Selayaknya mayoritas anak-anak di Indonesia, Bagus Kahfi juga menempa skill sepakbolanya di Sekolah Sepak Bola (SSB) bersama dengan saudara kembarnya, Bagas Kaffa. Ketertarikan Bagus dan Bagas terhadap sepakbola mendorong kedua orang tua mereka memasukkan putranya ke SSB.
SSB Nagapakca di Magelang jadi tempat pertama Bagus menempa diri. Bersama Bagas, ia lalu pindah ke SSB Putra Harapan, GISSI Magelang, hingga Akademi Celo Magelang.
Melalui wawancaranya dengan Marc Klok di kanal Youtube pemain naturalisasi tersebut, pemuda berambut kribo ini menceritakan awal kisahnya menggilai sepakbola.
“Awal pertama kalinya gara-gara diajak teman saya untuk mencoba SSB di kota kelahiran, Magelang. Lalu, kami aktif mengikuti berbagai turnamen hingga ke luar kota. Dari turnamen-turnamen itulah saya berhasil mendapatkan informasi mengenai SSB-SSB lain yang lebih bagus di luar kota,” ujar Bagus.
Pada akhirnya, ia merantau di usia muda untuk mencari ilmu sepakbola di berbagai SSB dan mengikuti turnamen-turnamen lainnya.
Beberapa SSB di luar kota yang pernah dipilihnya sebagai tempat belajar adalah Gelora Putra Deltras (Sidoarjo), SSB Blue Eagles (Jakarta), SSB Undip (Semarang), dan SSB Putra (Kalimantan Tengah).
Mengikuti Program Frenz di Malaysia dan Akademi Chelsea di Singapura
Setelah berpetualang ke berbagai daerah di dalam negeri, Bagus bersama Bagas kemudian mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu sepakbola ke luar negeri.
Program Frenz di Malaysia merupakan destinasi luar negeri pertamanya. Bagus yang pada saat itu baru berumur 13 tahun turut tampil membela Frenz United U-15 di berbagai turnamen internasional.
Pelatih Bagus di Frenz saat itu, Mohamad Shaipul, seperti yang dilansir Vocket mengisahkan nostalgia semasa dirinya melatih pemuda kelahiran 16 Januari 2002 tersebut.
“Saya pertama kali tertarik dengan duo kembar ini sejak turnamen melawan Blue Eagles di Jakarta. Saya lihat keduanya memiliki kecepatan. Skill individunya dan semangat juangnya juga mumpuni.”
Perjalanan Bagus kemudian berlanjut ketika dirinya mendapat kesempatan untuk mengikuti program pendidikan dari salah satu klub terbaik Inggris, Chelsea.
Saat itu Akademi Chelsea cabang Asia yang terletak di Singapura sedang mencari bibit-bibit unggul dari Asia Tenggara.
Bagus seperti yang dilansir Goal menceritakan kisah bagaimana ia bisa mengikuti program yang dibuat akademi The Blues.
“Sehabis dari Frenz, saya pulang ke Magelang dan tak lama setelah itu, Chelsea Singapura mengajak saya bergabung. Sebuah pengalaman berharga bagi saya ketika itu. Saya sangat antusias walaupun harus bolak balik Yogyakarta-Singapura seminggu sekali,” jelasnya.
Pengalaman Bermain di Piala Soeratin
Setelah kenyang menimba ilmu sepakbola di berbagai SSB dan akademi, Bagus kemudian mendapatkan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam kompetisi sepakbola usia muda paling bergengsi di negeri ini yaitu Piala Soeratin.
Pada Piala Soeratin U-15 tahun 2017, Bagus tampil membela klub PSSA Asahan dan mampu membawa tim tersebut finis sebagai runner-up turnamen.
Ia sendiri melengkapi prestasi tim dengan torehan individu berupa gelar top skorer berkat gelontoran 11 golnya.
Panggilan Pertama Membela Tim Nasional U-16
Berkat prestasi menterengnya selama bermain di Piala Soeratin, Bagus mampu menarik perhatian pelatih tim nasional U-16 pada saat itu, Fakhri Husaini.
Ia mendapatkan panggilan untuk membela timnas yang ketika itu dipersiapkan mengikuti Kejuaraan AFF U-16 tahun 2017.
