Setidaknya ada dua kekurangan Liverpool musim lalu yang banyak diperbincangkan para analis sepakbola. Pertama, pemain lapis kedua mereka yang kualitasnya belum seimbang jika dibandingkan dengan tim utama.
Apalagi dua musim ke belakang, The Anfield Gank tidak banyak mendatangkan pemain baru yang cukup mumpuni dan cenderung mencoba beberapa pemain akademi sebagai pemain cadangan.
Kedua, konsistensi lini belakang Liverpool yang harusnya masih bisa diperbaiki. Hal tersebut, terasa ketika salah satu bek menderita cedera dan harus digantikan oleh pemain lain yang bukan merupakan posisi aslinya.
Kalaupun ada pemain akademi yang siap menggantikan, secara mental masih belum terlalu kokoh dan belum benar-benar siap menjadi pengganti yang pas.
Posisi bek kiri murni pelapis Robertson menjadi salah satu prioritas utama Liverpool sebagai usaha untuk memperbaiki dua kekurangan di atas guna mengarungi musim depan.
Syaratnya harus berusia muda dan memiliki menit bermain yang cukup di level senior. Mereka sangat membutuhkan pemain berpengalaman yang bisa menjadi pelapis ideal bagi Robertson.
Sebagai pesepakbola yang bisa bermain di sejumlah posisi dan dikenal punya kebugaran yang bagus, James Milner sebetulnya cukup bisa menggantikan peran sebagai fullback kiri saat Robertson sedang rehat.
Pada musim-musim sebelumnya, Klopp lebih nyaman menggunakan kemampuan Milner dibandingkan Alberto Moreno yang sering dilanda cedera. Namun, usianya yang bakal menginjak 35 tahun pada Januari tahun depan menjadi pertimbangan yang lain.
Pemain akademi Liverpool yang diharapkan bisa menjadi pelapis Robertson, seperti Yasser Larouci, rasanya masih belum bisa diandalkan karena faktor usia yang masih terlalu muda dan miskin pengalaman.
Sementara itu, pada musim depan, sebagai juara liga, Liverpool harus bisa memperbaiki catatan performanya, baik di Liga Inggris, maupun Liga Champions.
Beberapa rumor yang beredar pada jendela transfer musim ini, The Reds tertarik dengan beberapa bek kiri berusia muda kurang dari 25 tahun.
Dari tanah Britania, ada Jamal Lewis dari Norwich City yang berusia 22 tahun dan juga Lloyd Kelly dari Bournemouth yang berumur 21 tahun.
Dari Semenanjung Iberia, ada Sergio Reguilon, pemain belakang berusia 23 tahun yang berkostum Real Madrid. Terakhir, ada Kostas Tsimikas dari Olympiakos.
Setelah gagal mencapai kesepakatan harga dengan Norwich untuk mendatangkan Lewis, Liverpool akhirnya bisa mendapatkan Tsimikas dengan harga 11,75 juta poundsterling dari pinggiran laut mediterania.
Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan deal kontrak pemain dari Yunani itu yang sebelumnya juga diincar oleh Napoli dan Leicester City. Ia resmi berseragam Liverpool sejak 10 Agustus 2020 dan dikontrak hingga 2025.
Di Anfield, Tsimikas akan mengenakan nomor punggung 21. Sebelumnya, nomor punggung 21 pernah diberikan kepada Lucas Leiva dan Alex-Oxlade Chamberlain. Saat masih bermain untuk Olympiakos, pemain berusia 24 tahun itu juga sudah menggunakan nomor yang sama.
Tsimikas adalah pemain yang memperkuat klub papan atas Olympiakos sejak tahun 2015. Ia sempat dipinjamkan ke klub asal Denmark, Esbjerg, pada tahun 2017. Selanjutnya, dipinjamkan kembali selama semusim ke klub asal Belanda, Willem II, hingga tahun 2018.
Saat bermain untuk Willem II, dia juga sempat bermain bersama Pedro Chirivella, gelandang muda Liverpool yang kini lebih memilih berlabuh ke Nantes. Konon, di sanalah tim Jurgen Klopp mulai meliriknya.
Sembari melihat perkembangan Chirivella, team scout Liverpool juga mengamati progresi pemain-pemain muda yang lain. Pada musim 2017/2018, Tsimikas bermain sebanyak 37 kali dengan koleksi 6 gol dan 4 asis. Catatan yang tidak buruk.
Pemain yang lahir dari desa kecil bernama Lefkonas tersebut termasuk pemain bertalenta yang cukup punya pengalaman di level liga maupun kancah internasional.
Musim 2019/2020 lalu, dia sempat menjadi pemain penting yang membawa trofi Liga Yunani kembali ke pangkuan Olympiakos setelah gagal diraih sejak dua musim ke belakang.
