dengan kepolisian selaku lembaga negara yang punya kewenangan untuk memberikan izin pertandingan.
Jangan sampai banyak kejadian laga gagal digelar karena tidak ada izin pertandingan. Kalau perlu, kepolisian dimintai masukan sejak awal menyusun jadwal kompetisi, karena ini menyangkut kebutuhan pengamanan.
Kepastian semacam ini sangat penting diperoleh oleh manajemen dalam membangun klubnya. Tim marketing akan sangat terbantu dengan hal semacam ini ketika mereka bertemu dengan calon sponsor.
Rasanya persoalan finansial ini akan tetap memegang peranan kunci dalam persiapan menyongsong musim baru liga Indonesia. Suporter perlu untuk aktif mengawal klubnya sejak saat ini. Mengawal agar klubnya mulai dibangun dengan pondasi yang lebih baik, utamanya dari sisi finansial.