Selasa, 14 Maret 2017, jadi hari yang membahagiakan bagi bobotoh Persib Bandung. Manajemen mengumumkan pemain baru: Michael Essien.
Eks pemain Chelsea itu diumumkan bertepatan dengan hari ulang tahun Maung Bandung ke-84. Kado spesial ini langsung jadi headline di berbagai media, tidak hanya Indonesia tapi juga ramai diperbincangkan oleh media luar negeri.
Walaupun pernah punya pengalaman mengesankan selama bermain di Chelsea, performa Essien diragukan lantaran dia tidak tampil maksimal selama di Panathinaikos lantaran berkutat dengan cedera.
Dia juga sempat ditolak oleh tiga klub Swedia, sebelum akhirnya memutuskan terbang ke timur jauh untuk mencari peruntungan baru.
Sebelum akhirnya memutuskan membela Persib, Essien sempat menolak Melbourne Victory yang diberitakan menjadi klub tujuan berikut setelah meninggalkan Eropa. Dia juga tidak mengiyakan tawaran manajemen Muangthong United, klub Thailand yang mulai bisa bersaing di kancah sepakbola Asia.
Rasa-rasanya pemain berkebangsaan Ghana ini memilih Persib lantaran atmosfir sepakbola Indonesia yang lebih semarak dibanding Australia dan Thailand.
Pertandingan kandang PSS Sleman, yang berada di Liga 2, bahkan bisa mendatangkan jumlah suporter lebih banyak dibanding rata-rata pertandingan kandang Liga Thailand.
Alasan mengenai suporter yang loyal dan bernyanyi keras di Indonesia ini juga jadi rujukan utama ketika pemain asing memilih bermain di Indonesia.
Pemain seperti Safee Sali, Noh Alamshah, Shahril Ishak, hingga Keith Kayamba Gumbs memilih Indonesia dan meninggalkan gaji yang lebih besar di klub sebelumnya demi bermain di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati stadion dan rela bernyanyi keras hingga suaranya habis. Loyalitas yang tak ada di negara seperti Singapura, Malaysia pun baru belakangan ini stadionnya mulai ramai.
Meningkatkan brand image Persib
Tentunya Essien tidak akan digaji murah. Kabarnya nilai kontraknya tak kurang dari 11 miliar rupiah untuk satu musim kompetisi Liga 1, yang kira-kira akan berlangsung selama 10 bulan. Kontrak yang sangat fantastis tentunya dan bisa dipastikan jadi kontrak termahal di Indonesia.
Nilai itu memang tidak sebesar yang dia terima selama sembilan tahun di Chelsea, tapi jumlahnya tak jauh berbeda dengan yang dia terima saat bermain di Panathinaikos, yang sebesar 800 ribu euro.
Manajemen Persib tentu berhitung dengan cermat ketika akan mengeluarkan uang sebesar itu. Tapi, rasanya itu akan sepadan dengan yang diterima Pangeran Biru dari sisi komersil.
Hanya berkisar beberapa jam dari pengumuman resmi klub, media luar negeri langsung banyak memberitakan bergabungnya Essien dengan Persib. Ini bagus untuk meningkatkan brand image Maung Bandung.
Memilih untuk mendatangkan Essien sebenarnya tidak hanya untuk menyenangkan bobotoh yang tak menyukai Erick Weeks, melainkan untuk bisa memperkuat brand image Persib, tidak hanya di Indonesia tapi mulai meluas ke Asia.
Persib tidak lagi hanya berpikir tentang suporter mereka yang loyal di Jawa Barat dan pengagum mereka di seluruh nusantara, tapi Persib mesti bisa dikenal luas di Asia bahkan dunia. Mereka membutuhkan pemain yang bisa ikut mempromosikan brand klub dan sejauh ini tampak akan berhasil.
Cara serupa juga dilakukan oleh klub Malaysia, Johor Darul Takzim ketika memilih mengontrak Pablo Aimar. Atau banyaknya pemain bintang Eropa yang hijrah ke Cina.
Pemberitaan massif mengenai Essien yang bergabung dengan Persib ini akan terus meluas. Bahkan oleh media yang mungkin tak tahu menahu mengenai sejarah Persib. Justru ini bagus karena Persib kemudian bisa menjangkau publik yang sebelumnya tak kenal mereka, kini setidaknya makin banyak orang yang tahu tentang Persib.
Dengan meningkatnya brand image itu, pasti akan berpengaruh pada posisi tawar Maung Bandung ketika bernegosiasi dengan sponsor juga akan meningkatkan penjualan merchandise, terutama jersey.
Apakah ada dampat terhadap taktikal?
Dari segi bisnis, kedatangan Essien bisa dikatakan bagus dan akan membawa manfaat yang besar. Tapi, apakah sesuai dengan kebutuhan tim?
Ini yang menjadi pertanyaan sejak Essien digosipkan bergabung dengan anak asuh Djajang Nurjaman. Karena seperti yang kita tahu, di posisi yang sama, gelandang bertahan sudah ada nama Hariono, belum lagi dua pemain lain yang bisa bermain di posisi yang sama: Kim Jeffrey Kurniawan dan Dedi Kusnandar.
Tapi, Djajang sudah menyatakan bahwa dia akan memainkan Essien di pos gelandang serang. Posisi yang masih lowong pasca Erick Weeks tidak diperpanjang kontraknya setelah tampil buruk di Piala Presiden.
Pelatih yang membawa Persib juara 2014 itu juga menyatakan bahwa pembelian Essien sudah dipikirkan jauh hari dan tim pelatih telah menyiapkan skema yang pas untuk mengakomodasi kedatangan pemain yang akan mengenakan seragam bernomor punggung 5 tersebut.
Kehadiran anak emas Jose Mourinho itu juga akan punya dampak positif terhadap pemain lain. Selain kompetisi internal yang semakin ketat dan sehat juga akan ada transfer ilmu kepada pemain lain, utamanya pemain muda.
Essien bisa memainkan peran seperti halnya Keith Kayamba Gumbs dan Pierre Njanka, memberi masukan ke pemain muda tentang permainan juga bagaimana menjaga kebugaran selayaknya pemain profesional.
Tapi, itu semua masih perlu waktu untuk pembuktian karena tidak sedikit pemain asing bergaji mahal yang tak banyak berkontribusi bagi tim juga tak ada transfer ilmu yang diberikan.
Jadi, agar semuanya bisa berjalan sesuai skema, mulai hari ini tim medis Persib perlu mempelajari riwayat cedera Essien dan memastikan sang pemain bisa bugar sepanjang musim. Apalagi Liga Indonesia lekat dengan permainan keras yang bisa jadi akan sangat tidak bersahabat bagi Essien.
Selamat datang di rimba sepakbola Indonesia, Essien!