Tsimikas juga beberapa kali tampil dalam laga kompetisi Europa League 2019/2020, meskipun harus tumbang oleh Wolves di babak enam belas besar. Sementara itu, di level timnas, ia sudah tiga kali dipanggil membela timnas senior Yunani sejak tahun 2018.
Klopp sangat senang dengan kedatangannya. Bagi pelatih asal Jerman itu, Tsimikas adalah pemain yang punya kecepatan dan umpan yang akurat, sehingga bisa digunakan untuk membantu serangan sekaligus disiplin menjaga lini belakang saat dibutuhkan.
“Kami sudah memonitor permainan Kostas sejak lama dan merasa begitu senang dia sudah bergabung dengan kami. Kabar yang sempurna sebelum kami segera kembali berlatih,” ujar Klopp.
“Dia pesepakbola yang sangat bagus dengan ambisi juara dan persaingan ketat, dan saya sungguh menyukai mentalitasnya,” tambahnya dalam rilis resmi Liverpool FC.
Jika melihat beberapa cuplikan permainannya, bek dengan postur tinggi badan 178 cm itu terlihat mampu berlari cepat naik turun lapangan sebagai bentuk inisiatif untuk terus menyerang dan menjaga pertahanan.
Akun Twitter analisis pemain @smarterscout pernah membandingkan kemampuan antara Robertson dan Tsimikas. Mereka berdua dinilai mempunyai atribut yang mirip.
Jurnalis The Athletic, James Pearce dan Tom Worville, menambahkan bahwa Tsimikas bisa memberikan ancaman nyata di area sepertiga akhir.
Liverpool are in talks to sign Olympiakos left-back Konstantinos Tsimikas for €13m. @JamesPearceLFC and @Worville highlighted Tsimikas as a suitable back-up for Andy Robertson a month ago https://t.co/JAFc8nYdoz pic.twitter.com/k7IBYd5mED
— The Athletic UK (@TheAthleticUK) August 9, 2020
Beberapa kelebihan Tsimikas yang menarik adalah kemampuan umpan crossing, dribble, dan ground duels (tekel) yang menjanjikan. Sementara itu, kelemahan yang dicatat pada data statistik tersebut adalah kemampuannya dalam ball retention alias cara mempertahankan bola saat diganggu oleh lawan.
P.S. Here’s a comparison of Andrew Robertson with Tsimikas and Jamal Lewis, who may now be off Liverpool’s summer shopping list.
Tsimikas is older than Lewis, who’s a smarterscout young prospect, but he has a clear advantage here.
All players at a Premier League standard:#LFC pic.twitter.com/v70FsinJr6
— smarterscout (@smarterscout) August 9, 2020
Hal lain yang diperoleh dari catatan performa musim lalu di Olympiakos adalah kontribusinya memberikan tujuh asis berbuah gol kepada rekan setimnya, meski ia sendiri belum pernah mencetak gol.
Performanya saat berlaga di Liga Champions dan Europa League musim lalu juga cukup mengesankan. Dia berhasil memenangkan 72,3% tekel yang terjadi di lapangan. Dengan usianya yang masih muda, Tsimikas punya kesempatan untuk mengembangkan gaya bermainnya di bawah asuhan Klopp.
Mantan pelatih Dortmund itu sepertinya sudah punya rencana yang matang untuk memperbaiki catatan-catatan buruk selama semusim ke belakang. Para rekrutan anyar pada transfer kali ini tentu sangat diharapkan bisa memberi warna yang berbeda pada permainan Liverpool.
Meskipun demikian, untuk masuk sebagai starter di skuat utama Liverpool bukan perkara yang mudah. Apalagi gaya Klopp saat menentukan siapa saja yang akan menjadi starter, biasanya tak serta merta langsung memberi kesempatan kepada pemain debutan sejak menit pertama.
Perlu menunggu waktu yang pas bagi pemain anyar untuk beradaptasi dan menemukan kecocokan antara satu pemain dan pemain yang lain.
Lihat saja bagaimana Klopp saat memperlakukan dan memberi kesempatan kepada penggawa anyar, seperti Fabinho, Keita, juga Minamino. Mereka tak akan dimainkan jika memang tidak sedang dalam kondisi terbaiknya.
Kondisi tersebut tentunya juga akan berlaku buat Tsimikas. Dia harus bisa membuktikan diri dan mencuri ilmu dari Robertson untuk mencapai level tertinggi sebagai pesepakbola kelas dunia. Ia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap bek kiri andalan Liverpool itu.
“Dia (Robertson) adalah salah satu talenta yang sangat bagus. Buat saya, saya akan memberikan yang terbaik ketika bermain sepakbola. Saya tahu Robertson adalah salah satu bek kiri terbaik di dunia, tetapi hal ini justru akan memberikan motivasi ekstra kepada saya untuk terus bekerja keras,” ujar Tsimikas.