Sayangnya Bagus dan kawan-kawan tak mampu bicara banyak di turnamen tersebut usai terhenti di fase grup.
Meski demikian, ia sempat menyita perhatian pencinta sepakbola Indonesia karena melesakkan tiga gol ke gawang Australia.
Dari momen tersebut, Bagus terus dipercaya untuk membela timnas U-16. Penampilannya terus meningkat. Bagus pun dipercaya bergabung ke dalam tim mengikuti kualifikasi Piala Asia U-16 pada September 2017.
Saat itu, Indonesia menghuni Grup G bersama tim tuan rumah Thailand. Bagus tampil gemilang dengan mencetak tiga gol dan mengantar skuad Garuda Muda keluar sebagai juara grup dan lolos ke putaran final Piala Asia yang dihelat setahun setelahnya.
Tahun 2018 lalu jadi tahun terakhirnya membela tim U-16. Selama membela tim ini, Bagus sukses mencuri atensi khalayak sepakbola Indonesia.
Bagus ambil bagian saat Indonesia merebut gelar pertama di ajang Kejuaraan AFF U-16 yang pada saat itu digelar di Sidoarjo dan berhasil mengakhiri turnamen dengan titel pemain tersubur usai mengemas 13 gol.
Jumlah itu merupakan torehan terbanyak yang pernah diukir pada satu Kejuaraan AFF U-16 dalam sepuluh edisi terakhir.
Sedangkan pada Piala Asia U-16 yang berlangsung di Malaysia (September-Oktober 2018), Bagus mampu membawa Indonesia melaju hingga babak 8 besar sebelum disingkirkan Australia.
Naik Level ke Timnas U-19
Pada tahun 2019, sebagai hadiah dari performa apiknya semasa membela timnas U-16, Bagus mendapat kesempatan untuk naik level ke timnas U-19.
Dirinya menjadi salah satu tulang punggung timnas Indonesia yang terjun di Kejuaraan AFF U-19 di Vietnam.
Nahas, tim yang masih ditangani Fakhri Husaini itu hanya mampu mencapai babak semifinal setelah kalah adu penalti dari Malaysia. Kendati demikian, secara individual Bagus kembali bersinar.
Enam gol berhasil dibuatnya sepanjang turnamen dan menjadikan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak bersama pemain Australia, Dylan Ruiz-Diaz, dan penyerang Timor Leste, Mouzinho Barreto.
Tugas panjang Bagus kemudian berlanjut ke kualifikasi Piala Asia U-19 yang berlangsung pada bulan Oktober di negara sendiri. Indonesia saat itu satu grup dengan Timor Leste, Hong Kong, dan Korea Utara.
Hasil yang diperoleh pun cukup baik, tim Garuda Muda pada saat itu menjadi juara grup fase kualifikasi setelah dua kali menang dan sekali imbang.
Bagus sendiri menyumbangkan dua gol, di mana keduanya berupa eksekusi dari titik putih.
Gagal Tampil di Dua Kejuaraan Bergengsi Lantaran Pandemi
Rentetan kisah Bagus yang cukup gemilang bersama timnas sayangnya tidak menemui akhir yang menggembirakan.
Pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 merusak berbagai agenda sepakbola.
Dua turnamen bergengsi yang seharusnya Bagus ikuti batal dilaksanakan. Piala Asia U-19 2020 dibatalkan AFC.
Lalu, FIFA secara resmi juga mengumumkan keputusan meniadakan Piala Dunia U-20 2021 meski Indonesia masih akan dipercaya menjadi tuan rumah turnamen tersebut pada 2023.
Mimpi Bagus tampil di dua ajang prestisius di level junior tersebut pupus karena saat kejuaraan dilangsungkan, usianya sudah melampaui batas.
Berguru ke Eropa Bersama Garuda Select
Bagus dipanggil mengikuti program Garuda Select pada dua periode pelaksanaan, yaitu season 1 (Januari-Mei 2019) dan season 2 (Oktober 2019-Maret 2020).
Dalam perjalanannya, Bagus yang diplot sebagai penyerang utama menjelma menjadi andalan di tim yang dilatih legenda hidup Chelsea, Dennis Wise. Ia mampu mencetak banyak gol (5 gol di season 1 dan 16 gol di season 2).
