Jika kita disuruh menyebut satu pemain saat mendengar nama Barcelona, yang paling melekat di pikiran kebanyakan orang pastilah Lionel Messi.
Sayang, kisah romantis Barcelona dan Messi harus berakhir setelah sang megabintang memutuskan untuk hijrah ke Paris Saint-Germain gara-gara perpanjangan kontraknya di Camp Nou menemui jalan buntu.
Sulit rasanya melepaskan ikatan antara Barcelona dengan Messi. Sama seperti namanya, Messi adalah seorang Mesias atau penyelamat bagi Blaugrana.
Bahkan pepatah “tidak ada pemain yang lebih besar dari sebuah klub” mungkin harus dikesampingkan jika kita membahas apa yang telah Messi lakukan untuk Barcelona.
Datang ke klub sebagai seorang anak yang memiliki masalah hormon pertumbuhan, Messi justru menjelma menjadi tulang punggung Barcelona.
Bermain di tim utama sejak 2005, Messi total bermain dalam 778 penampilan, dengan catatan 672 gol, 305 asis dan 35 trofi. Sebuah pencapaian yang sulit diulang oleh siapapun, di klub manapun.
Namun nasi telah menjadi bubur, semua kesalahan administrasi keuangan yang dialami Barcelona selama beberapa musim terakhir harus dibayar dengan kegagalan memperpanjang masa kerja Messi.
Kini yang bisa dan harus dilakukan Barcelona adalah mencari pengganti sepadan dari lelaki kelahiran Rosario tersebut.
Jika melihat kondisi keuangan Barcelona sekarang, rasanya sulit melihat mendatangkan pemain bintang di sisa waktu bursa transfer musim ini.
Jangankan beli pemain bintang dengan harga selangit, sekadar mendaftarkan Memphis Depay, Sergio Aguero, dan Eric Garcia yang mereka rekrut secara gratis saja sulitnya minta ampun karena terganjal aturan pembatasan gaji yang berlaku di La Liga.
Walau akhirnya proses pendaftaran tersebut berhasil, tetapi rasa malu tetap saja mereka rasakan.
Satu pertanyaan lalu mengemuka. Siapa yang akan menjadi juru selamat baru setelah kepergian Messi?
Antoine Griezmann
Nama pertama sekaligus paling potensial tentu saja Antoine Griezmann. Pemain yang didatangkan dari Atletico Madrid seharga 120 juta Euro ini merupakan sosok dengan nama besar yang punya potensi menggantikan peran Messi.
Sayangnya selama dua musim membela Blaugrana, Griezmann masih belum mampu menunjukkan performanya seperti saat membela Atletico dan tim nasional Prancis.
Bisa saja adanya Messi di skuad Barcelona membuat Griezmann jadi terpinggirkan karena ia dipinggirkan.
Maka kini dengan ketiadaan pria Argentina tersebut, Griezmann bisa mendapatkan peran utama yang lebih esensial seperti yang ia terima di Atletico dahulu.
Phillipe Coutinho
Nama kedua adalah Phillipe Coutinho. Nasibnya kurang lebih sama seperti Griezmann, datang dengan harga selangit setelah tampil superior bersama Liverpool.
Namun karena memiliki posisi dan gaya main yang mirip dengan Messi, Coutinho mesti menerima nasib terpinggirkan dari tim dan sempat dipinjamkan ke Bayern Munchen.
Saat menjalani masa peminjaman di Jerman, catatan Coutinho sebenarnya cukup impresif. Semusim di Allianz Arena, ia bermain di 40 pertandingan dengan catatan 11 gol.
Bayern sempat dikabarkan ingin mempermanenkan Coutinho, namun karena harganya terlampau tinggi, raksasa Bundesliga tersebut urung merealisasikannya.
Alhasil, Coutinho pulang ke Barcelona pada musim lalu. Malang, sekembalinya ke Camp Nou, ada banyak kisah kelam yang menyertainya.
Pemain asal Brasil ini justru harus menepi lama dari lapangan hijau akibat cedera parah yang dideritanya.
Aguero, Ansu Fati, Dembele, Depay
Opsi pengganti lain tentu ada pada nama-nama seperti Aguero, Ansu Fati, Ousmane Dembele, dan Depay.
Walau berstatus anak baru di Camp Nou, tetapi Aguero dan Depay punya kualitas untuk menjadi bintang andalan baru Blaugrana.
Maka wajar bila Ronald Koeman memberi tempat kepada mereka serta menit bermain yang lebih.
Sementara Ansu Fati dan Dembele tergolong masih muda sehingga status juru selamat baru bisa membebani mereka.
Terlebih, baik Ansu Fati maupun Dembele cukup sering dibebat cedera. Kalau problem tersebut tak mampu diatasi, maka sulit melihat keduanya menjadi figur krusial.
Martin Braithwaite
Selama ini, nama Martin Braithwaite seringkali disepelekan. Bahkan ia disebut sebagai Lord (bermakna ejekan) di skuad Barcelona.
Meski banyak yang menertawakan Braithwaite, tetapi pria asal Denmark ini tetap menyimpan potensi menjadi juru selamat anyar Blaugrana.
Apalagi selama Piala Eropa 2020 lalu, Braithwaite tampil cukup baik. Tren tersebut akan coba dilanjutkannya di level klub.
Anjing boleh saja menggonggong, tetapi Braithwaite akan terus menatap ke depan, menjawab tantangan dengan gol-golnya. Laga melawan Real Sociedad adalah buktinya.
Kini semuanya bergantung pada sentuhan Koeman sebagai pelatih. Ia tentu memahami kekurangan dan kelebihan skuadnya.
Mencari juru selamat baru bagi Barcelona bukanlah pekerjaan mudah. Namun hal itu juga bukan kemustahilan sebab Blaugrana punya sumber daya yang cukup di skuadnya.