Keistimewaan Jogja dewasa ini sudah dikorup maknanya oleh para investor dan stakeholder rakus yang tak lagi mengindahkan adagium Hamemayu Hayuning Bawono. Agar tak kehilangan identitasnya, semua elemen Jogja bisa belajar dari Arsenal.

Di Afrika, praktik perdukunan nyaris tak bisa dipisahkan dari sepak bola. Sudah ada banyak kasus yang menunjukkan bahwa praktik klenik dan takhayul masih amat dipercayai di Benua Hitam. Namun, bagi Abedi Pele, praktik klenik ini tak lebih dari taktik psikologis semata.

Persebaya adalah ikon kota Surabaya yang takkan pernah habis untuk diceriterakan seluk beluknya. Sejak tahun 2014, sudah ada tiga buku mengenai Persebaya yang ditulis dan beredar di masyarakat. Hal ini merupakan sebuah deja vu dari apa yang pernah terjadi pada dasawarsa 1980-an.

Menamai anak dengan nama berbau sepak bola memang sudah merupakan hal lazim. Biasanya, nama pemain lah yang diambil untuk menjadi nama si anak, akan tetapi, ada juga orang tua yang berani “berjudi” menamai anaknya dengan nama klub kesayangan.

Ada missing link di sepak bola profesional Indonesia. Awalnya, penggabungan Perserikatan dan Galatama ini dimaksudkan untuk menciptakan satu kompetisi profesional yang holistik, namun pada akhirnya, kapitalisme semu yang mendasari unifikasi ini menjadi masalah baru yang berujung akut.

IFK Gothenburg adalah sebuah mukjizat bagi persepakbolaan Swedia dan Eropa. Bermaterikan pemain-pemain amatir, mereka pernah mengejutkan Eropa pada dekade 1980-an. Lebih jauh lagi, IFK Gothenburg adalah klub rakyat yang sesungguhnya.