Selama berlaga untuk Garuda Select di Eropa, dirinya juga sempat menyita perhatian pelatih-pelatih tim lawan ataupun pemandu bakat setempat.
Salah satu pihak yang kagum dengan talentanya adalah Per Mertesacker, pelatih akademi klub Arsenal.
Mirwan Suwarso, selaku perwakilan Mola TV, seperti yang dilansir dari Indosport, mengungkapkan bahwa Mertesacker menemui Wise yang kemudian mengenalkan pria Jerman itu dengannya.
“Dia (Mertesacker) bilang penyerang kalian (Garuda Select) sangat bagus. Lantas ia bertanya namanya siapa, saya jawab namanya Bagu Kahfi.”
Mertesacker pun menyampaikan minatnya untuk mengajak Bagus bergabung dengan latihan tim junior Arsenal dan menjalani rangkaian tes.
Akan tetapi, niat baik eks bek timnas Jerman itu batal terlaksana karena Bagus tidak lolos syarat administrasi kompetisi sepakbola Inggris. Salah satu penyebabnya adalah posisi Indonesia di rangking FIFA yang berada di papan bawah (posisi 171).
Performa apik Bagus selama membela Garuda Select juga menjadi sorotan media asing.
Salah satunya adalah Live Sports Asia (Singapura) yang memberi julukan khusus kepadanya yakni Ruud Gullit dari Indonesia.
Seperti yang dilansir dalam Bolastylo, Live Sports Asia secara lebih lanjut juga menyebutkan bahwa Bagus siap untuk mencari tantangan di Eropa.
“Pada usia 17, Gullit Indonesia siap bermain di Eropa. Amiruddin Bagus Kahfi tertarik pada banyak tim Eropa, dan dia siap menantang dirinya sendiri setelah meninggalkan Indonesia,” tulis Live Sports Asia.
Cedera Parah dalam Laga Kontra Reading
Musibah kemudian datang menimpa Bagus di tengah-tengah partisipasinya membela Garuda Select season 2. Saat melawan Reading U-18 (3 Maret 2020), dirinya dihantam cedera patah pergelangan dan pergeseran ligamen.
Keadaan itu memaksa dirinya menepi cukup lama. Selama proses perawatan dan operasi, ia ditangani oleh salah satu tim dokter terbaik di Lewin Clinic, Inggris.
Setelah delapan bulan menjalani perawatan di Negeri Tiga Singa dan menunjukkan progres yang baik, Bagus lalu menjalani serangkaian program pemulihan cedera di fasilitas kesehatan FC Utrecht.
Hal tersebut ia lakukan atas dasar rekomendasi Wise. Bagus sendiri rajin menceritakan kabar terbarunya via akun Instagram pribadinya.
Unggahan di Instagram tersebut menyiratkan sebuah sinyal tentang apa yang akan terjadi berikutnya. Utrecht ternyata tertarik untuk merekrut sang pemain muda dengan skema jenjang karier melalui Jong Utrecht.
Berkah Setelah Musibah, Bagus Resmi Bergabung Bersama FC Utrecht
Secara lebih lanjut, melalui kanal Youtube Hamka Story 23, Bagus menceritakan kisah bagaimana saat itu Utrecht tidak hanya ingin membantu proses pemulihan cederanya, tetapi juga mengajaknya ikut trial bersama klub.
“Saat itu saya masih terapi di Inggris kemudian disarankan pelatih (Wise) ke Belanda. Langsungnya buat visa, terus seminggu kemudian saya berangkat ke Belanda,” ujarnya.
Setelah melalui drama antara Utrecht dan Barito Putera, Bagus pun resmi bergabung menjadi anggota tim junior klub yang berkandang di Stadion Galgenwaard itu.
Barito akhirnya legowo melepas Bagus dan berkomitmen untuk mendukung sang pemain berkarier di luar negeri.
Proses administrasi pun rampung dan Utrecht sudah memperkenalkan sang pemain melalui laman resmi dan akun media sosial mereka.
Mimpi Bagus berkiprah di Eropa sudah terhampar di depan mata. Kesempatan yang ia miliki tak boleh disia-siakan karena belum tentu datang dua kali. Jangan cepat puas.
Teruslah menempa dirimu sehingga kelak bisa merumput bersama klub profesional Benua Biru.