Liga Indonesia 2017 akan bergulir pada 15 April mendatang dengan dibuka laga Persib Bandung melawan Arema FC di Gelora Bandung Lautan Api pukul 18:30. Pertandingan pembuka akan disiarkan langsung oleh TVOne setelah Viva Group berhasil mendapatkan hak siar.
Ada beberapa hal yang menarik dari liga resmi pertama setelah jeda pasca-pembekuan PSSI oleh Menpora yang diikuti sanksi FIFA ini. Pertama, ada dua sponsor utama yang jadi nama resmi liga: Gojek dan Traveloka.
Kemarin sore (29/3) penulis sempat mendengar bahwa nama resminya adalah Go-Liga 1, hal ini merujuk pada santernya Gojek Indonesia menjadi sponsor utama. Tapi, setelah diumumkan langsung oleh Edy Rahmayadi, ketua umum PSSI, ternyata nama resminya adalah Gojek Traveloka Liga 1.
Ada dua perusahaan yang namanya jadi nama kejuaraan. Rasa-rasanya jarang sekali ada kejadian seperti ini atau mungkin ini yang pertama. Sepanjang saya aktif di organisasi yang bikin kegiatan sejak SMP hingga sempat kerja di event organizer, biasanya aturan sponsor yang jadi nama acara hanya boleh satu perusahaan.
Gojek Traveloka Liga 1
Yg mau ke stadion laga home bs naik Gojek.
Yg away pesen tiket sm hotel via traveloka.
Tp jeneng liga ne kok py 😂😂
— fandom.id (@Fandom_ID) March 29, 2017
Dari nama liga dan sponsor utama kita sudah tahu bahwa liga ini memang beda. Dengan adanya dua sponsor utama ini, semoga saja uang subsidi sebesar 7,5 miliar rupiah bisa diberikan di awal.
Dengan ada 18 kontestan, berarti dibutuhkan 135 miliar rupiah hanya untuk subsidi ke klub. Uang sebesar itu belum menutup semua biaya penyelenggaraan kompetisi, karena baru satu aspek untuk subsidi.
Sementara untuk operasional seperti gaji wasit, karyawan, dan lain sebagainya tentu butuh uang yang tidak sedikit. Jadi, keputusan untuk menggandeng dua sponsor utama dirasa akan mempermudah operasional kompetisi disamping PT Liga Indonesia Baru juga akan mencari dana dari sponsor pendamping.
Hak siar liga
Selain sponsor utama, Viva Group juga dipastikan akan memegang hak siar pertandingan. Akan ada 355 pertandingan di Liga 1 dan Liga 2 yang akan disiarkan secara langsung.
Ada dua stasiun TV swasta nasional yang berada di bawah naungan Viva Group, yakni TVOne dan ANTV. Sejauh ini baru TVOne yang dikabarkan akan menyiarkan pertandingan secara langsung.
tvOne Resmi Genggam Hak Siar Kompetisi Liga 1 https://t.co/T2dpitNnV7 #tvOneMemangBeda
— tvOneNews (@tvOneNews) March 29, 2017
Akan ada 13 pertandingan setiap minggunya, dengan rincian 7 pertandingan Liga 1 setiap hari Senin, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Lalu 6 laga Liga 2 juga akan turut disiarkan.
Setelah sebelumnya tak ada laga Liga 2 (dulu Divisi Utama) yang disiarkan, kini official broadcaster akan turut menggarapnya. Ini tentu perlu disikapi dengan hati-hati oleh para penggiat TV berbasis digital (live streaming) seperti Elja TV, Celebest TV, Sambernyawa TV, dan lain sebagainya.
Karena bisa jadi dengan hak siarnya dimiliki oleh TV nasional maka televisi digital tersebut tak boleh lagi menyiarkan pertandingan secara live streaming. Aturan tentang ini sebaiknya lekas diumumkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran yang berakibat kesalahan memahami aturan yang berlaku.
Aturan unik Liga 1
Selain perihal sponsorship dan televisi, PT LIB dan PSSI sudah mengumumkan perihal aturan. Ada beberapa hal yang kiranya unik dan menimbulkan perdebatan.
Pertama, setiap tim hanya boleh mengontrak 2 pemain di atas usia 35 tahun dan wajib memiliki 5 pemain U-23 yang 3 di antaranya harus dimainkan minimal selama 45 menit.
Pemaksaan untuk memainkan pemain muda ini diharapkan bisa memberi pelatih timnas banyak pilihan pemain U-23 sebagai punggawa timnas U-23 sekaligus fondasi untuk timnas senior di masa mendatang.
Masalahnya kemudian, regulasi ini membuat pemain muda harganya melambung. Semua klub tentu berebut pemain muda terbaik, jadi salah satu untuk menarik minat bergabung dengan menaikkan nilai kontrak.
Operator liga juga sudah menyatakan bahwa jika pemainnya dipanggil ke tim nasional, klub wajib melepasnya dan mencari pengganti pemain U-23. Contohnya Bhayangkara FC yang 4 pemainnya ke timnas U-23, perlu untuk mencari pemain muda lain agar tetap bisa memainkan 3 pemain sebagai starter di liga.
Kebijakan pembatasan pemain berusia 35 tahun ke atas ini tentunya akan memaksa banyak pemain senior pensiun. Pasalnya regulasi Liga 2 belum final dan kemungkinan juga tidak banyak memberi ruang bagi pemain yang berada di atas 30 tahun.
Terkait dengan komposisi pemain ini, ada lagi aturan yang cukup menggelikan di mana marquee player boleh sampai 5 pemain. Dengan catatan marquee player tidak termasuk dalam skema 3 pemain asing (2+1 asia), gajinya di luar salary cap 15 miliar rupiah, pernah main di Piala Dunia dan liga top Eropa.
Jadi, sebuah klub yang kaya raya bisa memiliki 8 pemain asing!
Bagi klub kaya saatnya menunjukkan arogansi krn akan BOLEH memainkan 8 pemain asing plus 3 pemain U22. Pemain lokal usia >25 tdk ada tempat
— Achsanul Qosasi (@AchsanulQosasi) March 30, 2017
Tidak berhenti di situ, ada aturan mengenai setiap tim boleh mengganti 5 pemainnya dalam satu pertandingan. Daftar Susunan Pemain (DSP) yang biasanya berisi daftar 18 pemain pun, boleh diisi dengan 20 pemain.
Apakah ini tidak menyalahi aturan FIFA yang membatasi pergantian 3 pemain?
Sejauh yang kami tahu, FIFA atau AFC tidak akan memberi sanksi pada kita terkait hal tersebut. Tetapi, kebijakan ini bisa melunturkan nilai kompetisi dalam satu pertandingan.
Faktor kompetitifnya akan mengendur karena pelatih bisa mudah memaksimalkan pergantian pemain. Bisa juga digunakan untuk mengulur waktu pertandingan dengan pergantian pemain.
Saya memang tidak pernah mengenyam pendidikan formal sebagai pelatih sepakbola atau mengenyam pendidikan FIFA Master, tapi jujur saja, aturan itu cukup menggelikan. Semoga saja, semua aturan ini dipilih semata-mata untuk kepentingan tim nasional kita.
Tapi, ya biarlah suka-suka operator mau bagaimana, kalau nanti banyak masalah, mereka yang akan repot sendiri kan?
Selamat datang di Liga Indonesia yang memang beda!