Unai Emery mengawali kiprahnya sebagai pelatih baru Aston Villa dengan hasil yang manis. The Villans berhasil membekuk Manchester United dengan skor 3-1 dihadapan 42 ribu pendukungnya di Villa Park (6/10).
Hasil ini membuat Aston Villa menyudahi rekor buruk 23 laga tanpa kemenangan di Villa Park atas Manchester United dan membuat mereka menjauh dari zona degradasi.
Lantas apa kunci sukses Unai Emery bisa menaklukan Setan Merah?
Rekomendasi T-Shirt Timnas Indonesia dari Erspo
Berhasil mencuri gol lebih dahulu dan tampil efektif
https://twitter.com/SquawkaNews/status/1589260673695064065?s=20&t=9ad1FCEP-6HkROfOWWqVJw
Manchester United punya catatan buruk ketika kebobolan terlebih dahulu oleh lawannya. Musim ini dari 19 laga, sudah 6 kali Ronaldo dkk gagal menang ketika gawang mereka jebol terlebih dahulu.
Unai Emery paham betul bahwa mental pemain United ketika posisi tertinggal tidak bagus-bagus amat. Sehingga strateginya mengincar gol awal berhasil ia lakukan. Dalam 11 menit gawang De Gea berhasil robek lewat aksi Leon Bailey di menit ke-7 dan tendangan bebas Lucas Digne di menit ke-11.
Lucas Digne dkk juga tampil jauh lebih efektif dibandingkan tamunya. xG The Villans hanya 0,72 tapi mereka mampu mencetak 3 gol. Sementara sang tamu xG-nya hanya 0,52 dan hanya mampu mencetak 1 gol dari 9 kali percobaan.
Cairnya pemain depan dan pandai menjaga kelebaran
Salah satu kunci suksesnya 4-4-2-nya Unai Emery adalah cairnya pergerakan pemain di sektor depan. Duo striker mereka Bailey dan Watkins justru bergerak melebar ke posisi di antara full-back dan bek. Sementara dua winger mereka, Buendia dan Ramsey rajin inverted ke tengah.
https://twitter.com/AVFCOfficial/status/1589377360905654273?s=20&t=9ad1FCEP-6HkROfOWWqVJw
Hal ini membuat disorganisasi pertahan United. Seperti saat terjadinya gol pertama, di mana Ramsey masuk ke tengah, Bailey bergerak melebar, dan kemudian berlari diantara Dalot dan Martinez sehingga ia dapat ruang bebas untuk mencetak gol.
Kedua tim memang sama-sama gencar melakukan serangan lewat sisi sayap, Aston Villa melalui sektor kanan pertahanan United, sementara Manchester United kebalikannya. Akan tetapi Emery bisa membuat jumlah pemain di sisi sayap lebih banyak dibandingkan dengan United.
Dan di gol ketiga di menit ke-49 adalah perpaduan antara cairnya pergerakan dan menjaga kelebaran. Saat sektor tengah United terlihat rapat, Watkins bergerak ke sisi sayap yang ditinggal Dalot untuk menyambut umpan Ramsey. Kemudian Bailey dan Buendia masuk ke sektor tengah penalti untuk mengecoh Lisandro, Shaw, Eriksen dan Casemiro. Melihat area depan penalti kosong, Ramsey masuk dan menyambut umpan cut back Watkins.
Tidak adanya Bruno Fernandes
Hilangnya sosok Bruno Fernandes di lini tengah ternyata sangat terasa dalam permainan United. Pressing-pressing, umpan through pass dan kreativitas yang sering disajikan oleh Bruno Fernandes gagal dilakukan Van de Beek.
Meskipun lebih banyak menguasai bola sebanyak 59% tidak membuat United memperoleh banyak peluang karena minim kreativitas. Hal ini membuat serangan United terpaku di sektor sayap dan hanya mengandalkan crossing-crossing saja.
Total United melakukan 23 crossing dan hanya satu yang membuahkan kemelut dan berujung gol di menit ke-45 lewat tendangan Shaw yang terkena Ramsey. Selain itu conversion rate peluang United hanya 11%, bandingkan dengan Aston Villa yang menyentuh angka 50%.
Pemain Manchester United sering eror dan hilang penguasaan bola
Tiga gol yang dicetak Aston Villa adalah buah dari seringnya eror pemain dan hilangnya penguasaan bola. Gol pertama misalnya, Lindelof terlalu jauh maju sehingga posisinya kosong dan Lisandro Martinez tidak bisa mengkover dengan baik.
Gol kedua adalah buah dari kesalahan Martinez yang hilang penguasaan bola saat dipres oleh Bailey. Hal ini membuat Luke Shaw terpaksa menjegal laju Ramsey.
Pun sama saat gol ketiga. Martinez kembali melakukan kesalahan saat menghalau bola di sektor tengah ditambah Dalot terlambat untuk turun. Hal ini membuat anak asuh Unai Emery leluasa untuk melakukan counter cepat yang berujung gol.
Total pada laga kali ini Manchester Merah kehilangan 19 kali possesion. Selain itu laga kali ini juga menunjukan kemampuan pemain United untuk membaca pergerakan lawan tanpa bola sangatlah buruk.
Unai Emery tersenyum sementara Ten Hag geram
Setelah laga mantan pelatih Villarreal itu mengungkapkan kegembiraannya. Dilansir dari Skysport, Emery mengaku kemenangan ini rasanya seperti mimpi. Dan kunci suksesnya pada laga kali ini adalah para pemain yang bermain penuh energi, disiplin, terorganisir, dan menggunakan skill-nya dengan begitu baik.
Sementara Ten Hag menyatakan kekecewaannya. Dikutip dari Skysport, menurutnya gol-gol Aston Villa seharusnya tidak perlu terjadi dan menilai permainan crossing-crossing ini adalah tindakan yang bodoh yang dilakukan oleh pemainnya.
Erik ten Hag: "Saya pikir bodoh untuk melakukan itu (mencoba melepas umpan silang ke Ronaldo terlalu sering saat sedang buntu). Kami kadang terlalu memaksakan sesuatu dan kami tidak perlu melakukannya. Kami perlu melakukannya di momen yang tepat."#PostMatchReaction #AVLMUN #PL pic.twitter.com/yTJOWJmsxT
— Manchester United World (@manutd_world) November 6, 2022
Langkah Unai Emery tentu masih panjang, yang ia butuhkan saat ini adalah konsistensi. Mengingat “Mr Good Ebening” punya track record bagus menukangi klub-klub papan tengah, rasanya Aston Villa akan jadi salah satu kuda hitam menyulitkan di musim ini.